Arkeologi – Konsep, objek studi, cabang dan pelatihan

Arkeologi – Konsep, objek studi, cabang dan pelatihan

Relevant Data:

  • Penemuan Sisa-Sisa: Arkeologi melibatkan penemuan dan analisis sisa-sisa materi yang ditinggalkan oleh manusia di masa lalu. Sisa-sisa ini dapat berupa artefak seperti peralatan, senjata, keramik, tulisan, dan juga bangunan, makam, dan situs arkeologi lainnya. Dengan mempelajari sisa-sisa ini, arkeolog dapat mengungkap informasi tentang kehidupan, budaya, dan peradaban manusia di masa lampau.
  • Metode Penelitian: Arkeologi menggunakan berbagai metode untuk mengumpulkan dan mempelajari data arkeologis. Salah satu metode yang umum digunakan adalah penggalian, di mana arkeolog bekerja untuk menggali dan mengumpulkan artefak serta informasi lainnya di situs arkeologi. Selain itu, metode survei digunakan untuk memetakan dan mengidentifikasi situs-situs arkeologi potensial. Analisis laboratorium juga digunakan untuk mempelajari komposisi artefak, teknik pembuatan, dan sifat bahan yang digunakan.
  • Klasifikasi dan Analisis: Setelah sisa-sisa materi ditemukan, arkeolog melakukan klasifikasi, analisis, dan interpretasi untuk memahami fungsi, konteks, dan arti dari artefak dan situs tersebut. Dengan membandingkan temuan dengan pengetahuan yang ada, arkeolog dapat mengidentifikasi periode waktu dan budaya terkait dengan sisa-sisa tersebut.
  • Kontribusi terhadap Sejarah: Arkeologi memberikan kontribusi penting dalam memahami sejarah manusia yang tidak terdokumentasi secara tertulis. Dalam banyak kasus, sisa-sisa materi yang ditemukan oleh arkeolog menjadi sumber utama informasi tentang kehidupan dan budaya masa lalu. Arkeologi juga membantu mengungkapkan informasi baru yang tidak diketahui sebelumnya, mengubah pemahaman kita tentang peradaban dan budaya manusia di masa lampau.

Resources:

  1. “Introduction to Archaeology” by Kevin Greene
    • Buku ini memberikan pengantar yang komprehensif tentang arkeologi, mencakup berbagai metode dan teori yang digunakan dalam penelitian arkeologis.
  2. “Archaeology: Theories, Methods, and Practice” by Colin Renfrew and Paul Bahn
    • Buku ini memberikan gambaran lengkap tentang teori, metode, dan praktik dalam arkeologi. Cocok untuk pembaca yang ingin memahami lebih dalam tentang disiplin ini.
  3. “Archaeology: A Very Short Introduction” by Paul Bahn
    • Buku ini memberikan gambaran singkat tetapi informatif tentang arkeologi, meliputi sejarah, metode, dan temuan penting dalam bidang ini.
  4. “The Archaeology Book: Big Ideas Simply Explained” by DK
    • Buku ini menyajikan konsep-konsep arkeologi yang kompleks dengan cara yang mudah dipahami melalui ilustrasi dan penjelasan sederhana.
  5. “Archaeology: The Key Concepts” by Colin Renfrew and Paul Bahn
    • Buku ini mengulas konsep-konsep kunci dalam arkeologi, mencakup topik seperti stratigrafi, analisis artefak, dan pemahaman konteks budaya.
Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masa lalu manusia melalui sisa-sisa materi yang ditinggalkan. Para arkeolog bekerja untuk menggali dan mempelajari artefak, bangunan, dan situs arkeologi lainnya guna memahami peradaban dan budaya manusia di masa lampau. Arkeologi merupakan disiplin ilmu yang multidisiplin, menggabungkan metode dan teori dari sejarah, antropologi, geologi, dan lainnya untuk merekonstruksi sejarah manusia.

Arkeologi menyatukan perburuan harta karun, analisis ilmiah, dan interpretasi budaya.

Apa itu arkeologi?

Arkeologi adalah studi tentang sisa-sisa material manusia yang dilestarikan dari waktu ke waktu dan tersebar di seluruh geografi. Melalui analisis peninggalan-peninggalan ini, kita dapat merekonstruksi dan memahami perubahan-perubahan yang dialami masyarakat manusia sepanjang sejarahnya.

Ini adalah ilmu sosial dan cabang humaniora. Di beberapa negara ini dianggap sebagai subdivisi antropologi. Namanya berasal dari kata Yunani archaios , “tua”, dan logos , “tahu”, yang menggambarkan bidang minatnya dengan cukup baik, menggabungkan perburuan harta karun dengan analisis ilmiah dan interpretasi budaya.

Hal ini didasarkan pada pendekatan transdisipliner : sejarah, antropologi, geografi, geologi, linguistik, fisika, kimia, paleontologi dan statistik hanyalah beberapa bidang yang menjadi tujuan pencarian pengetahuan dan peralatan.

Arkeologi lahir dari perdagangan barang antik Eropa abad ke-19, yaitu hobi terhadap barang-barang peninggalan masa lalu atau barang antik, untuk dikoleksi atau dijual kembali. Puncaknya terjadi pada masa kolonialisme Eropa, ketika museum-museum di benua itu dipenuhi dengan benda-benda dari seluruh dunia, seperti mumi Mesir, benda-benda Mesopotamia, kalender Mesoamerika, dll.

Saat ini, buku ini tidak hanya didedikasikan untuk mempelajari peradaban kuno, juga tidak menanggapi premis untuk menemukan kota-kota mistis yang hilang, namun bahkan diterapkan pada masa-masa yang lebih baru, seperti Abad Pertengahan, dengan keinginan untuk memahami kondisi sosial. proses yang menentukan sejarah peradaban.

Lihat juga: Evolusi manusia

Definisi Arkeologi

Secara etimologis, kata “arkeologi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “archaios” yang berarti kuno dan “logos” yang berarti ilmu atau studi. Arkeologi dapat didefinisikan sebagai studi sistematis tentang masa lalu manusia melalui analisis sisa-sisa materi yang ditinggalkan.

Menurut Colin Renfrew dan Paul Bahn, arkeologi adalah “pencarian pengetahuan tentang masa lalu manusia melalui studi sisa-sisa materi yang ditinggalkan oleh manusia.” Arkeologi melibatkan berbagai disiplin ilmu, termasuk sejarah, antropologi, geologi, dan ilmu lingkungan, untuk mengungkap dan memahami kehidupan manusia di masa lalu.

Apa yang dipelajari arkeologi?

Arkeologi mempelajari kumpulan sisa-sisa material dari budaya, peradaban, dan masyarakat manusia yang telah hilang, yang seluruhnya membentuk catatan arkeologi.

Temuan mereka dimaknai sebagai bukti realitas yang perlu direkonstruksi atau setidaknya dipahami. Ia menggunakan alat-alat teknologi dan pengetahuan dari disiplin ilmu lain, untuk mengembangkan pendekatan yang dapat diandalkan terhadap peristiwa-peristiwa penting dalam masyarakat jauh sebelum masa kini.

Masyarakat yang dipelajarinya mungkin sudah ada sejak zaman prasejarah dan pemukiman manusia pertama, hingga era klasik Purbakala atau bahkan Abad Pertengahan Eropa. Kepentingan arkeologi disesuaikan dengan wilayah dunia tempat para profesionalnya bekerja.

Cabang-cabang arkeologi

Arkeologi sejarah mempelajari peradaban yang memiliki tulisan.
Arkeologi sejarah mempelajari peradaban yang memiliki tulisan.

Arkeologi mempunyai sejumlah besar subdivisi, umumnya didedikasikan untuk mempelajari aspek spesifik dan konkret dari realitas manusia masa lalu. Beberapa contohnya adalah:

  • Arkeologi medan perang. Sesuai dengan namanya, ia memfokuskan upayanya untuk memahami peristiwa perang atau militer yang terjadi di tempat tertentu dan di masa terpencil. Terutama pertempuran terkenal yang mengakhiri atau memulai dinasti, kerajaan, invasi, dll.
  • Arkeologi sejarah. Meskipun namanya mungkin terdengar mubazir, namun sebenarnya tidak: cabang arkeologi ini didedikasikan untuk mempelajari sejarah yang terdokumentasi, yaitu sejarah tertulis, sehingga berhubungan dengan dokumen, kronik, bukti, dan prasasti.
  • Arkeologi kognitif. Upaya mereka fokus pada pemahaman cara berpikir masyarakat atau komunitas masa lalu, berdasarkan studi terhadap konten budaya dan simbolik yang dapat ditemukan dari peninggalan arkeologis mereka.
  • Arkeologi gender. Cabang ini memfokuskan studinya pada pemahaman peran yang sebelumnya dikaitkan dengan masing-masing jenis kelamin manusia, untuk lebih memahami evolusi mereka sepanjang sejarah, dan memahami mengapa saat ini kita memahami bahwa perempuan atau laki-laki harus berada dalam cara yang spesifik secara sosial dan budaya. dan bukan yang lain.
  • Arkeometri. Ini adalah studi arkeologi yang dikombinasikan dengan teknik fisika-kimia yang berbeda, untuk memperoleh pengetahuan yang lebih banyak dan lebih baik mengenai komposisi, karakterisasi dan manipulasi bahan tertentu oleh masyarakat kuno. Untuk melakukan hal ini, mereka menggunakan sinar-X dan teknik kontemporer lainnya untuk mempelajari materi.

Metode Penelitian dalam Arkeologi

1. Penggalian (Excavation)

Penggalian adalah metode utama dalam arkeologi yang melibatkan penggalian situs untuk menemukan artefak dan fitur arkeologis. Proses ini sering kali rumit dan membutuhkan perencanaan yang cermat serta penggunaan berbagai alat dan teknik untuk memastikan artefak ditemukan dan dipelihara dengan baik.

2. Survei Arkeologis (Archaeological Survey)

Survei arkeologis dilakukan untuk mengidentifikasi dan memetakan situs arkeologis di suatu area. Survei ini dapat dilakukan dengan berjalan kaki, menggunakan alat geofisika seperti magnetometer dan resistivitas tanah, serta melalui pencitraan udara atau satelit.

3. Analisis Artefak

Setelah artefak ditemukan, arkeolog melakukan analisis untuk menentukan fungsi, usia, dan asal-usulnya. Analisis ini dapat melibatkan berbagai teknik, termasuk analisis tipologi, petrografi, dan spektroskopi.

4. Penanggalan (Dating)

Penentuan usia artefak dan situs arkeologis adalah aspek penting dalam arkeologi. Metode penanggalan yang umum digunakan termasuk penanggalan radiokarbon, dendrokronologi (penanggalan cincin pohon), dan termoluminesensi.

5. Analisis Bioarkeologi

Bioarkeologi adalah studi tentang sisa-sisa manusia dan hewan yang ditemukan di situs arkeologis. Analisis ini dapat memberikan informasi tentang diet, kesehatan, dan pola migrasi masyarakat masa lalu.

Arkeologi dan paleontologi

Paleontologi mencakup studi tentang bentuk kehidupan sebelum manusia.
Paleontologi mencakup studi tentang bentuk kehidupan sebelum manusia.

Paleontologi dan arkeologi adalah dua ilmu yang sangat berbeda, meski sekilas terlihat tidak demikian. Keduanya mempelajari masa lalu planet kita dari bukti fisik yang bisa diperoleh di kerak bumi.

Namun, meskipun arkeologi berfokus pada manusia dan masyarakat masa lalu, paleontologi kembali ke masa lalu yang jauh lebih awal, di mana manusia belum ada. Pelajari bukti geologis kehidupan dan asal usulnya, serta aspek kompleks evolusinya. Dengan demikian menelusuri sejarah kehidupan purba, baik sebelum maupun pada saat kemunculan manusia.

Lebih lanjut di: Paleontologi

Gelar sarjana di bidang arkeologi

Penemuan arkeologi juga merupakan atraksi wisata yang penting.
Penemuan arkeologi juga merupakan atraksi wisata yang penting.

Arkeologi merupakan studi jenis universitas yang lebih tinggi, umumnya terkait dengan fakultas Ilmu Sosial atau Humaniora. Biasanya melibatkan studi lima tahun untuk mendapatkan gelar sarjana.

Selanjutnya, ilmu ini menawarkan para profesionalnya berbagai cabang spesialisasi dan gelar pascasarjana. Di sisi lain, juga memungkinkan mereka mengakses disiplin ilmu lain untuk mendiversifikasi ilmunya.

Arkeolog dapat bekerja di museum, universitas, pusat studi dan penelitian. Mereka juga dapat menjadi bagian dari tim kerja praktek, melakukan penggalian dan investigasi lapangan, mencari tinggalan arkeologi di berbagai belahan dunia.

Pelatihan arkeologi sangat penting di negara-negara yang secara aktif mengeksplorasi masa lalu leluhurnya atau yang mewarisi reruntuhan atau monumen besar darinya. Selain itu, memungkinkan kita memanfaatkan warisan ini untuk memperoleh pendapatan wisata dan ilmiah yang penting.

Lanjutkan dengan: Seni prasejarah

Pentingnya Arkeologi dalam Memahami Sejarah dan Budaya Manusia

1. Rekonstruksi Sejarah

Arkeologi memberikan kontribusi penting dalam rekonstruksi sejarah manusia, terutama untuk periode dan budaya yang tidak memiliki catatan tertulis. Melalui studi artefak dan situs, arkeolog dapat mengungkap cara hidup, teknologi, organisasi sosial, dan kepercayaan masyarakat kuno.

2. Pelestarian Warisan Budaya

Arkeologi berperan dalam pelestarian warisan budaya dengan mengidentifikasi, melindungi, dan mengkonservasi situs dan artefak bersejarah. Ini penting untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya bagi generasi mendatang.

3. Pemahaman tentang Perubahan Sosial dan Lingkungan

Arkeologi membantu kita memahami bagaimana masyarakat masa lalu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sosial. Studi tentang pola migrasi, pertanian, dan perubahan iklim di masa lalu dapat memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapi manusia saat ini.

4. Pendidikan dan Kesadaran Publik

Arkeologi juga berperan dalam pendidikan dan meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya sejarah dan warisan budaya. Melalui museum, publikasi, dan program pendidikan, arkeologi dapat menginspirasi minat dan apresiasi terhadap masa lalu manusia.

Kesimpulan

Arkeologi adalah ilmu yang penting dalam mengungkap dan memahami sejarah serta budaya manusia. Melalui berbagai metode penelitian, arkeolog dapat merekonstruksi kehidupan masyarakat masa lalu dan memberikan wawasan yang berharga tentang perkembangan sosial, teknologi, dan lingkungan. Dengan memahami masa lalu, kita dapat lebih menghargai warisan budaya dan belajar dari pengalaman manusia dalam menghadapi tantangan yang serupa di masa kini.

Referensi

  1. Renfrew, Colin & Bahn, Paul. (2016). Archaeology: Theories, Methods, and Practice. Thames & Hudson.
  2. Fagan, Brian M. (2017). Archaeology: A Brief Introduction. Routledge.
  3. Trigger, Bruce G. (2006). A History of Archaeological Thought. Cambridge University Press.
  4. Wheeler, Mortimer. (1954). Archaeology from the Earth. Clarendon Press.
  5. Hodder, Ian. (1992). Theory and Practice in Archaeology. Routledge.
  • “Arkeologi” di Wikipedia.
  • “Apa yang dilakukan seorang arkeolog?” (video) di INAH TV.
  • “Perbedaan Arkeologi dan Paleontologi” dalam Kunci Operasional Kepabeanan. (Argentina)
  • “Apa itu Arkeologi: memahami catatan arkeologi” (video) di Smarthistory.
  • “Arkeologi” dalam The Encyclopaedia Britannica.

Arkeologi – Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apa itu arkeologi?

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan budaya melalui penelitian dan analisis benda-benda dan sisa-sisa materi yang ditinggalkan oleh peradaban masa lalu. Arkeologi membantu kita memahami sejarah dan perkembangan manusia serta cara hidup mereka di masa lampau.

Apa tujuan utama dari arkeologi?

Tujuan utama dari arkeologi adalah untuk merekonstruksi dan memahami sejarah manusia. Dengan menggali dan mempelajari situs arkeologi, para arkeolog berusaha mengungkap informasi tentang kehidupan manusia di masa lalu, termasuk aspek sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Apa peran arkeologi dalam masyarakat?

Arkeologi memiliki peran penting dalam masyarakat, antara lain:

1. Pelestarian Warisan Budaya:

Arkeologi membantu dalam pelestarian dan pemulihan warisan budaya manusia. Dengan mempelajari dan memahami situs arkeologi, kita dapat menjaga dan mengapresiasi nilai-nilai budaya yang telah ada sejak masa lampau.

2. Penelitian dan Pendidikan:

Arkeologi menyediakan sumber daya untuk penelitian dan pendidikan. Penemuan dan analisis arkeologi memberikan wawasan baru tentang sejarah dan perkembangan manusia, yang dapat digunakan untuk penelitian ilmiah dan pendidikan di berbagai tingkat.

3. Identitas dan Kebanggaan:

Arkeologi membantu membangun identitas dan kebanggaan dalam masyarakat. Penemuan arkeologi yang terkait dengan sejarah suatu daerah atau kelompok etnis tertentu dapat memperkuat rasa identitas dan kebanggaan dalam komunitas tersebut.

4. Pariwisata dan Ekonomi:

Arkeologi juga dapat menjadi daya tarik pariwisata dan berkontribusi pada ekonomi lokal. Situs arkeologi yang terkenal sering kali menjadi tujuan wisata dan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Apa langkah-langkah dalam melakukan penelitian arkeologi?

Langkah-langkah dalam melakukan penelitian arkeologi meliputi:

1. Penggalian:

Langkah pertama adalah melakukan penggalian di situs arkeologi. Para arkeolog akan menggali secara sistematis untuk mengumpulkan artefak dan sisa-sisa materi yang dapat memberikan informasi tentang masa lalu.

2. Pencatatan dan Dokumentasi:

Setiap temuan arkeologi yang ditemukan harus dicatat dan didokumentasikan dengan seksama. Hal ini termasuk mengambil foto, menggambar, dan membuat catatan terperinci tentang lokasi dan konteks temuan.

3. Analisis dan Interpretasi:

Setelah penggalian selesai, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis dan interpretasi terhadap temuan-temuan arkeologi. Ini melibatkan penggunaan metode ilmiah dan teknik khusus untuk memahami dan menggambarkan kehidupan manusia di masa lalu.

4. Publikasi dan Diseminasi:

Hasil penelitian arkeologi harus dipublikasikan dan disebarluaskan kepada masyarakat luas. Publikasi ini dapat berupa artikel ilmiah, buku, presentasi, atau pameran yang memperkenalkan temuan-temuan arkeologi kepada publik.