Motivasi – Konsep, contoh, jenis, kepentingan dan teori

Relevant Data:

  • Motivasi Intrinsik: Motivasi yang berasal dari dalam individu, didorong oleh keinginan untuk mencapai kepuasan pribadi, rasa pencapaian, atau kesenangan dalam melakukan suatu tindakan.
  • Motivasi Ekstrinsik: Motivasi yang berasal dari faktor eksternal, seperti hadiah atau hukuman, pengakuan, atau tekanan dari orang lain.
  • Tujuan SMART: Pendekatan yang populer dalam mengatur tujuan yang dapat meningkatkan motivasi. SMART merupakan singkatan dari Spesifik (Specific), Terukur (Measurable), Dapat Dicapai (Achievable), Relevan (Relevant), dan Waktu Tertentu (Time-bound).

Explanation:
Pentingnya Motivasi
Motivasi adalah kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadi. Ketika kita termotivasi, kita merasa lebih bersemangat, berenergi, dan termotivasi untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai apa yang kita inginkan. Motivasi juga membantu kita dalam mengatasi rintangan, mengatasi kegagalan, dan tetap fokus pada perjalanan kita.

Jenis-jenis Motivasi
Ada dua jenis utama motivasi: intrinsik dan ekstrinsik.

  • Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri individu. Ini didorong oleh keinginan untuk mencapai kepuasan pribadi, rasa pencapaian, atau kesenangan dalam melakukan suatu tindakan. Contohnya, seseorang yang senang menulis karena mereka menikmati proses kreatif dan ekspresi diri.
  • Motivasi ekstrinsik berasal dari faktor eksternal. Ini melibatkan hadiah atau hukuman, pengakuan, atau tekanan dari orang lain. Contohnya, seseorang yang bekerja keras di tempat kerja karena mereka ingin mendapatkan promosi atau mendapatkan pengakuan dari atasan.

Meningkatkan Motivasi
Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi dalam kehidupan sehari-hari:

  • Tentukan Tujuan: Menetapkan tujuan yang jelas dan terukur menggunakan pendekatan SMART dapat membantu kita tetap fokus dan termotivasi.
  • Temukan Makna dalam Tindakan: Mencari makna dan tujuan yang lebih besar dalam apa yang kita lakukan dapat memberikan motivasi yang lebih dalam dan berkelanjutan.
  • Ciptakan Lingkungan yang Mendukung: Menciptakan lingkungan yang positif, termasuk teman sebaya yang termotivasi, dapat meningkatkan motivasi kita.
  • Hadapi Tantangan dengan Sikap Positif: Melihat tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar, serta mempertahankan sikap positif, dapat membantu kita tetap termotivasi dalam menghadapi rintangan.

Resources:

  • “Drive: Motivasi yang Mendorong Kita untuk Sukses” oleh Daniel H. Pink
  • “Motivasi: Teori, Riset, dan Aplikasi dalam Kehidupan Nyata” oleh Richard M. Ryan dan Edward L. Deci
  • “Mindset: Cara Pandang yang Membentuk Motivasi, Keberhasilan, dan Kehidupan” oleh Carol S. Dweck
Motivasi
Motivasi adalah kekuatan internal yang mendorong individu untuk bertindak, mencapai tujuan, dan memenuhi kebutuhan mereka. Ini melibatkan dorongan dalam diri seseorang untuk mencapai prestasi, mempertahankan kepuasan pribadi, dan mengejar impian mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya motivasi, jenis-jenis motivasi, dan bagaimana meningkatkan motivasi dalam kehidupan sehari-hari.

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong kita untuk memulai atau mempertahankan suatu tindakan.

Apa itu motivasi?

Secara umum, ketika kita berbicara tentang motivasi, kita mengacu pada kekuatan internal atau eksternal yang bekerja pada seseorang untuk memicu, mengarahkan atau mempertahankan suatu perilaku. Secara teknis, banyak penulis mendefinisikannya sebagai “akar dinamis perilaku”, yang berarti bahwa setiap bentuk perilaku lahir dari beberapa jenis motif.

Secara sederhana, motivasi adalah itu energi psikis yang mendorong kita untuk melakukan atau mempertahankan suatu tindakan atau perilaku. Hilangnya hal tersebut tentu berarti ditinggalkannya apa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, akan jauh lebih sulit mencapai tujuan bila Anda kurang motivasi.

Motivasi memungkinkan kita menciptakan kebiasaan, mencoba hal-hal baru, mempertahankan upaya dalam tugas yang kita anggap bermanfaat atau produktif, dan bahkan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mendasar tertentu.

Di sisi lain, kita dapat membedakan antara:

  • Motivasi positif. Mengajak bertindak untuk memperoleh manfaat.
  • Motivasi negatif. Tindakan diambil untuk menghindari kemungkinan dampak negatif.

Ini mungkin membantu Anda: Optimisme

Definisi

Motivasi adalah dorongan internal yang mempengaruhi seseorang untuk bertindak atau berperilaku tertentu dalam mencapai tujuan tertentu. Menurut Robbins dan Judge (2013), motivasi adalah “proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam upaya mencapai tujuan.”

Komponen Motivasi

Motivasi terdiri dari tiga komponen utama:

  1. Intensitas: Tingkat usaha yang diinvestasikan seseorang dalam melakukan suatu aktivitas.
  2. Arah: Orientasi usaha menuju tujuan yang diinginkan.
  3. Ketahanan (Persistensi): Seberapa lama seseorang dapat mempertahankan usaha mereka dalam mencapai tujuan tersebut.

Teori motivasi

Studi tentang motivasi mencakup berbagai perspektif dan pendekatan, dari berbagai cabang dan bidang pengetahuan psikologis. Secara garis besar, kita dapat mengidentifikasi empat teori berbeda mengenai topik ini:

  • Teori konten. Ia mengusulkan pemahaman motivasi berdasarkan hubungannya dengan kebutuhan manusia, seperti yang dipahami Maslow dalam piramidanya yang terkenal, di mana ia mewakili hierarki kebutuhan manusia. Jadi, menurut pendekatan motivasi ini, di baliknya selalu ada beberapa jenis kebutuhan yang tidak terpuaskan.
  • Teori insentif. Pendekatan ini mengasumsikan motivasi sebagai hasil suatu stimulus atau insentif, baik materiil maupun yang bersifat lain, yang mempengaruhi perilaku secara positif (menghasut tindakan) atau negatif (menghambat tindakan). Insentif-insentif ini disebut penguat, dan dampaknya akan berupa penguatan positif (memberikan kemungkinan imbalan) atau penguatan negatif (memberikan kemungkinan hukuman).
  • Teori pengurangan dorongan. Teori ini didasarkan pada pertimbangan bahwa manusia mempunyai dorongan fundamental yang mendasar (lapar, haus, dll.) yang seiring berjalannya waktu, memperoleh kekuatan dan motivasi jika mereka tidak puas, dan dengan cara yang sama ketika puas mereka kehilangan kekuatan, yaitu,, dikurangi.
  • Teori disonansi kognitif. Ini sebenarnya bukan teori tentang motivasi, tapi bisa diterapkan padanya. Hal ini menyatakan bahwa individu secara aktif berusaha untuk mengurangi rasa disonansi subjektif mereka dengan dunia di sekitar mereka, keinginan atau perasaan mereka sendiri, dan orang lain. Artinya, orang mempunyai dorongan motivasi yang mengarahkan mereka untuk mengambil tindakan yang secara langsung atau tidak langsung memperbaiki penyakit dan persepsi lain.

1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Abraham Maslow mengembangkan teori yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia dapat diurutkan dalam hierarki dari yang paling dasar hingga yang paling tinggi. Hierarki ini terdiri dari lima tingkat kebutuhan:

  1. Fisiologis: Kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan tempat tinggal.
  2. Keamanan: Kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan.
  3. Sosial: Kebutuhan akan rasa cinta, kasih sayang, dan hubungan sosial.
  4. Penghargaan: Kebutuhan akan harga diri dan pengakuan dari orang lain.
  5. Aktualisasi Diri: Kebutuhan untuk mewujudkan potensi diri dan mencapai tujuan pribadi.

2. Teori Dua Faktor Herzberg

Frederick Herzberg mengemukakan teori dua faktor yang membedakan antara faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan (motivator) dan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan (higienis) di tempat kerja. Faktor motivator termasuk pencapaian, pengakuan, dan pekerjaan itu sendiri, sementara faktor higienis termasuk kondisi kerja, gaji, dan hubungan antar karyawan.

3. Teori Harapan Vroom

Victor Vroom mengembangkan teori harapan yang menyatakan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor utama:

  1. Ekspektasi: Keyakinan bahwa usaha akan menghasilkan kinerja yang diinginkan.
  2. Instrumentalitas: Keyakinan bahwa kinerja yang diinginkan akan menghasilkan hasil tertentu.
  3. Valensi: Nilai atau kepentingan yang diberikan pada hasil tersebut.

4. Teori Self-Determination

Teori ini menyatakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia akan otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, individu akan lebih termotivasi dan berkomitmen dalam aktivitas mereka.

Jenis-Jenis Motivasi

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri individu, di mana tindakan dilakukan karena dorongan internal seperti minat, kesenangan, atau kepuasan pribadi. Contoh: Belajar karena ingin mengetahui sesuatu yang baru.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik berasal dari faktor luar, di mana tindakan dilakukan untuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman. Contoh: Bekerja keras untuk mendapatkan bonus atau naik pangkat.

Pentingnya motivasi

Psikologi sangat tertarik pada motivasi. Di satu sisi, ini adalah sumber energi untuk menyelesaikan tugas yang telah kita tetapkan untuk diri kita sendiri. Di sisi lain, itu merupakan faktor yang mempengaruhi variabel emosional dan psikologis lainnya seperti stres, harga diri, konsentrasi, dan lain-lain.

Namun dalam kehidupan sehari-hari, kemungkinan untuk tetap termotivasi sangat penting untuk melaksanakan banyak tugas yang, dalam satu atau lain cara, memerlukan upaya atau penundaan kesenangan. Sederhananya, tanpa motivasi, tindakan menjadi sulit, lambat, atau tidak berkelanjutan seiring berjalannya waktu.

Contoh motivasi

Motivasi memainkan peran penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita mulai memulai suatu kebiasaan baru atau meninggalkan kebiasaan yang tidak lagi kita inginkan, keberhasilan atau kegagalan kita akan sangat bergantung pada seberapa termotivasi kita.

Misalnya, seseorang yang siap berhenti merokok akan dapat melakukannya dengan lebih mudah tergantung pada motivasi internal dan eksternal yang dimilikinya.

Motivasi mereka bisa bermacam-macam. Misalnya, Anda mungkin termotivasi oleh tekanan sosial. Atau karena dokter memperingatkan dia bahwa dia mengidap penyakit yang akan semakin parah jika merokok. Motivasi lainnya adalah pasangan Anda memberikan ultimatum kepada Anda. Tergantung pada nilai-nilai individu, setiap skenario akan lebih atau kurang memotivasi.

Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

Ada dua jenis motivasi yang umumnya dikenal: intrinsik dan ekstrinsik, bergantung pada apakah motivasi tersebut berasal dari dalam atau luar individu.

  • Motivasi intrinsik. Ini tentang motivasi yang lahir dalam diri individu itu sendiri, yaitu dalam keinginannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan, realisasi diri dan/atau tekad pribadi, terlepas dari validasi atau imbalan eksternal yang mungkin ditimbulkan oleh perilaku tersebut. Ini umumnya merupakan jenis motivasi yang paling berharga dan produktif, karena menghasilkan komitmen yang tinggi di pihak subjek.
  • Motivasi ekstrinsik. Berbeda dengan motivasi sebelumnya, motivasi ini berakar dari luar individu, yaitu harapan menerima imbalan (materi atau tidak) yang timbul sebagai produk sampingan dari tindakan atau perilaku yang dimotivasi. Motivasi jenis ini lebih lemah dibandingkan motivasi intrinsik, karena tidak berasal dari komitmen internal individu, melainkan dari harapan akan manfaat di masa depan.

Motivasi pribadi

Motivasi pribadi adalah istilah umum yang kita berikan pada energi internal yang kita miliki untuk melakukan perubahan dan mempertahankan keputusan. Ini adalah tanggung jawab kita atas motivasi batin yang terfokus secara khusus pada apa yang kita anggap sebagai kesuksesan atau nilai-nilai kita.

Seseorang dengan banyak motivasi pribadi memerlukan sedikit bantuan untuk bergerak menuju apa yang mereka inginkan atau untuk mempertahankan kebiasaan yang mereka inginkan. Sebaliknya, seseorang yang motivasi pribadinya rendah, keinginannya berfluktuasi, berubah-ubah, dan sering membutuhkan orang lain untuk membimbingnya dan menggairahkannya dengan apa yang, secara paradoks, dia inginkan untuk dirinya sendiri.

Motivasi kerja

Memotivasi karyawan meningkatkan produktivitas mereka.

Motivasi kerja tidak ada hubungannya langsung dengan motivasi seperti yang selama ini kita pahami. Pada kenyataannya, ini mengacu pada kondisi emosional dan psikologis yang diberikan suatu pekerjaan kepada karyawannya untuk menjaga tingkat produktivitas dan komitmen mereka cukup tinggi dari waktu ke waktu.

Pekerja yang bermotivasi tinggi akan bekerja lebih banyak dan menghasilkan lebih dari jumlah minimum yang diperlukan. Umumnya hal ini terjadi karena mereka memiliki kondisi yang diperlukan untuk menganggap pekerjaan sebagai sesuatu yang lebih dalam, lebih pribadi dan penting, daripada sekadar aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh imbalan finansial atau gaji sebagai imbalannya.

Penerapan Motivasi dalam Kehidupan Sehari-hari dan di Tempat Kerja

Kehidupan Sehari-hari

  1. Menetapkan Tujuan: Tujuan yang jelas dan spesifik dapat meningkatkan motivasi dan fokus seseorang. Menetapkan tujuan harian, mingguan, atau bulanan membantu dalam mengarahkan usaha dan mengukur kemajuan.
  2. Mencari Inspirasi: Mencari inspirasi dari tokoh-tokoh yang dikagumi, membaca buku motivasi, atau mengikuti seminar dapat meningkatkan semangat dan motivasi.

Tempat Kerja

  1. Memberikan Pengakuan dan Penghargaan: Pengakuan dan penghargaan atas kinerja yang baik dapat meningkatkan motivasi karyawan. Ini bisa berupa pujian, bonus, atau penghargaan formal.
  2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif: Lingkungan kerja yang positif dan mendukung dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan. Hal ini termasuk hubungan yang baik antar karyawan, komunikasi yang terbuka, dan kondisi kerja yang nyaman.
  3. Memberikan Kesempatan Pengembangan: Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan pengembangan karier dapat meningkatkan motivasi karyawan dengan menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan pertumbuhan profesional mereka.

Kesimpulan

Motivasi adalah faktor penting yang mempengaruhi tindakan dan kinerja seseorang. Dengan memahami teori-teori motivasi dan jenis-jenisnya, kita dapat lebih efektif dalam mengelola motivasi diri sendiri dan orang lain. Penerapan strategi motivasi yang tepat dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja dapat membantu mencapai tujuan dan meningkatkan kesejahteraan serta produktivitas.

Referensi

  1. Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Organizational Behavior. Pearson.
  2. Maslow, A. H. (1943). “A Theory of Human Motivation”. Psychological Review, 50(4), 370-396.
  3. Herzberg, F., Mausner, B., & Snyderman, B. B. (1959). The Motivation to Work. John Wiley & Sons.
  4. Vroom, V. H. (1964). Work and Motivation. Wiley.
  5. Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination in Human Behavior. Springer.
  • “Motivasi” di Wikipedia.
  • “Apa itu motivasi” di CIPSIA Psicologos.
  • “Motivasi, konsep dan teori utama” di Gestiopolis.
  • “Motivasi” dalam The Encyclopaedia Britannica.

FAQs tentang Motivasi

Apa itu motivasi?

Motivasi adalah dorongan internal atau eksternal yang mendorong seseorang untuk bertindak atau mencapai tujuan tertentu. Motivasi dapat berasal dari berbagai faktor, seperti kebutuhan pribadi, ambisi, impian, tekanan dari lingkungan, atau dorongan untuk mencapai kesuksesan.

Mengapa motivasi penting dalam kehidupan?

Motivasi penting dalam kehidupan karena:

1. Mendorong Pencapaian Tujuan

Motivasi membantu individu untuk mengidentifikasi tujuan mereka dan memberikan energi dan fokus yang diperlukan untuk mencapainya. Tanpa motivasi, seseorang mungkin kehilangan arah dan sulit untuk mencapai apa pun yang diinginkan.

2. Meningkatkan Kinerja

Motivasi dapat meningkatkan kinerja individu dalam berbagai bidang, baik itu akademik, profesional, atau personal. Ketika seseorang memiliki motivasi yang kuat, mereka cenderung bekerja lebih keras, lebih fokus, dan memiliki tingkat ketekunan yang tinggi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

3. Membangkitkan Semangat dan Antusiasme

Motivasi dapat membantu membangkitkan semangat dan antusiasme dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang memiliki motivasi yang tinggi, mereka merasa lebih bersemangat, berenergi, dan siap menghadapi tantangan dengan sikap positif.

4. Mengatasi Rintangan dan Kegagalan

Motivasi dapat membantu seseorang untuk tetap teguh dan berjuang meskipun menghadapi rintangan atau kegagalan. Motivasi yang kuat dapat menjadi sumber kekuatan dan tekad yang diperlukan untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan dan melanjutkan perjuangan menuju tujuan.

Apa jenis-jenis motivasi?

Ada beberapa jenis motivasi, termasuk:

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu. Ini terkait dengan kepuasan pribadi, rasa pencapaian, atau kepuasan dalam melakukan kegiatan yang dianggap menyenangkan. Contohnya adalah melakukan hobi, belajar karena minat pribadi, atau bekerja pada proyek yang memberikan kepuasan pribadi.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari faktor eksternal, seperti hadiah, pujian, atau pengakuan dari orang lain. Contohnya adalah bekerja lebih keras untuk mendapatkan promosi, mencapai target penjualan untuk mendapatkan bonus, atau berlatih untuk pertandingan demi mendapatkan penghargaan.

3. Motivasi Sosial

Motivasi sosial adalah motivasi yang berasal dari interaksi sosial dengan orang lain. Ini dapat melibatkan dorongan untuk memenuhi harapan atau norma sosial, membanggakan orang-orang terdekat, atau mendapatkan dukungan dan pengakuan dari kelompok sosial tertentu.

Bagaimana cara meningkatkan motivasi?

Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan motivasi:

1. Tetapkan Tujuan yang Jelas

Tetapkan tujuan yang jelas dan spesifik untuk diri sendiri. Tujuan yang jelas memberikan arah dan fokus yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2. Temukan Alasan yang Kuat

Temukan alasan yang kuat mengapa tujuan tersebut penting bagi Anda. Identifikasi manfaat yang akan Anda dapatkan dan dampak positif yang akan timbul dari pencapaian tujuan tersebut.

3. Ciptakan Rencana Tindakan

Buat rencana tindakan yang terperinci untuk mencapai tujuan Anda. Bagi rencana menjadi tugas-tugas yang lebih kecil dan atur tenggat waktu yang realistis untuk setiap langkah.

4. Temukan Sumber Inspirasi

Cari sumber inspirasi yang dapat membantu Anda tetap termotivasi. Ini bisa berupa buku, podcast, video motivasi, atau orang-orang yang telah mencapai kesuksesan dalam bidang yang Anda minati.

5. Tingkatkan Diri Melalui Pembelajaran

Teruslah belajar dan mengembangkan diri Anda. Peningkatan diri dapat memberikan dorongan motivasi karena Anda akan merasa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan yang lebih besar.

6. Jaga Keseimbangan dan Kesehatan

Pastikan Anda menjaga keseimbangan antara pekerjaan, waktu luang, dan istirahat. Jaga kesehatan fisik dan mental Anda dengan mengatur pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres dengan baik.

7. Bangun Dukungan Sosial

Cari dukungan dari orang-orang terdekat Anda. Berbagi tujuan dan perjuangan Anda dengan mereka, dan mintalah dukungan dan dorongan ketika Anda merasa motivasi menurun.

8. Ubah Pola Pikir Negatif

Hindari pola pikir negatif dan gantilah dengan pola pikir yang positif. Fokus pada keberhasilan dan pelajaran yang dapat dipetik dari setiap tantangan yang dihadapi.

Apakah motivasi bisa hilang?

Ya, motivasi dapat hilang seiring waktu atau karena berbagai alasan. Beberapa faktor yang dapat mengurangi motivasi seseorang antara lain:

  • Kurangnya tujuan yang jelas atau tidak adanya motivasi intrinsik yang kuat.
  • Perasaan kelelahan, kebosanan, atau kurangnya tantangan dalam kegiatan yang dilakukan.
  • Rasa putus asa atau kegagalan yang berulang kali.
  • Kurangnya dukungan sosial atau lingkungan yang tidak mendukung.
  • Gangguan emosional atau masalah kesehatan mental.

Namun, penting untuk diingat bahwa motivasi dapat ditingkatkan dan dipulihkan. Dengan menemukan kembali alasan yang kuat, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan mengambil tindakan yang diperlukan, seseorang dapat membangkitkan kembali motivasinya.

Apakah motivasi dapat dipelajari?

Ya, motivasi dapat dipelajari dan dikembangkan. Meskipun beberapa orang mungkin lebih cenderung memiliki motivasi intrinsik yang kuat, setiap individu dapat mempelajari teknik dan strategi untuk meningkatkan motivasinya.

Melalui pemahaman tentang pentingnya tujuan yang jelas, penciptaan rencana tindakan yang terperinci, pengelolaan emosi dan stres, serta mencari sumber inspirasi dan dukungan, seseorang dapat membangun motivasi yang lebih kuat.

Penting untuk menyadari bahwa motivasi adalah proses yang berkelanjutan dan dapat berubah seiring waktu. Oleh karena itu, penting untuk terus memelihara dan mengasah motivasi melalui upaya dan tindakan yang konsisten.

Bagaimana cara menghadapi kehilangan motivasi?

Jika Anda mengalami kehilangan motivasi, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan:

  • Evaluasi kembali tujuan Anda dan temukan alasan yang kuat mengapa tujuan tersebut penting bagi Anda.
  • Cari sumber inspirasi baru melalui buku, video, atau percakapan dengan orang-orang yang dapat memberikan dorongan positif.
  • Lakukan perubahan kecil dalam rutinitas atau pendekatan Anda untuk menciptakan kebaruan dan membangkitkan semangat baru.
  • Jangan terlalu keras pada diri sendiri dan beri diri waktu untuk istirahat dan pemulihan.
  • Cari dukungan dari orang-orang terdekat Anda dan mintalah bantuan mereka untuk membangkitkan kembali motivasi Anda.
  • Tetapkan tujuan yang lebih kecil dan lebih terjangkau untuk memulai dan membangun kembali momentum.