Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami berbagai perubahan fisiologis yang memungkinkan janin tumbuh dan berkembang dengan aman. Salah satu sistem yang paling penting dalam proses ini adalah plasenta dan struktur pendukungnya, termasuk korion. Meskipun keduanya berperan dalam menjaga kesehatan dan nutrisi janin, korion dan plasenta memiliki fungsi, struktur, dan waktu perkembangan yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan perbedaan mendasar antara korion dan plasenta, serta bagaimana keduanya bekerja sama dalam mendukung kehamilan yang sehat.
1. Pengertian Korion dan Perannya dalam Perkembangan Janin
Korion adalah salah satu membran yang mengelilingi embrio pada tahap awal perkembangan. Korion berkembang dari lapisan luar sel telur yang telah dibuahi, yang disebut trofoblas, dan merupakan salah satu dari empat membran ekstraembrionik yang terbentuk selama perkembangan awal kehamilan (membran lainnya termasuk amnion, yolk sac, dan allantois). Korion berperan penting dalam melindungi embrio dan berinteraksi dengan jaringan rahim ibu.
Seiring berkembangnya kehamilan, korion mulai membentuk jaringan pembuluh darah yang disebut vili korionik, yang nantinya akan menjadi bagian dari plasenta. Vili korionik ini memperluas area permukaan antara darah ibu dan janin, memungkinkan pertukaran nutrisi dan gas secara efektif. Korion juga menghasilkan hormon yang mendukung pertumbuhan janin dan membantu menjaga kehamilan.
Ilustrasi Sederhana: Bayangkan korion sebagai selimut pelindung yang membungkus embrio di awal kehamilan, yang secara bertahap mulai menumbuhkan jaringan seperti akar kecil yang akan menjadi bagian dari plasenta.
2. Pengertian Plasenta dan Fungsinya dalam Kehamilan
Plasenta adalah organ sementara yang berkembang di dalam rahim selama kehamilan. Plasenta terbentuk dari interaksi antara vili korionik dan jaringan rahim ibu. Fungsi utama plasenta adalah sebagai perantara antara tubuh ibu dan janin, yang memungkinkan transfer nutrisi, oksigen, serta pembuangan limbah dari janin. Selain itu, plasenta berfungsi sebagai penghalang yang melindungi janin dari infeksi dan beberapa zat berbahaya, meskipun beberapa zat seperti alkohol dan obat-obatan tetap bisa menembus plasenta.
Plasenta juga bertindak sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon-hormon penting seperti progesteron dan human chorionic gonadotropin (hCG). Hormon-hormon ini membantu menjaga lapisan rahim, mencegah kontraksi yang bisa menyebabkan keguguran, dan mempersiapkan tubuh ibu untuk menyusui setelah kelahiran.
Ilustrasi Sederhana: Bayangkan plasenta sebagai stasiun pengisian bahan bakar yang menyediakan semua kebutuhan janin, termasuk oksigen dan nutrisi, serta sebagai tempat pembuangan limbah.
3. Perbedaan dalam Pembentukan Korion dan Plasenta
Korion terbentuk lebih awal dibandingkan dengan plasenta, yaitu segera setelah pembuahan dan implantasi embrio di rahim. Pada awal kehamilan, sel-sel trofoblas (lapisan luar sel telur yang dibuahi) berkembang menjadi korion, yang kemudian membentuk vili korionik. Plasenta, di sisi lain, mulai terbentuk dari korion dan jaringan rahim yang bersatu sekitar minggu ke-4 hingga minggu ke-12 kehamilan.
Pada tahap awal kehamilan, korion bertanggung jawab untuk membentuk koneksi awal antara embrio dan rahim ibu. Namun, seiring perkembangan kehamilan, plasenta mulai mengambil alih fungsi utama dalam mendukung kehidupan janin dan menyediakan nutrisi. Pada trimester kedua dan ketiga, plasenta menjadi struktur utama yang menjalankan fungsi-fungsi penting dalam kehamilan.
Ilustrasi Sederhana: Bayangkan korion sebagai fondasi awal yang dibangun untuk membangun rumah (plasenta). Saat rumah sudah selesai dibangun, korion tetap ada, tetapi fungsi utamanya telah digantikan oleh plasenta.
4. Struktur dan Letak Korion serta Plasenta
Korion memiliki struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan plasenta. Korion adalah lapisan membran yang mengelilingi embrio dan berfungsi sebagai pelindung. Di dalam korion, terdapat lapisan-lapisan yang menutupi embrio, termasuk amnion, yang berisi cairan ketuban yang melindungi janin dari benturan. Vili korionik yang menempel pada dinding rahim juga mulai berkembang untuk memfasilitasi pertukaran nutrisi dan gas.
Plasenta, di sisi lain, memiliki struktur yang jauh lebih kompleks. Plasenta terdiri dari bagian janin dan bagian ibu. Bagian janin terbentuk dari vili korionik yang melekat pada rahim, sedangkan bagian ibu terbentuk dari lapisan rahim yang mengalami perubahan struktural untuk menopang kehamilan. Bagian plasenta yang menghadap janin dihubungkan ke tali pusat, yang menjadi jalur utama bagi darah janin untuk menerima oksigen dan nutrisi serta membuang limbah ke tubuh ibu.
Ilustrasi Sederhana: Bayangkan korion sebagai dinding pelindung di sekitar janin, sedangkan plasenta adalah jembatan yang terhubung antara janin dan tubuh ibu, dengan tali pusat sebagai saluran penghubung utama.
5. Perbedaan dalam Fungsi Korion dan Plasenta
Fungsi korion dalam kehamilan terutama adalah sebagai pelindung dan penyedia dukungan awal bagi embrio yang sedang berkembang. Korion menghasilkan hormon, termasuk hCG (human chorionic gonadotropin), yang penting untuk menjaga kehamilan pada trimester pertama. Korion juga menyediakan koneksi awal antara embrio dan rahim ibu, serta membantu dalam proses implantasi.
Sementara itu, fungsi plasenta jauh lebih kompleks dan luas. Plasenta bertanggung jawab untuk mengatur pertukaran nutrisi, oksigen, dan limbah antara ibu dan janin. Plasenta juga menghasilkan berbagai hormon yang penting untuk menjaga kehamilan hingga waktu persalinan. Plasenta juga berperan sebagai penghalang sebagian terhadap bakteri dan virus, serta melindungi janin dari infeksi yang bisa ditularkan melalui darah ibu.
Ilustrasi Sederhana: Bayangkan korion sebagai pengasuh awal yang melindungi dan membantu janin pada tahap awal kehamilan, sementara plasenta adalah orang tua yang menyediakan semua kebutuhan utama janin hingga kelahirannya.
6. Peran Plasenta dan Korion dalam Sistem Kekebalan Tubuh
Korion dan plasenta juga memainkan peran penting dalam melindungi janin dari serangan sistem kekebalan tubuh ibu. Karena janin memiliki gen dari ayah yang dianggap sebagai benda asing oleh tubuh ibu, korion membantu menciptakan lingkungan imunologis yang aman sehingga tubuh ibu tidak menolak janin. Vili korionik membantu membatasi kontak langsung antara sel janin dan sel ibu, yang membantu mencegah respons imun yang merugikan.
Plasenta lebih lanjut mendukung fungsi perlindungan ini dengan bertindak sebagai penghalang fisik dan kimia. Plasenta menghasilkan beberapa molekul yang menekan sistem kekebalan tubuh ibu di sekitar rahim, sehingga tubuh ibu tidak bereaksi terhadap janin sebagai benda asing. Selain itu, plasenta menghalangi bakteri dan virus yang dapat membahayakan janin, meskipun beberapa virus tertentu masih dapat menembus penghalang ini.
Ilustrasi Sederhana: Bayangkan korion dan plasenta sebagai pelindung yang bekerja sama untuk menjaga lingkungan janin dari serangan luar, seperti penjaga keamanan yang menjaga janin dari risiko yang tidak diinginkan.
7. Hubungan Korion dan Plasenta Selama Kehamilan
Korion dan plasenta tidak berdiri sendiri; keduanya bekerja bersama untuk mendukung perkembangan janin. Di awal kehamilan, korionlah yang pertama kali terbentuk dan menyediakan perlindungan serta nutrisi awal. Namun, ketika plasenta berkembang dan berfungsi penuh, peran korion sebagai penyedia nutrisi berkurang, dan plasenta mengambil alih peran utama dalam mendukung kehidupan janin.
Pada akhir kehamilan, plasenta menjadi organ yang benar-benar penting, dan korion tetap sebagai bagian dari selaput yang mengelilingi janin serta cairan ketuban. Korion juga berperan dalam mendukung struktur plasenta hingga waktu persalinan tiba, memastikan bahwa janin tetap dalam lingkungan yang aman dan terlindungi.
Ilustrasi Sederhana: Bayangkan korion sebagai fondasi yang dibangun untuk mendirikan bangunan (plasenta). Setelah bangunan siap digunakan, fondasi tetap ada sebagai bagian penting dari struktur yang menopang keseluruhan bangunan.
Kesimpulan
Korion dan plasenta adalah dua struktur yang sangat penting dalam kehamilan, tetapi memiliki fungsi dan struktur yang berbeda. Korion merupakan membran pelindung awal yang mendukung embrio pada tahap-tahap awal perkembangan, sedangkan plasenta adalah organ yang menyediakan nutrisi, oksigen, dan perlindungan bagi janin selama kehamilan berlangsung.