3 Prasasti Peninggalan Kerajaan Kalingga dan Sejarahnya

Kerajaan Kalingga adalah salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang diperkirakan berdiri pada abad ke-6 hingga ke-7 Masehi. Kerajaan ini terletak di wilayah pesisir utara Jawa Tengah, dengan pusat pemerintahan yang diperkirakan berada di sekitar daerah Jepara atau Pekalongan saat ini. Kalingga dikenal sebagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan budaya dan sistem pemerintahan di Indonesia pada masa awal.

Salah satu sumber utama yang mengungkap keberadaan kerajaan ini adalah berbagai prasasti peninggalannya. Prasasti-prasasti tersebut memberikan informasi berharga tentang sistem pemerintahan, kehidupan sosial, ekonomi, dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kalingga. Artikel ini akan membahas prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga, beserta isi, makna, dan peranannya dalam memahami sejarah Nusantara.

Prasasti Peninggalan Kerajaan Kalingga

1. Prasasti Tukmas

Prasasti Tukmas adalah salah satu prasasti yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kalingga. Prasasti ini ditemukan di daerah Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta, prasasti ini memberikan gambaran mengenai pengaruh budaya India di kerajaan tersebut.

Prasasti ini memiliki simbol-simbol yang mencerminkan ajaran Hindu, seperti gambar trisula (senjata Dewa Siwa), kendi, cakra, dan bunga teratai. Selain itu, prasasti ini menyebutkan adanya sumber mata air yang dikaitkan dengan Sungai Gangga di India, yang menunjukkan bahwa masyarakat Kalingga memiliki hubungan spiritual dengan kebudayaan India.

Sebagai ilustrasi, prasasti ini dapat diibaratkan sebagai bukti bahwa agama dan budaya India telah menyebar hingga ke pedalaman Jawa, bukan hanya di pesisir atau pusat-pusat perdagangan. Dengan adanya simbol-simbol keagamaan, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Kalingga memiliki penduduk yang menganut Hindu dan Buddha serta telah mengenal konsep peradaban yang maju.

2. Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti ini ditulis dalam aksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno, yang menunjukkan perkembangan bahasa lokal yang sudah mulai mengadopsi pengaruh luar.

Isi prasasti ini menyebutkan seorang tokoh bernama Dapunta Selendra yang diduga merupakan leluhur dari Wangsa Sailendra, dinasti yang kelak berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno. Dengan kata lain, prasasti ini memberikan petunjuk tentang keterkaitan antara Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Mataram Kuno yang berkembang pada masa berikutnya.

Sebagai contoh, prasasti ini bisa dianalogikan sebagai surat keluarga kuno yang mengungkap asal-usul suatu dinasti. Dengan menyebutkan nama tokoh dan keluarganya, prasasti ini membantu sejarawan memahami bagaimana hubungan antarkerajaan di Nusantara terbentuk dan berkembang.

3. Prasasti Upit

Prasasti Upit adalah prasasti lain yang berkaitan dengan Kerajaan Kalingga, meskipun keberadaannya tidak sepopuler prasasti lainnya. Prasasti ini ditemukan di daerah Temanggung, Jawa Tengah, dan mencantumkan beberapa informasi mengenai sistem hukum yang berlaku pada masa itu.

Prasasti ini menunjukkan bahwa hukum telah ditegakkan dengan sistem yang teratur di Kalingga. Konsep keadilan sudah diterapkan, dengan hukuman bagi pelanggar hukum dan perlindungan bagi masyarakat yang taat. Ini menegaskan bahwa pemerintahan di Kerajaan Kalingga telah memiliki struktur yang cukup kuat dan mampu menjaga ketertiban.

Jika dibandingkan dengan zaman modern, prasasti ini mirip dengan dokumen hukum atau undang-undang yang mengatur kehidupan masyarakat. Dengan adanya hukum tertulis, masyarakat Kalingga memiliki pedoman dalam menjalankan kehidupan sosial dan ekonomi mereka.

Peran Prasasti dalam Mengungkap Sejarah Kalingga

Prasasti-prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga memberikan banyak informasi penting tentang kehidupan masyarakat pada masa itu. Berikut adalah beberapa aspek utama yang bisa diungkap dari prasasti-prasasti tersebut:

1. Struktur Pemerintahan

Prasasti menunjukkan bahwa Kerajaan Kalingga memiliki sistem pemerintahan yang terorganisir. Salah satu tokoh yang paling dikenal dari kerajaan ini adalah Ratu Shima, yang terkenal dengan ketegasannya dalam menegakkan hukum. Konon, Ratu Shima sangat ketat dalam menjalankan aturan sehingga rakyatnya menjadi jujur dan disiplin.

Sebagai contoh, ada kisah yang menceritakan bahwa seorang pedagang asing pernah meninggalkan sekantong emas di jalanan Kalingga, dan tidak ada satu pun rakyat yang berani mengambilnya karena takut dihukum. Kisah ini mencerminkan bagaimana hukum dan etika masyarakat Kalingga sangat dijunjung tinggi.

2. Pengaruh Hindu-Buddha

Dari prasasti-prasasti yang ditemukan, terlihat jelas bahwa Kerajaan Kalingga mendapat pengaruh besar dari budaya Hindu dan Buddha. Simbol-simbol seperti trisula, cakra, dan bunga teratai yang ditemukan dalam prasasti menunjukkan adanya ajaran keagamaan yang berkembang di masyarakat Kalingga.

Selain itu, penggunaan bahasa Sanskerta dalam beberapa prasasti mengindikasikan bahwa hubungan dengan India cukup erat, baik dalam bidang agama, perdagangan, maupun budaya.

3. Kehidupan Ekonomi

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Kalingga terletak di wilayah yang strategis dalam jalur perdagangan. Prasasti-prasasti yang menyebutkan aliran sungai dan daerah perairan menunjukkan bahwa perdagangan melalui jalur sungai sangat berkembang.

Sebagai contoh, masyarakat Kalingga kemungkinan besar melakukan perdagangan dengan pedagang dari India dan Tiongkok, menukar hasil bumi seperti rempah-rempah dan kayu dengan barang-barang seperti kain sutra dan keramik.

4. Sistem Hukum yang Kuat

Keberadaan prasasti yang berisi aturan dan hukum menunjukkan bahwa Kerajaan Kalingga memiliki sistem hukum yang ketat. Seperti yang terlihat dari kisah Ratu Shima, hukum tidak hanya berlaku bagi rakyat biasa tetapi juga bagi keluarga kerajaan dan pejabat.

Jika dibandingkan dengan zaman modern, sistem hukum di Kalingga dapat disamakan dengan konstitusi atau peraturan daerah yang mengatur kehidupan masyarakat agar berjalan dengan tertib dan adil.

Kesimpulan

Prasasti peninggalan Kerajaan Kalingga merupakan bukti sejarah yang sangat berharga dalam memahami peradaban kuno di Nusantara. Melalui prasasti seperti Tukmas, Sojomerto, dan Upit, kita bisa mengetahui bagaimana struktur pemerintahan, sistem kepercayaan, hukum, serta kehidupan ekonomi di Kalingga berkembang pada masanya.

Selain itu, prasasti ini juga menunjukkan bahwa Kerajaan Kalingga memiliki hubungan yang erat dengan peradaban lain, seperti India dan Tiongkok, baik dalam aspek budaya maupun perdagangan. Keberadaan tokoh seperti Ratu Shima semakin menegaskan bahwa Kalingga adalah kerajaan yang memiliki sistem pemerintahan yang kuat dan menganut prinsip keadilan.

Dengan mempelajari prasasti-prasasti ini, kita tidak hanya mengenal sejarah Kerajaan Kalingga, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang bagaimana budaya dan hukum berkembang di Nusantara sejak zaman kuno. Warisan ini menjadi bagian penting dalam membangun identitas bangsa dan memahami akar peradaban Indonesia yang kaya dan beragam.