Perbedaan Relativisme dan Subjektivisme

Dalam filsafat, terutama dalam kajian tentang kebenaran, moralitas, dan pengetahuan, terdapat dua pandangan yang sering dibandingkan, yaitu relativisme dan subjektivisme.

  • Relativisme adalah pandangan bahwa kebenaran dan moralitas tergantung pada konteks budaya, sosial, atau historis tertentu.
  • Subjektivisme adalah pandangan bahwa kebenaran atau moralitas bergantung pada perspektif individu.

Meskipun keduanya menolak adanya kebenaran atau moral absolut yang universal, mereka berbeda dalam cara menentukan sumber utama kebenaran dan moralitas. Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas masing-masing dengan ilustrasi sederhana.

Apa Itu Relativisme?

Relativisme adalah gagasan bahwa kebenaran atau moralitas tidak bersifat mutlak, tetapi bergantung pada faktor eksternal seperti budaya, masyarakat, atau konteks tertentu.

1. Jenis-Jenis Relativisme

Relativisme dapat muncul dalam berbagai bentuk, tetapi dua yang paling umum adalah:

  1. Relativisme Kultural

    • Moralitas dan nilai-nilai tergantung pada budaya masing-masing.
    • Contoh: Apa yang dianggap baik di satu masyarakat bisa dianggap buruk di masyarakat lain.
  2. Relativisme Epistemologis

    • Pengetahuan bergantung pada sistem kepercayaan yang berbeda-beda di setiap masyarakat.
    • Contoh: Cara memahami ilmu pengetahuan di Barat berbeda dengan cara pemahaman di komunitas adat.

Ilustrasi Konsep:
Bayangkan relativisme seperti peta dunia yang berbeda dalam setiap budaya. Apa yang dianggap sebagai “timur” dalam satu peta mungkin tidak relevan dalam peta budaya lain, karena orientasi setiap peta dibuat berdasarkan perspektif masing-masing masyarakat.

2. Contoh Relativisme dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Makanan dan Tradisi

    • Di beberapa budaya, makan dengan tangan adalah hal yang sopan, sementara di budaya lain, penggunaan alat makan seperti garpu dan pisau lebih dihargai.
  • Norma Sosial

    • Pernikahan poligami dianggap normal dalam beberapa masyarakat, tetapi di tempat lain bisa dianggap tidak etis.

Relativisme menunjukkan bahwa tidak ada standar moral atau kebenaran tunggal yang dapat diterapkan secara universal, karena semua nilai dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Apa Itu Subjektivisme?

Subjektivisme adalah pandangan bahwa kebenaran atau moralitas sepenuhnya tergantung pada pendapat atau perasaan individu.

1. Jenis-Jenis Subjektivisme

Seperti relativisme, subjektivisme juga memiliki beberapa bentuk, di antaranya:

  1. Subjektivisme Moral

    • Moralitas hanya bergantung pada opini individu, tanpa ada standar objektif.
    • Contoh: Jika seseorang percaya bahwa mencuri tidak salah, maka itu benar bagi dirinya.
  2. Subjektivisme Epistemologis

    • Kebenaran adalah apa yang diyakini seseorang, tanpa harus didukung oleh bukti objektif.
    • Contoh: Jika seseorang merasa bahwa teori bumi datar benar, maka itu benar menurutnya, terlepas dari bukti ilmiah.

Ilustrasi Konsep:
Bayangkan subjektivisme seperti kaca mata berwarna yang dipakai setiap orang. Setiap individu melihat dunia melalui warna kacamatanya sendiri, dan bagi mereka, warna tersebut adalah realitas yang benar.

2. Contoh Subjektivisme dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Selera Musik dan Seni

    • Seseorang bisa menganggap musik klasik sebagai yang terbaik, sementara orang lain merasa musik rock lebih baik. Tidak ada jawaban objektif tentang mana yang lebih baik.
  • Moralitas Pribadi

    • Jika seseorang merasa bahwa berbagi makanan itu penting, maka itu benar menurutnya. Tetapi jika orang lain merasa bahwa berbagi makanan bukan kewajiban, itu juga benar bagi mereka.

Subjektivisme menekankan bahwa tidak ada realitas atau moralitas yang benar secara objektif di luar diri individu.

Perbedaan Utama antara Relativisme dan Subjektivisme

1. Sumber Kebenaran atau Moralitas

  • Relativisme: Ditentukan oleh konteks eksternal seperti budaya atau masyarakat.
  • Subjektivisme: Ditentukan oleh keyakinan individu tanpa mempertimbangkan norma sosial.

Ilustrasi Konsep:
Relativisme seperti aturan dalam suatu permainan yang berbeda di setiap tempat, sementara subjektivisme seperti seseorang yang menciptakan aturan permainannya sendiri sesuai keinginannya.

2. Pengaruh Sosial

  • Relativisme: Menganggap masyarakat dan budaya sebagai faktor utama dalam menentukan nilai.
  • Subjektivisme: Menganggap pendapat individu lebih penting daripada norma sosial.

Ilustrasi Konsep:
Relativisme seperti undang-undang yang berbeda di tiap negara, sedangkan subjektivisme seperti seseorang yang membuat aturannya sendiri tanpa peduli hukum yang ada.

3. Implikasi terhadap Moralitas

  • Relativisme: Moralitas bisa berbeda antarbudaya tetapi masih memiliki kesepakatan dalam komunitas.
  • Subjektivisme: Moralitas hanya bergantung pada individu, tanpa memerlukan kesepakatan dari orang lain.

Ilustrasi Konsep:
Relativisme seperti bahasa yang berbeda di setiap negara tetapi tetap memiliki aturan tata bahasa, sedangkan subjektivisme seperti seseorang yang menciptakan bahasa sendiri dan memutuskan tata bahasanya sendiri.

4. Konsistensi dan Kritik

  • Relativisme: Lebih konsisten karena tetap mempertimbangkan norma sosial, tetapi bisa menyebabkan ketidakjelasan dalam menentukan nilai universal seperti hak asasi manusia.
  • Subjektivisme: Bisa menjadi inkonsisten, karena apa yang benar bagi satu orang bisa bertentangan dengan yang lain tanpa ada cara untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.

Ilustrasi Konsep:
Relativisme seperti aturan lalu lintas yang berbeda di setiap negara tetapi tetap memiliki prinsip dasar, sementara subjektivisme seperti seseorang yang mengemudi tanpa aturan karena dia merasa itu benar.

Kesimpulan

  • Relativisme menyatakan bahwa kebenaran dan moralitas bergantung pada konteks budaya, sosial, atau historis.
  • Subjektivisme menyatakan bahwa kebenaran dan moralitas hanya bergantung pada pandangan individu, tanpa memerlukan validasi dari masyarakat.

Meskipun keduanya menolak kebenaran absolut yang universal, relativisme masih mempertimbangkan norma sosial, sedangkan subjektivisme lebih menekankan kebebasan individu tanpa batasan eksternal.

Pemahaman tentang relativisme dan subjektivisme penting dalam diskusi filsafat, etika, dan ilmu sosial, terutama dalam memahami bagaimana manusia membangun nilai dan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.