Budaya politik merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang menggambarkan hubungan antara warga negara dengan sistem politik yang berlaku. Ia mencakup nilai, norma, sikap, serta pola perilaku individu maupun kelompok dalam merespons pemerintahan, hukum, dan kebijakan publik. Setiap masyarakat memiliki bentuk budaya politik yang khas, dipengaruhi oleh sejarah, pendidikan, ekonomi, serta pengalaman kolektif.
Secara umum, para ilmuwan politik membagi budaya politik menjadi beberapa tipe utama, yakni budaya politik parokial, budaya politik subjek, dan budaya politik partisipan. Masing-masing tipe ini memiliki ciri-ciri unik yang memengaruhi tingkat kesadaran, keterlibatan, dan pengaruh warga negara terhadap proses politik.
Artikel ini akan membahas secara mendalam ketiga tipe budaya politik tersebut, lengkap dengan contoh dan ilustrasi untuk mempermudah pemahaman.
Budaya Politik Parokial
Budaya politik parokial adalah tipe budaya di mana masyarakat sangat minim pengetahuan, minat, dan keterlibatan dalam urusan politik. Dalam tipe ini, warga cenderung tidak mengetahui sistem pemerintahan yang berlaku, tidak mengenal hak dan kewajiban politik mereka, dan tidak memiliki harapan terhadap negara.
Tipe ini biasanya berkembang di masyarakat yang masih tradisional, terpencil, atau belum tersentuh pendidikan dan informasi modern. Warga lebih sibuk dengan kehidupan komunitas atau adat lokal, dan menganggap urusan politik sebagai sesuatu yang jauh dari kehidupan mereka.
Ciri-ciri Budaya Politik Parokial:
-
Tingkat pendidikan politik masyarakat sangat rendah.
-
Tidak ada kesadaran politik terhadap pemerintah pusat atau sistem nasional.
-
Ketidakpedulian terhadap kebijakan publik dan proses pemilu.
-
Kepercayaan lebih besar terhadap pemimpin adat atau lokal daripada institusi negara.
Ilustrasi sederhana:
Bayangkan sebuah desa di pegunungan yang belum tersentuh teknologi dan media massa. Penduduknya tidak tahu siapa presiden saat ini, tidak pernah mengikuti pemilu, dan hanya mendengar informasi dari kepala adat. Bagi mereka, kehidupan adalah tentang bertani, memelihara tradisi, dan mengikuti perintah tokoh lokal. Inilah gambaran budaya politik parokial.
Contoh nyata:
Beberapa komunitas adat terpencil di pedalaman yang belum terjangkau pendidikan dan informasi politik modern, sering kali menunjukkan pola budaya politik parokial.
Budaya Politik Subjek
Budaya politik subjek adalah kondisi di mana masyarakat sudah mengenal sistem politik dan pemerintahan, tetapi keterlibatan mereka bersifat pasif. Mereka memahami adanya negara dan pemerintahan, mengetahui siapa yang berkuasa, namun tidak merasa memiliki peran dalam proses tersebut. Warga hanya menjadi “subjek” atau objek dari keputusan politik tanpa ikut ambil bagian secara aktif.
Biasanya berkembang di negara dengan sistem pemerintahan yang otoriter atau dalam masyarakat yang baru transisi dari sistem tertutup ke sistem demokrasi. Warga cenderung patuh dan pasrah terhadap kebijakan pemerintah.
Ciri-ciri Budaya Politik Subjek:
-
Masyarakat mengetahui adanya sistem politik nasional.
-
Partisipasi terbatas pada hal-hal rutin seperti memilih dalam pemilu.
-
Tidak ada inisiatif untuk mengawasi atau mengkritisi kebijakan pemerintah.
-
Patuh terhadap aturan tanpa banyak bertanya atau berdiskusi.
Ilustrasi sederhana:
Bayangkan seseorang yang tahu kapan harus ikut memilih dalam pemilu, tetapi setelah itu tidak pernah mengikuti perkembangan kebijakan publik, tidak tahu siapa wakil rakyatnya, dan tidak pernah menyampaikan aspirasi. Ia hanya tahu ada negara dan hukum, tetapi tidak merasa punya suara di dalamnya. Inilah tipikal warga dalam budaya politik subjek.
Contoh nyata:
Negara-negara yang baru merdeka atau baru mengalami transisi dari rezim otoriter ke demokrasi biasanya memiliki masyarakat dengan budaya politik subjek, seperti Indonesia pada masa awal Orde Baru.
Budaya Politik Partisipan
Budaya politik partisipan adalah bentuk budaya di mana masyarakat memiliki pengetahuan, kesadaran, dan keterlibatan tinggi dalam urusan politik. Mereka tidak hanya mengenal sistem dan lembaga pemerintahan, tetapi juga aktif dalam proses politik, baik melalui pemilu, diskusi publik, kritik kebijakan, hingga kegiatan organisasi kemasyarakatan atau partai politik.
Tipe ini berkembang dalam masyarakat yang terbuka, demokratis, dan berpendidikan, di mana warga merasa memiliki hak dan kewajiban dalam menentukan arah negara.
Ciri-ciri Budaya Politik Partisipan:
-
Tingkat kesadaran dan pengetahuan politik masyarakat sangat tinggi.
-
Partisipasi aktif dalam kegiatan politik, baik formal maupun informal.
-
Kemampuan dan keberanian untuk menyuarakan pendapat serta mengawasi kebijakan pemerintah.
-
Hubungan dua arah antara rakyat dan pemerintah, berdasarkan transparansi dan akuntabilitas.
Ilustrasi sederhana:
Bayangkan sekelompok warga yang menghadiri diskusi publik di balai kota, mengajukan pertanyaan kepada wakil rakyat, menyuarakan aspirasi di media sosial, dan aktif dalam kegiatan sosial-politik. Mereka tahu siapa yang mereka pilih, dan tidak segan menuntut janji politik. Inilah wajah budaya politik partisipan.
Contoh nyata:
Warga kota besar di negara-negara demokrasi maju, seperti di Swedia atau Kanada, yang rutin mengikuti debat kebijakan, mengkritisi pemerintah di media, dan aktif dalam komunitas sipil, menunjukkan budaya politik partisipan yang kuat.
Perpaduan Budaya Politik
Dalam kenyataan, budaya politik di suatu negara tidak selalu murni satu tipe. Biasanya terdapat perpaduan atau campuran antar tipe budaya politik, tergantung latar belakang sejarah, tingkat pendidikan, kondisi ekonomi, dan sistem politik yang berlaku.
Misalnya, di negara berkembang seperti Indonesia, bisa ditemukan masyarakat desa dengan budaya parokial, masyarakat kota pinggiran dengan budaya subjek, dan masyarakat perkotaan berpendidikan tinggi dengan budaya partisipan. Ketiganya hidup berdampingan dalam satu sistem nasional.
Ilustrasi sederhana:
Satu rumah bisa terdiri dari tiga generasi dengan pola budaya politik yang berbeda. Kakek mungkin tidak tahu sistem pemerintahan (parokial), orang tua tahu tetapi tidak ikut aktif (subjek), sementara anak muda rajin berdiskusi politik dan ikut kampanye sosial (partisipan).
Kesimpulan
Budaya politik mencerminkan cara masyarakat memandang dan berinteraksi dengan sistem politik dan pemerintahan. Tipe-tipe budaya politik—parokial, subjek, dan partisipan—mencerminkan tingkat kedewasaan politik warga negara.
-
Budaya parokial menunjukkan ketidaktahuan dan keterasingan dari sistem politik.
-
Budaya subjek menampilkan kesadaran politik tanpa keterlibatan aktif.
-
Budaya partisipan melambangkan keterlibatan aktif, kritis, dan bertanggung jawab terhadap kehidupan bernegara.
Masyarakat yang sehat secara politik adalah masyarakat yang bertransformasi dari budaya pasif menuju budaya partisipatif, di mana setiap warga merasa memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Dengan demikian, pemahaman tentang tipe-tipe budaya politik tidak hanya penting bagi akademisi, tetapi juga bagi setiap warga negara yang ingin melihat negaranya lebih demokratis, adil, dan maju.