Pembelajaran kooperatif – Konsep, prinsip dan kelebihan

Pembelajaran kooperatif – Konsep, prinsip dan kelebihan

Relevant Data:

  • Struktur Kelompok: Peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil dengan peran dan tanggung jawab yang terbagi secara adil.
  • Interaksi Sosial: Pembelajaran kooperatif mendorong interaksi sosial positif antar peserta didik untuk saling mendukung dan membangun pemahaman bersama.
  • Tanggung Jawab Bersama: Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok secara keseluruhan, bukan hanya keberhasilan individu.
  • Keterampilan Kolaborasi: Peserta didik belajar untuk bekerja sama, mendengarkan pendapat orang lain, dan menghargai keragaman pandangan.

Explanation:

  1. Struktur Pembelajaran:
    Pembelajaran kooperatif melibatkan pembentukan kelompok dengan tugas-tugas yang dirancang untuk mendorong kolaborasi dan diskusi antar anggota kelompok. Peserta didik saling membantu dan saling menguatkan untuk mencapai tujuan bersama.
  2. Peningkatan Pemahaman:
    Melalui diskusi dan pertukaran ide dalam kelompok, peserta didik memiliki kesempatan untuk mendalami pemahaman mereka, memperluas sudut pandang, dan melihat masalah dari berbagai perspektif.
  3. Pengembangan Keterampilan Sosial:
    Pembelajaran kooperatif membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi yang efektif, kepemimpinan, kerjasama, dan empati dalam konteks kerja tim.
  4. Pendorong Motivasi dan Keterlibatan:
    Kerja sama dalam kelompok memberikan motivasi tambahan bagi peserta didik, karena mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan bersama. Hal ini juga dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif tidak hanya memperkuat pemahaman konsep, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan mempraktikkan kerja sama dan kolaborasi sejak dini, peserta didik siap menghadapi tantangan di masa depan dengan sikap yang inklusif dan progresif.

Resources:

  1. “Cooperative Learning in Higher Education” by Barbara Millis (Stylus Publishing)
  2. “Collaborative Learning Techniques: A Handbook for College Faculty” by Elizabeth F. Barkley (Jossey-Bass)
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran di mana peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran bersama. Melalui kerja sama dan kolaborasi, peserta didik dapat meningkatkan pemahaman, keterampilan sosial, dan kemampuan pemecahan masalah.

Pembelajaran kooperatif menimbulkan perlunya pertukaran informasi antar siswa.

Apa itu pembelajaran kooperatif?

Belajar adalah proses di mana orang memperoleh pengetahuan, keyakinan, dan nilai-nilai baru, sebagai hasil dari dinamika pengamatan, praktik, dan penalaran. Pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks, yang dapat didekati dari sudut pandang yang berbeda, dan hal ini memungkinkan dirancangnya teori pembelajaran yang berbeda, yaitu penjelasan dan deskripsi yang berbeda mengenai suatu subjek.

Teori belajar, pada saat yang sama, memungkinkan terciptanya metode belajar dan mengajar yang berbeda, yang berbeda satu sama lain dalam cara mereka memahami fakta belajar. Salah satu metode tersebut adalah pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah jenis pembelajaran konstruktivis yang menganggap pengalaman akademik sebagai fakta sosial di dalam kelas, dan oleh karena itu menimbulkan perlunya kerja sama tim dan pertukaran informasi antar siswa. Dengan cara ini, siswa tidak hanya berperan aktif dalam pembelajarannya sendiri, tetapi juga meningkatkan pembelajaran orang lain.

Salah satu pendukung dan pelopor pembelajaran kooperatif adalah psikolog pendidikan Amerika John Dewey (1859-1952), seorang pemimpin pedagogi progresif di negaranya pada abad ke-20. Idenya mengusulkan pengajaran yang “berpusat pada anak”, yang akan mengubah ruang kelas menjadi lingkungan sosial yang penuh interaksi dan saling membantu.

Lihat juga: Pendekatan pedagogis

Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam proses belajar, sehingga setiap anggota kelompok dapat memahami dan mempelajari materi dengan lebih baik. Metode ini menekankan kolaborasi, interaksi sosial, serta tanggung jawab individu dan kelompok.

Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari metode pembelajaran lainnya, antara lain:

1. Interaksi Tatap Muka

Pembelajaran kooperatif melibatkan interaksi tatap muka yang intensif antara anggota kelompok. Siswa berdiskusi, berbagi ide, dan bekerja sama untuk menyelesaikan tugas.

2. Tanggung Jawab Individu dan Kelompok

Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompok secara keseluruhan. Selain itu, setiap individu juga memiliki tanggung jawab untuk memahami dan menyelesaikan bagian tugasnya.

3. Kerja Sama

Kerja sama adalah inti dari pembelajaran kooperatif. Siswa belajar untuk mendukung dan menghargai kontribusi satu sama lain, serta bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

4. Keterampilan Sosial

Pembelajaran kooperatif mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan pemecahan konflik. Siswa belajar bagaimana berinteraksi secara efektif dengan orang lain.

5. Evaluasi Kelompok

Evaluasi dalam pembelajaran kooperatif dilakukan berdasarkan kinerja kelompok. Kelompok dievaluasi secara keseluruhan, namun tanggung jawab individu tetap diperhatikan.

Prinsip pembelajaran kooperatif

Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif dapat dirumuskan sebagai berikut:

  • Pembelajaran merupakan fakta sosial yang terjadi di ruang kelas dan memerlukan upaya individu dan konteks kelompok yang sesuai. Kerja sama dan kolaborasi adalah prinsip dasarnya, dan dinamika idealnya adalah kerja tim.
  • Pembelajaran bersifat konstruktivis, yaitu memerlukan partisipasi aktif siswa agar terjadi, dan tidak boleh terdegradasi pada peran pasif dan monoton yang dipaksakan oleh model pengajaran yang berbasis pada pengulangan dan hafalan.
  • Guru harus bertindak sebagai pembimbing dan pendamping dalam proses pembelajaran, memberikan bimbingan yang diperlukan agar hal itu terjadi. Tugasnya adalah untuk mempromosikan pembelajaran komprehensif, fokus pada pemecahan masalah.
  • Pembelajaran kelompok harus dilandasi oleh sinergi, saling ketergantungan yang positif, partisipasi yang adil dan tanggung jawab individu, serta interaksi yang simultan dan tatap muka dalam pemecahan masalah.
  • Menurut psikolog dan pendidik Amerika Spencer Kagan, pembelajaran kolektif dapat dipahami dengan slogan bahwa “ interaksi bagian-bagian melebihi jumlah bagian-bagian yang terisolasi.”

Keuntungan pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan sebagai berikut, dibandingkan model pendidikan tradisional:

  • Mempromosikan kerja tim, negosiasi dan pengakuan satu sama lain. Dengan kata lain, hal ini menumbuhkan semangat demokrasi.
  • Ia mengutamakan solidaritas dan kerja sama sebagai nilai fundamental keberadaan.
  • Hal ini mendorong rasa hormat, toleransi dan kesetaraan, tanpa mengurangi pemikiran kritis, kapasitas untuk refleksi dan upaya individu.
  • Mempersiapkan siswa untuk situasi sosial yang kompleks di kehidupan masa depan mereka.

Bagaimana cara menerapkan pembelajaran kooperatif?

Pembelajaran kooperatif, seperti namanya, memerlukan interaksi antar siswa, sehingga metode kerja yang disukai adalah dalam kelompok kecil, beranggotakan sekitar empat orang, yang harus seheterogen mungkin. Setiap individu harus mempunyai tujuan tertentu, yang merespon sistem interaksi yang dirancang dengan cermat, sehingga tidak dapat dicapai tanpa kerjasama dan usaha orang lain.

Tentu saja, bekerja dalam kelompok saja tidak cukup untuk mencapai pembelajaran kooperatif. Idenya adalah untuk menetapkan peran spesifik dalam setiap kelompok, untuk mendorong organisasi internal dan menegosiasikan pengelolaan waktu dan sumber daya. Penting bagi semua anggota kelompok untuk memenuhi peran tertentu dan semua peran sama pentingnya.

Kelompok belajar ini dapat terdiri dari tiga jenis:

  • Kelompok formal, yang beroperasi untuk jangka waktu bervariasi antara satu jam hingga beberapa minggu kelas. Tujuan kelompok harus bersifat umum dan siswa harus memastikan bahwa setiap anggota kelompok mencapai tujuan yang diusulkan. Persetujuan kelompok akan tergantung pada persetujuan masing-masing siswa.
  • Kelompok informal, yang beroperasi selama periode bervariasi antara beberapa menit dan satu jam kelas. Mereka dapat digunakan untuk kegiatan pengajaran langsung (seperti demonstrasi atau latihan), yang memerlukan interaksi, komunikasi, dan kolaborasi yang cepat namun tulus.
  • Kelompok dasar, yang beroperasi jangka panjang, selama tahun ajaran. Anggotanya bersifat tetap dan harus seheterogen mungkin, dengan moto utama bekerja sama secara akademis dan sosial dengan kemajuan pendidikan setiap rekannya. Idenya adalah agar para anggota membangun hubungan yang langgeng dan bertanggung jawab, yang mengajarkan mereka untuk bernegosiasi dan menghormati satu sama lain, berdasarkan saling ketergantungan.

Secara garis besar, skema kerja kelompok-kelompok ini harus merespon instruksi kerja, di mana mereka diberi peran aktif, memimpin dan saling bergantung, yang akan dikembangkan dalam jangka waktu tertentu. Pada akhir periode ini, kelompok harus mengevaluasi diri dan mengevaluasi kinerja masing-masing anggota, berdasarkan prinsip kritik yang membangun dan mendorong pertumbuhan individu.

Lanjutkan dengan: Pembelajaran berbasis masalah

Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai manfaat yang dapat mendukung proses belajar mengajar, antara lain:

1. Meningkatkan Pemahaman Materi

Dengan bekerja sama dan berdiskusi, siswa dapat memahami materi pelajaran dengan lebih baik. Mereka dapat saling membantu dan memberikan penjelasan yang mungkin lebih mudah dipahami.

2. Mengembangkan Keterampilan Sosial

Pembelajaran kooperatif membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti komunikasi, kerjasama, dan pemecahan masalah. Keterampilan ini sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

3. Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa cenderung lebih termotivasi ketika belajar dalam kelompok. Dukungan dari teman-teman sekelompok dapat mendorong siswa untuk lebih berpartisipasi dan berusaha dalam belajar.

4. Mengurangi Kecemasan

Belajar dalam kelompok dapat mengurangi kecemasan siswa, karena mereka merasa didukung oleh teman-temannya. Ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan nyaman.

5. Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Pembelajaran kooperatif mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar. Siswa menjadi lebih terlibat dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

Cara Menerapkan Pembelajaran Kooperatif

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas:

1. Bentuk Kelompok Kecil

Bentuk kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 siswa. Pastikan kelompok memiliki keragaman dalam kemampuan akademik dan latar belakang sosial.

2. Tentukan Tujuan dan Tugas

Jelaskan tujuan pembelajaran dan tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Pastikan setiap anggota kelompok memahami peran dan tanggung jawab mereka.

3. Berikan Instruksi yang Jelas

Berikan instruksi yang jelas tentang bagaimana kelompok harus bekerja sama. Jelaskan proses dan aturan yang harus diikuti selama bekerja dalam kelompok.

4. Fasilitasi Interaksi Kelompok

Fasilitasi interaksi antaranggota kelompok dengan memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bekerja sama. Dorong siswa untuk saling mendukung dan membantu.

5. Evaluasi dan Berikan Umpan Balik

Lakukan evaluasi terhadap kinerja kelompok dan berikan umpan balik yang konstruktif. Evaluasi dapat dilakukan melalui observasi, diskusi, atau penilaian hasil kerja kelompok.

Kesimpulan

Pembelajaran kooperatif adalah metode yang efektif untuk meningkatkan pemahaman materi, mengembangkan keterampilan sosial, dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan bekerja sama dalam kelompok kecil, siswa dapat saling mendukung dan belajar secara lebih efektif. Menerapkan pembelajaran kooperatif membutuhkan perencanaan dan fasilitasi yang baik, namun manfaat jangka panjangnya sangat berharga dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif.

Referensi

  1. Johnson, D. W., Johnson, R. T., & Holubec, E. J. (1994). Cooperative Learning in the Classroom. ASCD.
  2. Slavin, R. E. (1995). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Allyn & Bacon.
  3. Kagan, S. (1994). Cooperative Learning. Kagan Publishing.
  4. Gillies, R. M. (2007). Cooperative Learning: Integrating Theory and Practice. SAGE Publications.
  5. Jacobs, G. M., Power, M. A., & Loh, W. I. (2002). The Teacher’s Sourcebook for Cooperative Learning: Practical Techniques, Basic Principles, and Frequently Asked Questions. SAGE Publications.
  • “Teori pembelajaran” di Wikipedia.
  • Pembelajaran kooperatif” di Wikipedia.
  • “Pembelajaran kooperatif” (video) di UNED.
  • “Pembelajaran kooperatif di kelas” di Universitas Complutense Madrid (Spanyol).
  • “Catatan tentang pembelajaran kooperatif” oleh Elizabeth Gothelf di Pemerintahan Republik Argentina.

FAQs: Pembelajaran Kooperatif

Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif?

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran di mana para siswa bekerja secara bersama-sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa saling bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan mendukung satu sama lain dalam proses belajar.

Apa perbedaan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional?

Perbedaan utama antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran konvensional terletak pada fokusnya. Dalam pembelajaran kooperatif, kolaborasi dan interaksi antar siswa menjadi pusat perhatian, sementara dalam pembelajaran konvensional, siswa cenderung belajar secara mandiri dengan bimbingan guru.

Bagaimana manfaat dari pembelajaran kooperatif?

Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai manfaat, antara lain meningkatkan keterampilan sosial siswa, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan hasil belajar. Melalui kerja sama dalam kelompok, siswa juga dapat belajar untuk menghargai perbedaan, membangun kepercayaan diri, dan mengembangkan keterampilan komunikasi.

Bagaimana cara menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas?

Untuk menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas, guru dapat mengatur siswa ke dalam kelompok kecil, memberikan tugas atau proyek yang memerlukan kerja sama antar anggota kelompok, memberikan arahan yang jelas tentang peran masing-masing siswa, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Guru juga dapat memonitor dan mengevaluasi proses kerja sama dalam kelompok secara teratur.

Apakah semua siswa cocok untuk pembelajaran kooperatif?

Setiap siswa memiliki preferensi belajar yang berbeda, namun pembelajaran kooperatif dapat bermanfaat bagi sebagian besar siswa. Bagi siswa yang lebih suka belajar dalam lingkungan kolaboratif, pembelajaran kooperatif dapat menjadi metode yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka.

Bagaimana evaluasi dilakukan dalam pembelajaran kooperatif?

Evaluasi dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui penilaian individu berdasarkan kontribusi masing-masing anggota kelompok, penilaian kelompok berdasarkan hasil kerja sama dan pencapaian tujuan bersama, serta penilaian reflektif untuk mengevaluasi proses pembelajaran dan memperbaiki strategi di masa mendatang.