Sifat Sejarah Objektif

Sifat Sejarah Objektif – Ilmu sejarah sebenarnya ilmu yang sangat bermanfaat untuk manusia. Tidak hanya menguak apa yang terjadi di masa lalu, tapi juga pengetahuan yang terpendam di dalamnya. Selain menguak pengetahuan dan kebenaran, kebenaran dari suatu peristiwa atau masa lalu suatu bangsa juga bisa dijadikan kajian ilmu. Sejarah yang dipandang dalam lingkup luas sebenarnya mencangkup beberapa ilmu pengetahuan lain, tidak hanya terpaku pada sejarah dunia saja. Tapi juga beberapa sejarah mengenai penemuan-penemuan, sejarah terciptanya alam semesta, sejarah mengenai sesuatu yang sudah punah, dll. Nah, agar ilmu sejarah tidak disalahgunakan dan kebenaran dari kajian tersebut bisa dipertanggungjawabkan, tentu ada syarat yang harus dipenuhi. Salah satu syarat sejarah bisa disebut dengan sejarag adalah sifat ilmu sejarah objektif. Berikut ini pembahasannya.

Ilmu sejarah bersifat objektif berarti, menggambarkan peristiwa di masa lampau sebagai mana adanya. Tidak ada pengurangan dan penambahan pada suatu peristiwa yang akan ditinjau. Sejarah bersifat objektif sangat penting agar kejadian asli sejarah bisa terkuak dan diberitahukan pada generasi sekarang. apabila kejadian di sejarah tersebut mengalami penambahan atau pengurangan, maka ilmu sejarah tersebut tidak bersifat objektif lagi. Apabila peristiwa sejarah tidak memiliki sifat objektif, maka peristiwa tersebut tidak bisa disebut dengan sejarah. Sifat objektif inilah yang membedakan sejarah dengan karya sastra atau fiksi masa lampau. Oleh karena itu, agar peristiwa sejarah bisa dikaji dan memiliki sifat sejarah objektif, sejarawan harus pandai-pandai menguak dan meninjau peristiwa secara utuh yang tentunya juga disertai bukti-bukti nyata agar peristiwa tersebut bisa diterima publik sebagai sejarah.

Selanjutnya, sejarah bersifat objektif juga berarti kajian peristiwa jauh dari pendapat pribadi. Tentunya dari bukti-bukti yang sudah ditemukan, sejarawan harus mempu mengira-ngira dan meninjau apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Nah, rekonstruksi peristiwa seperti ini harus jauh dari pendapat dan pikiran baik pribadi maupun golongan. Tentunya, hal ini sangat berfungsi untuk menyusun sejarah secara murni. Seorang sejarawan yang baik ketika akan mengkaji suatu peristiwa sejarah harus memiliki sifat objektif, yang berarti dekat dengan objek yang akan dikaji. Kedekatan sejarawan dengan objek akan membuat sejarawan mampu merekonstruksi suatu peristiwa hingga mendekati kebenaran yang ada.

Apabila suatu peristiwa sejarah memiliki dua sifat objektif diatas, maka bisa disebut sebagai sejarah dan boleh disebarkan pada khalayak publik. Sifat objektif dari sejarah sangat berguna untuk menjauhkan kepentingan seseorang atau golongan guna memonopoli sejarah. Monopoli sejarah adalah hal yang sangat merugikan karena memberikan fakta palsu pada publik sehingga apa yang salah justru dianggap benar. Maka dari itu, jika anda membaca sesuatu mengenai sejarah terutama sejarah indonesia, pastikan bacaan tersebut memiliki sifat sejarah objektif.

Artikel Lainnya :

  • Sifat Sejarah

Related Posts