Filum Chordata adalah kelompok hewan yang memiliki ciri khas berupa notokorda, yaitu struktur mirip batang yang berfungsi sebagai penopang tubuh pada tahap embrio atau sepanjang hidupnya. Chordata mencakup berbagai jenis hewan, mulai dari ikan, amfibi, reptil, burung, hingga mamalia, termasuk manusia.
Filum ini memiliki peran penting dalam ekosistem dan juga merupakan kelompok hewan yang paling berkembang secara evolusioner. Artikel ini akan membahas ciri-ciri utama filum Chordata, serta memberikan contoh konkret bagaimana ciri-ciri tersebut tampak dalam kehidupan nyata.
1. Memiliki Notokorda sebagai Penopang Tubuh
Ciri utama filum Chordata adalah adanya notokorda, yaitu struktur fleksibel berbentuk batang yang terletak di bagian dorsal (punggung) hewan. Notokorda berfungsi sebagai kerangka sementara yang memberikan dukungan tubuh dan menjadi cikal bakal pembentukan tulang belakang pada vertebrata.
Contoh ilustratif:
-
Pada embrio manusia, notokorda terbentuk pada tahap awal perkembangan janin dan kemudian berkembang menjadi tulang belakang (vertebra) saat janin tumbuh.
-
Pada ikan hiu, notokorda tetap ada sepanjang hidupnya karena mereka memiliki rangka yang tersusun dari tulang rawan, bukan tulang sejati.
Tanpa notokorda, tubuh hewan tidak akan memiliki dukungan yang cukup untuk bergerak atau mempertahankan bentuknya.
2. Memiliki Sistem Saraf Dorsal (Tabung Saraf Berongga)
Hewan Chordata memiliki sistem saraf utama berbentuk tabung saraf berongga, yang terletak di bagian dorsal tubuh. Tabung saraf ini berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang, yang merupakan pusat koordinasi gerakan dan respon tubuh terhadap rangsangan.
Contoh ilustratif:
-
Pada manusia dan mamalia lainnya, tabung saraf berkembang menjadi sistem saraf pusat yang mengontrol berbagai fungsi tubuh, termasuk gerakan, refleks, dan pemrosesan informasi sensorik.
-
Pada ikan dan amfibi, sistem saraf ini berperan dalam mengendalikan gerakan renang, pernapasan, dan respons terhadap lingkungan sekitar.
Sistem saraf dorsal ini menjadi pembeda utama Chordata dengan filum lain, seperti filum Arthropoda, yang memiliki sistem saraf ventral (di bagian bawah tubuh).
3. Memiliki Celah Faringeal pada Tahap Perkembangan
Celah faringeal adalah struktur berbentuk lubang-lubang kecil di bagian faring (tenggorokan) yang ditemukan pada tahap embrio semua Chordata. Pada beberapa spesies, celah ini tetap ada sepanjang hidup, sedangkan pada spesies lainnya, celah ini mengalami perubahan fungsi.
Contoh ilustratif:
-
Pada ikan, celah faringeal berkembang menjadi insang, yang digunakan untuk mengambil oksigen dari air.
-
Pada manusia dan mamalia lainnya, celah ini menutup selama perkembangan embrio, tetapi menjadi dasar pembentukan beberapa bagian tubuh seperti saluran eustachius di telinga.
Celah faringeal menunjukkan kesamaan evolusioner antara berbagai spesies dalam filum Chordata, meskipun fungsinya berbeda pada tiap kelompok.
4. Memiliki Ekor Post-Anal pada Beberapa Tahap Kehidupan
Semua hewan dalam filum Chordata memiliki ekor yang terletak di belakang anus, setidaknya pada tahap embrio. Pada beberapa spesies, ekor ini tetap ada sepanjang hidup, sedangkan pada spesies lain, ekor akan menghilang seiring pertumbuhan.
Contoh ilustratif:
-
Pada ikan dan reptil, ekor berfungsi sebagai alat bantu bergerak dan menjaga keseimbangan.
-
Pada monyet dan beberapa mamalia lainnya, ekor digunakan untuk berayun di pohon atau menjaga keseimbangan saat berlari.
-
Pada manusia, ekor hanya muncul pada tahap embrio dan kemudian menghilang, menyisakan tulang ekor sebagai sisa evolusi.
Fitur ini membuktikan bahwa meskipun berbeda dalam bentuk dan fungsi, Chordata memiliki kesamaan struktur tubuh yang diwarisi secara evolusi.
5. Memiliki Sistem Sirkulasi Tertutup
Chordata memiliki sistem peredaran darah tertutup, di mana darah mengalir melalui pembuluh darah dan dipompa oleh jantung. Sistem ini lebih efisien dibandingkan sistem peredaran darah terbuka yang ditemukan pada filum lain seperti Arthropoda dan Moluska.
Contoh ilustratif:
-
Pada ikan, jantung terdiri dari dua ruang (atrium dan ventrikel) yang memompa darah langsung ke insang untuk pertukaran gas.
-
Pada mamalia dan burung, jantung memiliki empat ruang, yang memungkinkan sirkulasi darah yang lebih efisien, dengan darah kaya oksigen dan darah miskin oksigen tetap terpisah.
Keberadaan sistem sirkulasi tertutup memungkinkan efisiensi metabolisme yang lebih tinggi, yang sangat penting bagi hewan dengan aktivitas tinggi seperti burung dan mamalia.
6. Memiliki Sistem Ekskresi yang Efektif
Chordata memiliki sistem ekskresi yang berkembang dengan baik, dengan ginjal sebagai organ utama dalam penyaringan zat sisa metabolisme.
Contoh ilustratif:
-
Pada ikan air tawar, ginjal berperan dalam mengatur keseimbangan air agar tubuh tidak terlalu banyak menyerap air dari lingkungan.
-
Pada mamalia, ginjal membantu membuang limbah nitrogen dalam bentuk urin, menjaga keseimbangan cairan, dan menyaring zat beracun dari darah.
Tanpa sistem ekskresi yang efektif, tubuh Chordata akan mengalami penumpukan racun dan gangguan keseimbangan internal.
7. Mengalami Metamorfosis pada Beberapa Spesies
Beberapa anggota Chordata mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) selama siklus hidupnya, dari larva hingga dewasa.
Contoh ilustratif:
-
Pada katak (amfibi), larva yang disebut berudu hidup di air dan bernapas dengan insang. Seiring pertumbuhan, mereka mengalami metamorfosis menjadi katak dewasa yang memiliki paru-paru untuk bernapas di darat.
-
Pada tunicates (hewan laut mirip spons), larva mereka memiliki semua ciri Chordata, tetapi saat dewasa, mereka kehilangan notokorda dan menjadi hewan yang hidup menetap di dasar laut.
Metamorfosis ini merupakan strategi adaptasi yang memungkinkan Chordata untuk bertahan hidup di berbagai lingkungan.
Kesimpulan
Filum Chordata memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari filum hewan lainnya. Ciri utama Chordata meliputi:
-
Memiliki notokorda yang berfungsi sebagai penopang tubuh.
-
Memiliki sistem saraf dorsal, yang berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang.
-
Memiliki celah faringeal, yang bisa berkembang menjadi insang atau struktur lainnya.
-
Memiliki ekor post-anal, yang berfungsi dalam pergerakan atau keseimbangan.
-
Memiliki sistem sirkulasi tertutup, yang meningkatkan efisiensi distribusi oksigen dan nutrisi.
-
Memiliki sistem ekskresi yang efektif, dengan ginjal sebagai organ utama.
-
Mengalami metamorfosis, terutama pada spesies tertentu seperti amfibi dan tunicates.
Chordata merupakan filum yang paling berkembang secara evolusi, dengan berbagai adaptasi yang memungkinkan mereka mendominasi hampir semua ekosistem di bumi. Memahami ciri-ciri Chordata tidak hanya penting dalam ilmu biologi, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana evolusi bekerja dalam membentuk keanekaragaman makhluk hidup di planet ini.