Dalam klasifikasi biologi, makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan hubungan evolusioner mereka. Salah satu konsep penting dalam taksonomi adalah grup parafiletik, yaitu kelompok organisme yang memiliki satu nenek moyang yang sama, tetapi tidak mencakup semua keturunannya.
Grup parafiletik sering kali muncul dalam klasifikasi tradisional sebelum pemahaman evolusi molekuler berkembang. Meskipun secara historis berguna, grup ini kini dianggap kurang mencerminkan hubungan filogenetik yang sebenarnya dibandingkan dengan grup monofiletik, yang mencakup semua keturunan dari satu nenek moyang yang sama.
Artikel ini akan membahas pengertian grup parafiletik, bagaimana mereka terbentuk, dan beberapa contoh penting dalam dunia biologi.
Apa Itu Grup Parafiletik?
Dalam sistem klasifikasi evolusioner, ada tiga jenis kelompok utama berdasarkan hubungan filogenetik:
- Grup Monofiletik – Termasuk semua keturunan dari satu nenek moyang yang sama.
- Grup Parafiletik – Termasuk nenek moyang dan sebagian keturunannya, tetapi tidak semua.
- Grup Polifiletik – Termasuk organisme yang tidak berasal dari satu nenek moyang yang sama.
Grup parafiletik biasanya terbentuk karena klasifikasi berbasis ciri morfologi atau fungsi biologis, tanpa mempertimbangkan hubungan evolusi secara keseluruhan.
Ilustrasi Konseptual
Bayangkan sebuah keluarga dengan tiga generasi. Jika kita mengelompokkan semua cucu dan kakek/nenek, tetapi tidak memasukkan orang tua mereka, maka ini adalah kelompok parafiletik—karena satu bagian dari keturunan dikecualikan.
Contoh Grup Parafiletik dalam Dunia Biologi
1. Reptil (Kelas Reptilia)
Reptilia adalah salah satu contoh klasik dari grup parafiletik. Dalam sistem klasifikasi tradisional, kelompok ini mencakup kura-kura, kadal, ular, dan buaya, tetapi tidak mencakup burung (Aves), meskipun burung berevolusi dari reptil purba.
Dalam filogeni modern, burung sebenarnya lebih dekat hubungannya dengan buaya dibandingkan dengan kadal atau kura-kura. Oleh karena itu, jika kita ingin membuat kelompok yang benar-benar monofiletik, kita harus memasukkan burung ke dalam “Reptilia,” atau menghapus konsep “Reptilia” sebagai kategori ilmiah.
Ilustrasi Konseptual
Bayangkan sebuah pohon keluarga di mana semua cucu dikelompokkan kecuali satu cucu tertentu yang memiliki ciri berbeda. Burung dalam klasifikasi reptil adalah seperti cucu yang “terlupakan” dalam kelompok ini.
2. Ikan (Pisces dalam Klasifikasi Lama)
Secara tradisional, “ikan” mencakup ikan bertulang keras (Osteichthyes), ikan bertulang rawan (Chondrichthyes), dan ikan tanpa rahang (Agnatha). Namun, dalam filogeni modern, kelompok ini adalah parafiletik karena tidak mencakup tetrapoda (amfibi, reptil, burung, dan mamalia), yang berevolusi dari ikan bertulang keras purba.
Jika kita ingin menjadikan “ikan” sebagai kelompok monofiletik, kita harus memasukkan semua tetrapoda, yang jelas tidak praktis. Oleh karena itu, dalam taksonomi modern, “ikan” lebih sering digunakan sebagai istilah informal daripada kelompok taksonomi resmi.
Ilustrasi Konseptual
Seperti klub olahraga yang awalnya terdiri dari berbagai cabang atletik, tetapi kemudian beberapa anggotanya berkembang menjadi pemain sepak bola profesional. Menyebut “ikan” sebagai satu kelompok tanpa tetrapoda seperti melupakan bahwa beberapa anggotanya telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih jauh.
3. Protista
Kelompok Protista adalah kumpulan organisme eukariotik bersel satu yang mencakup berbagai bentuk kehidupan yang tidak termasuk dalam hewan, tumbuhan, atau jamur. Namun, protista merupakan kelompok parafiletik karena beberapa anggotanya lebih dekat hubungannya dengan kelompok lain dibandingkan dengan sesama protista.
Misalnya:
- Alga hijau lebih dekat hubungannya dengan tumbuhan dibandingkan dengan protista lainnya.
- Beberapa protista seperti Amoeba lebih dekat dengan hewan dibandingkan dengan alga atau ciliata.
Karena alasan ini, klasifikasi modern lebih memilih untuk membagi protista ke dalam beberapa kelompok evolusioner yang lebih alami.
Ilustrasi Konseptual
Bayangkan jika kita mengelompokkan semua orang yang mengenakan kaus hijau dalam satu kelompok, meskipun mereka berasal dari keluarga yang berbeda. “Protista” adalah kategori yang didefinisikan berdasarkan karakteristik umum, bukan garis keturunan evolusioner.
4. Invertebrata
Dalam sistem klasifikasi tradisional, hewan dibagi menjadi vertebrata (memiliki tulang belakang) dan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang). Namun, kelompok invertebrata adalah contoh klasik dari grup parafiletik karena tidak mencakup vertebrata, meskipun keduanya memiliki nenek moyang yang sama.
Kelompok ini mencakup banyak filum, termasuk Mollusca (cumi-cumi, siput), Arthropoda (serangga, laba-laba, krustasea), dan Annelida (cacing tanah, lintah), tetapi tidak mengakui vertebrata yang berevolusi dari nenek moyang yang sama.
Ilustrasi Konseptual
Seperti mengelompokkan semua orang yang tidak memiliki gelar sarjana dalam satu kategori besar, meskipun mereka bisa sangat berbeda satu sama lain. Invertebrata dikelompokkan hanya karena mereka tidak memiliki tulang belakang, tanpa memperhitungkan perbedaan evolusioner lainnya.
5. Dicot (Tumbuhan Dikotil dalam Klasifikasi Lama)
Dalam botani, tumbuhan berbunga tradisional dibagi menjadi monokotil dan dikotil berdasarkan struktur bijinya. Namun, studi genetik terbaru menunjukkan bahwa dikotil bukanlah kelompok monofiletik karena tidak mencakup beberapa kelompok turunan seperti Eudicot, yang lebih berhubungan erat satu sama lain dibandingkan dengan dikotil lain seperti magnolia dan laurel.
Karena itu, klasifikasi modern lebih memilih untuk menggunakan istilah Eudicot sebagai kelompok monofiletik yang lebih akurat.
Ilustrasi Konseptual
Seperti membagi siswa dalam kelas hanya berdasarkan tinggi badan mereka, meskipun ada faktor lain yang lebih relevan, seperti usia atau tingkat akademik.
Kesimpulan
Grup parafiletik dalam biologi sering kali muncul karena klasifikasi tradisional yang lebih menekankan morfologi dan fungsi daripada hubungan evolusi. Dengan berkembangnya ilmu filogenetik, banyak kelompok parafiletik mulai ditinggalkan atau diperbarui untuk mencerminkan hubungan nenek moyang yang sebenarnya.
Meskipun grup parafiletik masih digunakan dalam beberapa konteks (seperti “ikan” atau “reptil”), penting bagi kita untuk memahami keterbatasannya dalam menjelaskan hubungan evolusi. Klasifikasi yang lebih akurat membantu kita memahami bagaimana makhluk hidup berevolusi dan beradaptasi sepanjang sejarah kehidupan di Bumi.