Ahli Neurobiologi Memblokir Efek Stres

Dengan menghapus gen REDD1 pada tikus, peneliti dari Didirikan pada tahun 1701, Universitas Yale adalah universitas riset Ivy League swasta di New Haven, Connecticut. Ini adalah lembaga pendidikan tinggi tertua ketiga di Amerika Serikat dan diatur menjadi empat belas sekolah konstituen: perguruan tinggi sarjana asli, Sekolah Pascasarjana Seni dan Sains Yale dan dua belas sekolah profesional. Itu dinamai gubernur British East India Company Elihu Yale.

Universitas Yale mampu memblokir defisit sinaptik dan perilaku yang disebabkan oleh stres.

Ketamine, obat bius yang terkadang disalahgunakan sebagai obat jalanan, meningkatkan hubungan sinaptik antara sel-sel otak dan dalam dosis rendah bertindak sebagai antidepresan yang kuat, demikian temuan para peneliti Yale. Namun, stres memiliki efek sebaliknya, menyusutnya jumlah duri sinaptik, memicu depresi.

Dalam edisi online jurnal Nature Medicine 13 April, peneliti Yale menemukan bahwa ekspresi gen tunggal yang disebut REDD1 memungkinkan stres merusak sel-sel otak dan menyebabkan perilaku depresi.

“Kami menemukan jika kami menghapus REDD1, kami dapat memblokir efek stres pada tikus,” kata Ron Duman, Profesor Psikiatri Elizabeth Mears dan House Jameson dan profesor neurobiologi.

Dalam studi terbaru, tim Yale menunjukkan bahwa ketamin mengaktifkan jalur mTORC1, yang pada gilirannya memacu sintesis protein dan koneksi sinaptik. Dalam studi baru, mereka menunjukkan bahwa ekspresi gen REDD1 memblokir aktivitas mTORC1 dan menurunkan jumlah koneksi sinaptik. Studi baru oleh Duman dan penulis utama Kristie Ota menunjukkan bahwa tikus tanpa gen REDD1 kebal terhadap defisit sinaptik dan perilaku yang disebabkan oleh stres. Sebaliknya, ketika gen diekspresikan secara berlebihan, tikus menunjukkan hilangnya koneksi sinaptik dan peningkatan perilaku depresi dan kecemasan.

Selain itu, pemeriksaan post-mortem orang yang menderita depresi menunjukkan tingkat tinggi REDD1 di daerah kortikal yang terkait dengan depresi.

Pekerjaan Yale dengan ketamin telah mengarah pada pengembangan antidepresan kelas baru, yang saat ini sedang dalam uji klinis. Duman mengatakan temuan baru ini dapat memberikan target obat baru yang secara langsung menumpulkan dampak negatif dari stres.

Penulis Yale lainnya termasuk Rong-Jian Liu, Bhavya Voleti, Jaime G. Maldonado-Aviles, Vanja Duric, Masaaki Iwata, Sophie Dutheil, Catharine Duman. Ralph J. DiLeone, dan dan George K. Aghajanian.

Pendanaan untuk penelitian disediakan oleh National Institutes of Health.

Publikasi : Kristie T. Ota, et al., “REDD1 is essential for stress-induced synaptic loss and depressive behavior,” Nature Medicine, 2014; doi:10.1038/nm.3513

Gambar: Lab Duman

Related Posts