Dalam dunia medis, infeksi saluran reproduksi sering disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, termasuk protozoa dan bakteri. Dua patogen yang sering dikaitkan dengan infeksi vagina adalah Trichomonas vaginalis dan Gardnerella vaginalis.
Trichomonas vaginalis adalah protozoa parasit yang menyebabkan trikomoniasis, sementara Gardnerella vaginalis adalah bakteri anaerob yang berperan dalam bacterial vaginosis (BV). Kedua infeksi ini memiliki gejala yang mirip, tetapi penyebab, mekanisme infeksi, dan pengobatannya sangat berbeda.
Artikel ini akan membahas secara mendalam perbedaan antara Trichomonas dan Gardnerella, termasuk karakteristik biologis, gejala infeksi, serta pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi.
Apa Itu Trichomonas vaginalis?
Trichomonas vaginalis adalah protozoa parasit yang menyebabkan penyakit menular seksual (PMS) yang dikenal sebagai trikomoniasis.
Struktur dan Karakteristik Trichomonas vaginalis
- Merupakan protozoa anaerob fakultatif, artinya dapat hidup dengan atau tanpa oksigen.
- Memiliki flagela (rambut getar) yang memungkinkannya bergerak aktif di dalam lingkungan vagina.
- Bentuknya oval hingga piriformis (seperti buah pir) dan berukuran sekitar 10–20 mikrometer.
- Tidak memiliki siklus hidup kista, hanya ada dalam bentuk tropozoit yang aktif dan infektif.
Ilustrasi Konsep: Trichomonas vaginalis seperti mikroorganisme kecil dengan ekor yang aktif bergerak, mirip dengan ikan kecil yang berenang bebas di lingkungan basah.
Mekanisme Infeksi Trichomonas vaginalis
- Masuk ke Saluran Reproduksi
- Ditularkan melalui hubungan seksual dan menempel pada epitel vagina atau uretra.
- Replikasi dan Penyebaran
- Menggunakan flagela untuk bergerak dan berkembang biak dengan cara pembelahan biner.
- Dampak pada Sel Inang
- Merusak sel epitel vagina, menyebabkan peradangan dan sekresi cairan berbau tidak sedap.
Gejala Trikomoniasis
- Keputihan berbusa, berwarna kuning kehijauan, dan berbau amis.
- Gatal atau iritasi pada area vagina atau penis.
- Rasa nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual.
- Pada pria, sering tanpa gejala, tetapi bisa menyebabkan uretritis.
Ilustrasi Konsep: Trikomoniasis seperti infeksi aktif yang membuat lingkungan vagina menjadi tidak nyaman dan inflamasi.
Pengobatan Trikomoniasis
- Diobati dengan metronidazol atau tinidazol, yang efektif membunuh Trichomonas vaginalis.
- Pasangan seksual juga harus diobati untuk mencegah reinfeksi.
Apa Itu Gardnerella vaginalis?
Gardnerella vaginalis adalah bakteri anaerob fakultatif yang ditemukan dalam mikrobiota vagina, tetapi dapat menyebabkan infeksi jika jumlahnya berlebihan.
Struktur dan Karakteristik Gardnerella vaginalis
- Berukuran kecil (0,5–1,5 mikrometer), berbentuk basil (batang pendek) atau kokus (bulat).
- Tidak memiliki flagela, sehingga tidak bisa bergerak aktif seperti Trichomonas.
- Dapat membentuk biofilm yang melindungi dirinya dari sistem imun tubuh dan antibiotik.
- Bersifat Gram-variabel, dapat menunjukkan karakteristik Gram-positif maupun Gram-negatif tergantung metode pewarnaan.
Ilustrasi Konsep: Gardnerella vaginalis seperti koloni bakteri yang hidup diam-diam di lingkungan vagina, tetapi bisa berkembang menjadi infeksi jika jumlahnya terlalu banyak.
Mekanisme Infeksi Gardnerella vaginalis
- Ketidakseimbangan Mikrobiota Vagina
- Normalnya, vagina memiliki Lactobacillus yang menjaga keseimbangan pH dan mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya.
- Ketika jumlah Lactobacillus menurun, Gardnerella vaginalis tumbuh berlebihan dan menyebabkan bacterial vaginosis (BV).
- Produksi Biofilm dan Toksin
- Menghasilkan biofilm yang melindungi bakteri dari sistem imun tubuh.
- Menghasilkan enzim dan metabolit yang memecah sel epitel vagina, menyebabkan peradangan ringan.
Gejala Bacterial Vaginosis (BV)
- Keputihan berwarna putih atau abu-abu dengan bau amis khas.
- Tidak berbusa, berbeda dengan trikomoniasis.
- Tidak menyebabkan gatal atau iritasi parah seperti trikomoniasis.
- Tidak selalu ditularkan melalui hubungan seksual, bisa terjadi karena perubahan pH vagina.
Ilustrasi Konsep: Bacterial vaginosis seperti gangguan ekosistem di dalam vagina, di mana bakteri baik kehilangan kendali dan memungkinkan Gardnerella berkembang secara berlebihan.
Pengobatan Bacterial Vaginosis
- Diobati dengan metronidazol atau klindamisin, baik dalam bentuk oral maupun krim vagina.
- Perlu menjaga keseimbangan mikrobiota vagina, misalnya dengan menghindari penggunaan sabun yang mengganggu pH alami.
Perbedaan Utama Trichomonas vaginalis dan Gardnerella vaginalis
- Jenis Mikroorganisme
- Trichomonas vaginalis: Protozoa (organisme bersel satu dengan flagela).
- Gardnerella vaginalis: Bakteri anaerob fakultatif.
- Cara Infeksi
- Trichomonas: Ditularkan melalui hubungan seksual.
- Gardnerella: Tidak selalu ditularkan secara seksual, tetapi bisa berkembang akibat ketidakseimbangan mikrobiota vagina.
- Gejala Infeksi
- Trikomoniasis: Keputihan berbusa, kuning kehijauan, berbau amis, disertai gatal dan iritasi.
- Bacterial Vaginosis: Keputihan putih atau abu-abu, berbau amis khas, tanpa gatal berlebihan.
- Mobilitas
- Trichomonas: Memiliki flagela, dapat bergerak aktif dalam cairan vagina.
- Gardnerella: Tidak memiliki flagela, tidak bisa bergerak aktif.
- Cara Diagnosis
- Trikomoniasis: Didiagnosis dengan mikroskop, tes antigen, atau kultur spesifik.
- Bacterial Vaginosis: Didiagnosis dengan uji pH vagina (pH > 4,5), tes amina (tes whiff), dan pewarnaan Gram.
Ilustrasi Konsep:
- Trichomonas vaginalis seperti “parasit yang berenang bebas”, menyebabkan infeksi aktif dan iritasi.
- Gardnerella vaginalis seperti “bakteri pasif” yang menjadi masalah ketika jumlahnya berlebihan dalam vagina.
Kesimpulan
Meskipun Trichomonas vaginalis dan Gardnerella vaginalis sama-sama dapat menyebabkan infeksi vagina, penyebab, cara infeksi, dan gejalanya sangat berbeda.
- Trikomoniasis (disebabkan oleh Trichomonas vaginalis) adalah infeksi menular seksual (PMS) yang menyebabkan keputihan berbusa, gatal, dan nyeri saat berhubungan seksual.
- Bacterial Vaginosis (disebabkan oleh Gardnerella vaginalis) adalah infeksi akibat ketidakseimbangan bakteri vagina, ditandai dengan keputihan putih/abu-abu dan bau amis tanpa rasa gatal berlebihan.
Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mendiagnosis dan mengobati infeksi dengan lebih tepat, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan reproduksi.