Anarkisme adalah sebuah ideologi politik yang menolak hierarki, otoritas negara, dan sistem pemerintahan. Anarkis percaya bahwa masyarakat dapat berfungsi tanpa adanya pemerintahan sentral dan mengutamakan kebebasan individu serta solidaritas antarindividu. Anarkisme memandang bahwa negara dan sistem hierarkis menciptakan ketidakadilan, penindasan, dan pembatasan terhadap kebebasan individu.

Anarkisme adalah sebuah ideologi politik yang menolak hierarki, otoritas negara, dan sistem pemerintahan. Anarkis percaya bahwa masyarakat dapat berfungsi tanpa adanya pemerintahan sentral dan mengutamakan kebebasan individu serta solidaritas antarindividu. Anarkisme memiliki beragam aliran, mulai dari anarkisme individualis, anarkisme kolektivis, hingga anarko-sindikalisme. Namun, penting untuk membedakan antara anarkisme dengan kekacauan atau kekerasan tanpa hukum.
Anarkisme berupaya menghapuskan Negara dan segala bentuk pemerintahan.
Apa itu Anarkisme?
Ketika berbicara tentang anarkisme, yang dimaksud adalah gerakan politik, filosofis, dan sosial yang tujuan utamanya adalah penghapusan Negara dan segala bentuk pemerintahan, serta segala bentuk otoritas, hierarki sosial, atau kontrol yang ingin diterapkan oleh masyarakat pada individu..
Anarkisme menganggap bentuk-bentuk dominasi ini sebagai sesuatu yang dibuat-buat, berbahaya dan, terlebih lagi, tidak perlu, karena manusia memiliki kecenderungan alami menuju tatanan yang adil dan merata, yang telah diselewengkan melalui pakta sosial.
Dengan cara ini, anarkisme terutama tertarik pada urusan individu dan masyarakat di sekitarnya, dengan aspirasi untuk mendorong kehancuran tatanan yang sudah mapan dan memungkinkan terjadinya perubahan sosial, yang idealnya akan mengarah pada masyarakat tanpa tuan, tanpa pemilik, tanpa domain apa pun.
Secara tradisional, berbagai gerakan politik dan sosial, dengan kecenderungan berbeda dan, yang terpenting, dengan prosedur atau metodologi berbeda, telah dikelompokkan di bawah panji anarkisme.
Oleh karena itu, terdapat anarkisme yang lebih radikal dan penuh kekerasan yang ingin berperan aktif dalam jatuhnya Negara; dan lainnya lebih tenang, lebih dekat dengan perlawanan pasif dan pasifisme. Namun tidak ada definisi tunggal dan eksplisit mengenai apa itu anarkis atau apa yang harus dia lakukan.
Ini mungkin membantu Anda: Perjuangan kelas
Definisi Anarkisme
Kata “anarkisme” berasal dari bahasa Yunani “anarkhos” yang berarti “tanpa penguasa.” Anarkisme adalah sebuah pandangan yang menentang segala bentuk otoritas dan hierarki yang dipaksakan. Anarkis percaya bahwa masyarakat bisa diorganisir secara lebih adil dan efisien melalui kerja sama sukarela dan demokrasi langsung, tanpa perlu adanya negara atau institusi yang memaksakan kekuasaan.
Referensi:
- Kropotkin, P. (1902). Mutual Aid: A Factor of Evolution. London: William Heinemann.
- Goldman, E. (1910). Anarchism and Other Essays. Mother Earth Publishing Association.
Sejarah Anarkisme
Awal Mula dan Tokoh Kunci
Anarkisme sebagai gerakan politik mulai berkembang pada abad ke-19, meskipun gagasan anti-otoritarian telah ada jauh sebelumnya. Beberapa tokoh kunci dalam sejarah anarkisme termasuk:
- Pierre-Joseph Proudhon: Dianggap sebagai bapak anarkisme modern, Proudhon terkenal dengan karyanya What is Property? yang menyatakan bahwa “kepemilikan adalah pencurian.”
- Mikhail Bakunin: Seorang revolusioner Rusia yang menekankan pentingnya aksi langsung dan pemberontakan melawan negara.
- Peter Kropotkin: Seorang geografer dan teoretikus anarkis yang memperkenalkan konsep “bantuan timbal balik” sebagai dasar bagi evolusi sosial.
- Emma Goldman: Seorang anarkis Amerika yang berjuang untuk hak-hak perempuan, kebebasan berbicara, dan anti-perang.
Perkembangan di Abad ke-20
Pada awal abad ke-20, anarkisme memainkan peran penting dalam berbagai gerakan sosial dan revolusi, termasuk:
- Revolusi Rusia (1917): Meskipun kemudian ditekan oleh Bolshevik, anarkis awalnya berpartisipasi dalam revolusi ini.
- Perang Saudara Spanyol (1936-1939): Anarkis Spanyol berperan besar dalam mengorganisir masyarakat tanpa negara melalui kolektivisasi di wilayah Catalunya dan Andalusia.
Referensi:
- Marshall, P. (1992). Demanding the Impossible: A History of Anarchism. Harper Collins.
- Bookchin, M. (1977). The Spanish Anarchists: The Heroic Years, 1868–1936. Free Life Editions.
Asal usul anarkisme
Kata anarkisme berasal dari bahasa Yunani, dan terdiri dari kata an – (“tanpa”) dan arkhé (“kekuasaan atau perintah”), dan muncul untuk menyebutkan tahapan kekosongan kekuasaan yang muncul setelah Revolusi Perancis dan jatuhnya monarki pada akhir abad ke-18. Itu adalah istilah yang merendahkan, untuk menyebut para pendukung kekacauan dan teror revolusioner (baik Robespierre maupun Enragé disebut anarkis).
Kini, gerakan-gerakan anarkis kontemporer yang pertama adalah anak-anak gerakan buruh di awal abad ke-19, yang perjuangannya berupaya memperbaiki kondisi kerja kaum proletar, yang sangat sengit pada awal kapitalisme industri.
Komunisme libertarian dan apa yang disebut sosialisme utopis, dan aspek-aspek serikat pekerja yang lebih radikal, jika Anda mau, memainkan peran mendasar dalam penciptaan anarkisme, terutama ketika muncul kelompok kiri yang revolusioner namun otoriter, yang mengusulkan sebuah Negara yang kuat dan tunggal.
Kaum anarkis, musuh segala jenis otoritas dan penindasan, akan meremehkan apa yang disebut kediktatoran proletariat dan akan membebaskan diri mereka sendiri untuk menciptakan militansi serta aspek politik dan sosial mereka sendiri.
Ciri-ciri anarkisme

Anarkisme mendukung kesetaraan, itulah sebabnya bentuk kepemilikan tidak dapat diterima.
Kebanyakan anarkisme didasarkan pada tiga pilar politik dan sosial utama, yaitu:
- Pemikiran libertarian. Anarkisme bertentangan dengan segala bentuk dominasi dan otoritas, itulah sebabnya ia menentang Negara, otoritas, dan kekuasaan dalam berbagai bentuknya, lebih memilih masyarakat yang mengatur dirinya sendiri secara alami dan spontan.
- Penghapusan kesenjangan. Kesetaraan adalah misi anarkis lainnya, itulah sebabnya hierarki, kepemilikan pribadi, dan bentuk kepemilikan lainnya juga tidak dapat diterima.
- Solidaritas antar umat manusia. Persaudaraan antar umat manusia adalah aspek ideal lain dari anarkisme, karena tidak adanya hukum, otoritas, dan hierarki akan memungkinkan interaksi bebas antar manusia, yang menurut mereka akan mengarah pada solidaritas, kerja sama, dan mutualisme.
Cabang dan Aliran dalam Anarkisme
Anarko-Sindikalisme
Anarko-sindikalisme menekankan pentingnya serikat pekerja sebagai alat untuk mencapai anarkisme. Melalui aksi langsung, seperti pemogokan umum dan sabotase, pekerja bisa mengambil alih produksi dan mengelola masyarakat secara demokratis.
Anarko-Komunisme
Anarko-komunisme mengadvokasi penghapusan kepemilikan pribadi dan penerapan kepemilikan bersama atas alat produksi. Masyarakat seharusnya diorganisir berdasarkan kebutuhan, dengan distribusi barang dan jasa berdasarkan prinsip “dari masing-masing menurut kemampuannya, untuk masing-masing menurut kebutuhannya.”
Anarko-Individualisme
Anarko-individualisme menekankan kebebasan individu dari segala bentuk paksaan, termasuk negara dan institusi sosial. Aliran ini sering kali terkait dengan filosofi seperti egoisme yang dikembangkan oleh Max Stirner.
Anarko-Feminisme
Anarko-feminisme menggabungkan prinsip-prinsip anarkis dengan feminisme, menentang patriarki sebagai bentuk hierarki yang tidak sah. Anarko-feminis berjuang untuk kesetaraan gender dan melawan semua bentuk penindasan terhadap perempuan.
Referensi:
- Rocker, R. (1938). Anarcho-Syndicalism. AK Press.
- Malatesta, E. (1920). The Anarchist Revolution. Freedom Press.
Perbedaan antara Marxisme dan anarkisme
Perbedaan utama antara Marxisme (juga disebut komunisme ilmiah) dan aliran anarkis berkaitan dengan fakta bahwa aliran anarkis mengusulkan suatu masyarakat yang diatur oleh satu kelas sosial: proletariat, dalam apa yang disebut “kediktatoran proletariat”, yang sebelumnya langkah menuju komunisme, yaitu masyarakat tanpa kelas sosial, dengan kesetaraan mutlak. Marxisme didasarkan pada gagasan tentang Negara yang kuat, tentang otoritas tunggal dan terpusat, yang mengendalikan perekonomian dan budaya dengan tangan besi.
Sebaliknya, kaum anarkis memandang Negara sebagai musuh terbesar mereka dan memilih untuk tidak menyetujui gagasan kediktatoran, terlepas dari kelas sosial yang berlaku, karena pemikiran dasar mereka adalah libertarian.
Dengan demikian, anarkisme sama dengan Marxisme dalam kritiknya terhadap sistem, perlawanannya terhadap masyarakat kelas dan dominasi serta eksploitasi kelas pekerja, namun tidak sama dengan usulannya mengenai Negara yang mahakuasa.
Lihat lebih lanjut: Marxisme
Peran dan Dampak Anarkisme dalam Gerakan Sosial Kontemporer
Gerakan Anti-Globalisasi
Anarkis telah berperan aktif dalam gerakan anti-globalisasi, menentang kekuasaan korporasi transnasional dan institusi keuangan global seperti IMF dan Bank Dunia. Mereka mempromosikan alternatif seperti ekonomi solidaritas dan komunitas otonom.
Aktivisme Lingkungan
Anarkis sering kali berada di garis depan dalam gerakan lingkungan, menolak ekploitasi alam oleh kapitalisme dan negara. Mereka mendukung konsep ekologi sosial dan permakultur sebagai cara untuk hidup harmonis dengan alam.
Gerakan Sosial Modern
Anarkis juga terlibat dalam berbagai gerakan sosial modern seperti Black Lives Matter, hak-hak imigran, dan gerakan LGBTQ+. Mereka mempromosikan metode aksi langsung dan organisasi horizontal untuk mencapai keadilan sosial.
Referensi:
- Graeber, D. (2004). Fragments of an Anarchist Anthropology. Prickly Paradigm Press.
- Gelderloos, P. (2007). How Nonviolence Protects the State. South End Press.
Kesimpulan
Anarkisme adalah ideologi yang menolak segala bentuk otoritas dan hierarki yang tidak sah, mendukung pengorganisasian masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan, solidaritas, dan kesetaraan. Meskipun sering disalahpahami sebagai kekacauan atau kekerasan, anarkisme sebenarnya menawarkan visi alternatif untuk masyarakat yang lebih adil dan bebas. Dengan sejarah panjang dan berbagai aliran yang kaya, anarkisme terus berperan penting dalam gerakan sosial kontemporer, menantang status quo dan mencari cara-cara baru untuk mengorganisir kehidupan bersama.