Sifat Sejarah Sebagai Ilmu

Sifat Sejarah Sebagai Ilmu – Sejarah sebagai ilmu pengetahuan sudah diajarkan pada anak sejak dini. Pendidikan formalnya dimulai di jenjang sekolah dasar. Meskipun begitu, anak-anak sebenarnya sudah belajar sejarah secara non formal dari orang tua mereka. Contohnya, ketika orang tua menceritakan pada anak mengenai sejarah bangsa indonesia yang secara singkat pernah dijajah belanda, diduduki jepang, lalu menyatakan kemerdekaan. Cerita sejarah dari orang tua seperti ini secara tidak sadar menanamkan peristiwa sejarah pada anak meskipun itu tidak didapat dari sekolah. Nah, ternyata sejarah sendiri menduduki beberapa posisi yang memiliki sifat. Beberapa posisi sejarah tersebut adalah sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai seni, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai peristiwa. Berikut ini akan dibahas mengenai posisi sejarah sebagai ilmu yang mencangkup beberapa aspek.

  1. Empiris

Sejarah bersifat empiris berarti sejarah merupakan peristiwa yang pernah dialami manusia, baik itu dapat dirasakan dengan indra maupun batin seperti sari dari norma, nilai, dll. Apabila tidak didapati sejarah bersifat empiris, maka keaslian dari peristiwa yang dikaji perlu dipertanyakan karena pasti ada saksi hidup dalam sejarah baik itu berupa rekaman atau dokumen dan saksi berupa manusia.

  1. Mempunyai Objek

Posisi sejarah sebagai ilmu juga mengharuskan sejarah mempunyai objek. Objek sejarah yang dimaksud disini adalah peristiwa yang akan dikaji dalam ilmu sejarah. Objek sifat sejarah sebagai ilmu haruslah jelas dan tidak dipengaruhi persepsi atau pendapat dari sejarawan. Maka dari itu, sejarawan harus pandai-pandai mencari bukti agar bisa merekonstruksi peristiwa sejarah sehingga mendekati kebenaran. Peristiwa yang dikaji oleh sejarawan pasti memiliki sudut pandang dari pengkaji.

  1. Ilmiah

Sejarah sebagai ilmu juga harus bersifat ilmiah. Ilmiah disini berarti sejarah mampu dipertanggung jawabkan baik itu keaslian dan kebenarannya. Oleh karena itu, sejarawan tidak bisa mengambil kesimpulan seenaknya berdasarkan bukti dan fakta yang ada. Melainkan harus menimbang mengenai keadaan, pendapat sejarawan lain, serta peristiwa sejarah yang terjadi berkaitan dengan peristiwa yang dikaji sehingga bisa dipertanggung jawabkan.

  1. Sistematik

Posisi yang membuat sejarah disebut ilmu juga mengharuskan sejarah bersifat sistematik. Hal ini berarti, peristiwa sejarah yang dikaji sistematis sehingga mudah dipahami. Terdapat kerangka berupa jalan cerita peristiwa sejarah yang dikaji sehingga tidka membingungkan pendengar. Hal ini juga berarti, untuk membuat sejarah yang sistematik, diperlukan sumber kuat dan runtutan certia sejarah yang bersangkutan.

Jika sudah memiliki 4 poin diatas, maka sejarah pantas berposisi sebagai ilmu. Posisi sejarah lainnya memiliki poin tersendiri yang beda dari pembahasan. Sejarah masih bisa dikatakan sebagai ilmu apabila salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi. Namun, jika sampai 2 poin tidak terpenuhi maka keotentikan peristiwa yang dikaji perlu dipertanyakan. Semoga bermanfaat pembahasan mengenai sifat sejarah sebagai ilmu.

Artikel Lainnya :

  • Penjabaran Mengenai Sifat Unik Sejarah

Related Posts