Pentingnya faktor Rh dengan contoh

Landsteiner dan Wiener (1940) menemukan satu lagi jenis antigen (agglu ­tinogen) dalam sel darah merah manusia. Ini dinamai Rhesus Moneky (Macaca rhesus) dan disebut faktor Rh atau antigen Rh. Itu ada di sekitar 95% orang India (sekitar 85% orang kulit putih juga memilikinya). Namun serum tidak memiliki antibodi yang sesuai pada manusia.

Ketika darah monyet rehsus disuntikkan ke kelinci, kelinci menghasilkan antibodi terhadapnya. Ketika antiserum ini (serum dengan antibodi) diuji terhadap ­aglutinasi darah manusia terjadi pada sekitar 85% kasus. Sekitar 15% tidak terjadi aglutinasi. Orang yang darahnya menggumpal dengan serum Rh monyet disebut Rh positif dan bila tidak terjadi aglutinasi disebut Rh negatif.

Enam kelompok faktor Rh telah diidentifikasi pada manusia C, c, D, d, E dan e. Dari ini D dan d adalah yang paling umum. D adalah gen Mendel sehingga dominan terhadap d. Hampir semua manusia (85%) yang Rh positif termasuk golongan D sedangkan orang Rh negatif termasuk golongan d.

Pentingnya faktor Rh dapat dipastikan dari contoh berikut ­.

  1. A) Asumsikan individu Rh negatif mendapat transfusi darah dari individu Rh positif. Pada contoh pertama tidak akan terjadi apa-apa karena tidak ada antibodi alami dalam serum individu Rh-negatif. Tetapi keberadaan darah Rh akan menginduksi produksi antibodi. Namun tidak ada yang akan terjadi karena tidak ada antibodi yang cukup. Jika individu Rh negatif yang sama membutuhkan transfusi lain dari darah Rh positif, darah donor “akan menunjukkan aglutinasi karena antibodi sudah ada. Ini mungkin berbahaya bagi penerima.
  2. b) Seorang wanita Rh negatif menikah dengan pria Rh positif. Anak dari pasangan ini jelas tergolong Rh positif karena gen D dominan terhadap d. Namun pada kehamilan pertama, anak tidak dirugikan meskipun darah ibu dan darah anak bercampur. Sekali lagi darah ibu dengan Rh negatif tidak akan menghasilkan antibodi yang cukup untuk menghemolisis darah anak.

Tetapi dengan setiap konsepsi yang berhasil, antibodi dalam darah ibu terakumulasi ­terlambat, kadang-kadang anak ketiga atau bahkan anak kedua itu sendiri mungkin mengalami hemolisis darah (Rh positif) yang menyebabkan eritroblas dari sumsum tulang masuk ke dalam darah (untuk mengkompensasi sel darah merah yang hemolisis). ) Kondisi ini disebut Erythroblastosis foetalis. Bayi seperti itu umumnya masih lahir atau bahkan saat lahir sangat anemia. Ini dapat diselamatkan dengan transfusi darah total.

Related Posts