Contoh Dominasi Tidak Lengkap: Konsep, Mekanisme, dan Aplikasi dalam Genetika

Dalam dunia genetika, dominasi tidak lengkap adalah sebuah fenomena pewarisan sifat di mana tidak ada satu alel pun yang sepenuhnya dominan atau resesif. Ketika dua alel berbeda bergabung dalam suatu organisme heterozigot, hasil ekspresi gen yang dihasilkan adalah sifat antara (intermediat) atau campuran dari kedua alel. Artinya, keturunan yang muncul akan memiliki sifat atau warna yang berbeda dari kedua induknya. Fenomena ini berbeda dari dominasi lengkap, di mana satu alel sepenuhnya mengalahkan alel lainnya dalam ekspresi sifat. Artikel ini akan menjelaskan apa itu dominasi tidak lengkap, memberikan beberapa contoh nyatanya, serta menyajikan ilustrasi sederhana untuk memperjelas konsep tersebut.

Apa Itu Dominasi Tidak Lengkap?

Definisi dan Konsep Dasar Dominasi Tidak Lengkap

Dominasi tidak lengkap adalah bentuk pewarisan sifat di mana dua alel yang berbeda menghasilkan fenotipe (penampilan fisik) baru yang merupakan kombinasi dari kedua alel tersebut. Dalam dominasi tidak lengkap, alel yang diwariskan dari kedua induk tidak saling mendominasi secara penuh. Akibatnya, fenotipe yang dihasilkan adalah sifat campuran atau intermediat dari kedua alel induknya.

Fenomena ini sering terlihat pada warna bunga, warna bulu pada hewan, dan pada beberapa sifat manusia. Contoh paling umum dari dominasi tidak lengkap adalah warna bunga mawar dan bunga snapdragon (Antirrhinum majus), di mana persilangan antara dua bunga dengan warna berbeda menghasilkan bunga dengan warna baru yang merupakan campuran dari kedua warna induknya.

Mekanisme Kerja Dominasi Tidak Lengkap

Dalam dominasi tidak lengkap, jika suatu organisme memiliki dua alel yang berbeda (heterozigot), kedua alel tersebut akan mengekspresikan diri mereka secara sebagian, sehingga menciptakan sifat antara. Tidak ada alel yang benar-benar dominan atau resesif, sehingga keduanya saling berkontribusi dalam menentukan fenotipe keturunan.

Misalnya, jika alel “merah” dan alel “putih” bertemu dalam satu organisme, hasil yang muncul bukanlah merah atau putih, tetapi warna yang merupakan perpaduan dari keduanya, yaitu merah muda. Hal ini terjadi karena alel merah dan alel putih tidak sepenuhnya mendominasi satu sama lain, sehingga karakteristik yang muncul adalah campuran dari keduanya.


1. Warna Bunga Snapdragon (Antirrhinum majus)

Penjelasan Konsep Dominasi Tidak Lengkap pada Bunga Snapdragon

Salah satu contoh paling terkenal dari dominasi tidak lengkap adalah pada warna bunga snapdragon (Antirrhinum majus). Jika bunga snapdragon merah (RR) disilangkan dengan bunga snapdragon putih (WW), keturunannya memiliki warna yang berbeda dari kedua induknya. Bunga yang dihasilkan adalah bunga dengan warna merah muda (RW), sebuah warna campuran dari kedua alel.

Mekanisme Pewarisan

  • Genotipe RR: Bunga snapdragon berwarna merah.
  • Genotipe WW: Bunga snapdragon berwarna putih.
  • Genotipe RW: Bunga snapdragon berwarna merah muda.

Ketika bunga merah dan bunga putih disilangkan, tidak ada alel yang mendominasi penuh. Hasilnya adalah warna antara atau merah muda, yang merupakan ekspresi parsial dari kedua alel merah dan putih.

Ilustrasi

Bayangkan dua bunga snapdragon, satu berwarna merah cerah dan yang lain berwarna putih. Ketika keduanya disilangkan, hasilnya adalah bunga merah muda, yang memiliki penampilan antara dari kedua warna induk. Dominasi tidak lengkap memungkinkan terciptanya warna baru yang unik dan berbeda dari warna induknya.


2. Warna Bulu Kelinci Andalusia

Penjelasan Konsep Dominasi Tidak Lengkap pada Warna Bulu Kelinci Andalusia

Contoh dominasi tidak lengkap lainnya dapat dilihat pada warna bulu kelinci Andalusia. Kelinci ini memiliki dua warna dasar bulu, yaitu hitam dan putih. Ketika kelinci hitam dan kelinci putih disilangkan, keturunan yang dihasilkan memiliki bulu abu-abu atau perak, yang merupakan campuran dari warna hitam dan putih.

Mekanisme Pewarisan

  • Genotipe BB: Kelinci berwarna hitam.
  • Genotipe WW: Kelinci berwarna putih.
  • Genotipe BW: Kelinci berwarna abu-abu (campuran hitam dan putih).

Ketika dua kelinci dengan genotipe BB (hitam) dan WW (putih) disilangkan, anak-anaknya memiliki warna bulu abu-abu. Ini terjadi karena kedua alel hitam dan putih mengekspresikan diri secara parsial dalam bulu kelinci.

Ilustrasi

Bayangkan seekor kelinci berwarna hitam dan seekor kelinci berwarna putih. Ketika keduanya disilangkan, keturunan mereka memiliki warna bulu abu-abu, yang merupakan kombinasi dari warna hitam dan putih. Dalam dominasi tidak lengkap, alel hitam dan putih tidak sepenuhnya mendominasi satu sama lain, sehingga warna yang dihasilkan adalah campuran dari keduanya.


3. Warna Bunga Mawar

Penjelasan Konsep Dominasi Tidak Lengkap pada Bunga Mawar

Mawar adalah tanaman hias yang juga menunjukkan fenomena dominasi tidak lengkap. Persilangan antara mawar merah dan mawar putih sering kali menghasilkan mawar berwarna merah muda, yang merupakan warna antara kedua warna induknya. Ini terjadi karena kedua alel merah dan putih tidak mendominasi sepenuhnya.

Mekanisme Pewarisan

  • Genotipe RR: Mawar berwarna merah.
  • Genotipe WW: Mawar berwarna putih.
  • Genotipe RW: Mawar berwarna merah muda.

Ketika mawar merah dan mawar putih disilangkan, keturunannya memiliki warna merah muda yang merupakan hasil dari ekspresi parsial kedua alel.

Ilustrasi

Bayangkan dua mawar, satu berwarna merah dan yang lain berwarna putih. Ketika keduanya disilangkan, keturunan mereka memiliki warna merah muda, sebuah perpaduan warna yang menunjukkan dominasi tidak lengkap antara kedua alel merah dan putih.


4. Bulu Ayam Andalusia

Penjelasan Konsep Dominasi Tidak Lengkap pada Bulu Ayam Andalusia

Ayam Andalusia adalah contoh lain dari dominasi tidak lengkap, terutama pada bulunya yang bisa memiliki warna hitam, putih, atau biru. Ayam berwarna biru muncul sebagai hasil persilangan antara ayam berwarna hitam dan ayam berwarna putih. Warna biru ini adalah campuran yang dihasilkan karena tidak ada alel hitam atau putih yang sepenuhnya dominan.

Mekanisme Pewarisan

  • Genotipe BB: Ayam berwarna hitam.
  • Genotipe WW: Ayam berwarna putih.
  • Genotipe BW: Ayam berwarna biru.

Ketika ayam hitam dan ayam putih disilangkan, keturunan yang dihasilkan adalah ayam berwarna biru, menunjukkan ekspresi parsial dari alel hitam dan putih.

Ilustrasi

Bayangkan dua ayam, satu berwarna hitam dan satu lagi berwarna putih. Ketika keduanya disilangkan, keturunan mereka memiliki warna bulu biru, yang merupakan campuran dari kedua warna induk. Dalam dominasi tidak lengkap, warna biru ini muncul sebagai hasil ekspresi antara dari alel hitam dan putih.


5. Warna Kulit pada Beberapa Spesies Ikan

Penjelasan Konsep Dominasi Tidak Lengkap pada Warna Kulit Ikan

Beberapa spesies ikan, seperti ikan guppy, menunjukkan dominasi tidak lengkap pada warna kulitnya. Jika ikan berwarna biru disilangkan dengan ikan berwarna kuning, keturunan yang dihasilkan sering kali berwarna hijau. Warna hijau ini adalah hasil dari campuran warna biru dan kuning.

Mekanisme Pewarisan

  • Genotipe BB: Ikan berwarna biru.
  • Genotipe YY: Ikan berwarna kuning.
  • Genotipe BY: Ikan berwarna hijau.

Ketika ikan biru dan ikan kuning disilangkan, keturunan yang dihasilkan adalah ikan dengan warna hijau, yang menunjukkan bahwa tidak ada alel yang sepenuhnya dominan.

Ilustrasi

Bayangkan seekor ikan biru dan seekor ikan kuning. Ketika keduanya disilangkan, keturunan mereka memiliki warna kulit hijau, yang merupakan campuran dari kedua warna induk. Dominasi tidak lengkap memungkinkan terjadinya campuran warna ini.


Kesimpulan

Dominasi tidak lengkap adalah fenomena genetika yang memungkinkan munculnya fenotipe campuran atau intermediat dari kedua alel induknya. Berbeda dengan dominasi penuh, di mana satu alel benar-benar mendominasi yang lain, dominasi tidak lengkap memperlihatkan ekspresi sebagian dari kedua alel, menciptakan warna atau sifat baru yang berbeda dari induknya. Fenomena ini umum terjadi pada berbagai spesies tanaman, hewan, dan beberapa organisme lainnya.