Apa Metode Distribusi Surplus?

Keuntungan yang dapat dibagi harus didistribusikan di antara pemegang polis dan pemegang saham. Masalah utama adalah distribusi keuntungan kepada pemegang polis. Dua metode (i) Skema Bonus Seragam dan (ii) Skema Kontribusi dijamin sambil mendistribusikan laba kepada pemegang polis.

Paket Bonus Seragam :

Dengan metode ini, tingkat bonus yang seragam diberikan kepada semua pemegang polis dari jenis tertentu. Tingkat bonus didasarkan pada jumlah polis. Misalnya, Rp. 25 per seribu untuk polis seumur hidup telah dinyatakan sebagai bonus. Jadi, satu-satunya ekuitas dengan rencana ini adalah jumlah polis. Semakin tinggi jumlah polis, semakin tinggi jumlah bonus untuk suatu polis.

Tingkat bonus ditentukan hanya dengan menghitung jumlah total laba yang dapat dibagi dan mengalikannya dengan jumlah asuransi sebesar Rs. 1.000 dan sekali lagi membagi seluruh jumlah dengan jumlah asuransi berdasarkan polis yang berpartisipasi, pada saat penilaian. Dengan demikian bonus per seribu dapat dihitung dengan mudah untuk periode tertentu.

Dengan demikian, sistem ini populer, sederhana dan fleksibel, tetapi tidak terlalu adil atau tidak membuat perbedaan antara kebijakan berdasarkan kontribusinya terhadap surplus.

Namun, beberapa orang berpendapat bahwa dalam jangka panjang, itu akan menjadi ekuitas karena pada periode awal polis ketika kontribusinya lebih kecil, dia mendapatkan jumlah yang lebih tinggi dan pada tahap selanjutnya ketika kontribusinya lebih tinggi dia akan mendapatkan. jumlah bonus yang lebih kecil. Dengan demikian mengambil total durasi polis, dia mendapatkan bagian yang sama dari kontribusinya.

Metode Kontribusi :

Prinsip penting dari metode ini adalah bahwa surplus yang dapat dibagi harus dialokasikan ke berbagai kebijakan secara proporsional dengan kontribusi masing-masing kebijakan terhadap surplus.

Semakin tinggi kontribusi suatu polis, semakin tinggi seharusnya jumlah bonus yang diumumkan padanya. Karena ada beberapa sumber surplus, kontribusi masing-masing sumber harus dianalisis. Untuk tujuan ini ada dua hal yang harus diperhatikan.

  1. Kontribusi jenis kebijakan tertentu terhadap surplus total.
  2. Kontribusi setiap sumber surplus kebijakan tertentu terhadap total surplus akan ditentukan. Kemudian, berdasarkan kontribusi masing-masing kebijakan, surplus dialokasikan.

Perhitungannya dibuat sederhana dengan hanya mengambil tiga sumber surplus yaitu. Mortalitas, Bunga dan Penghematan Biaya.

Ini disebut ‘Rencana Kontribusi Tiga Faktor’. Kadang-kadang, tabungan kematian diabaikan dan hanya dua faktor yaitu. kelebihan bunga dan loading saving menjadi pertimbangan untuk menentukan besaran iuran masing-masing polis.

Metode ini sebagian besar memperhatikan prinsip ekuitas. Namun dalam praktiknya, perhitungannya sangat sulit dan rumit. Oleh karena itu, tidak populer.

Related Posts