Bahan Baku – Konsep, jenis, kepentingan dan contoh

Bahan Baku – Konsep, jenis, kepentingan dan contoh

Relevant Data:

  • Bahan Baku Alam: Bahan baku alam adalah bahan mentah yang diperoleh dari sumber daya alam, seperti hasil pertanian (gandum, kopi), mineral (bijih besi, batu bara), hewan (bulu domba, sutra), atau kayu. Bahan baku alam dapat diolah menjadi produk jadi melalui proses produksi.
  • Bahan Baku Buatan: Bahan baku buatan adalah bahan yang dihasilkan melalui rekayasa manusia, seperti logam (aluminium, baja), plastik (polietilen, polivinil klorida), atau bahan kimia (amonia, asam sulfat). Bahan baku buatan umumnya diproduksi melalui proses industri tertentu.

Explanation:
Bahan baku merupakan bahan mentah atau komponen dasar yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Bahan baku dapat berasal dari alam atau hasil rekayasa manusia. Pemilihan bahan baku yang tepat sangat penting dalam memastikan kualitas produk akhir, efisiensi produksi, dan keberlanjutan lingkungan.

Bahan baku alam adalah bahan mentah yang diperoleh dari sumber daya alam. Contohnya adalah hasil pertanian seperti gandum, kopi, dan karet; mineral seperti bijih besi dan batu bara; bahan hewan seperti bulu domba dan sutra; atau kayu. Bahan baku alam ini dapat diolah melalui proses produksi menjadi barang jadi yang siap digunakan atau dikonsumsi.

Selain bahan baku alam, terdapat juga bahan baku buatan yang dihasilkan melalui rekayasa manusia. Contohnya adalah logam seperti aluminium dan baja, plastik seperti polietilen dan polivinil klorida, atau bahan kimia seperti amonia dan asam sulfat. Bahan baku buatan umumnya diproduksi melalui proses industri tertentu yang melibatkan reaksi kimia atau pemrosesan material.

Pemilihan bahan baku yang tepat sangat penting dalam proses produksi. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi kualitas, ketersediaan, harga, dan dampak lingkungan. Pemilihan bahan baku yang berkualitas akan mempengaruhi kualitas produk jadi, sedangkan ketersediaan dan harga dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan biaya produksi. Selain itu, perlu juga memperhatikan dampak lingkungan dari penggunaan bahan baku, seperti penggunaan sumber daya alam yang terbatas atau pembuangan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan.

Industri dan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku yang memadai. Negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dapat mengandalkan bahan baku alamnya untuk menggerakkan sektor industri dan ekonomi. Namun, negara yang ketergantungan terhadap impor bahan baku perlu memperhatikan stabilitas pasokan dan harga internasional.

Resources:

  • Buku: “Supply Chain Management: Bahan Baku hingga Produk Jadi” oleh Paul Myerson, Penerbit Andi.
  • Artikel online: “Strategi Pengelolaan Bahan Baku dalam Industri Manufaktur” di situs web ManajemenProduksi.com.
  • Jurnal ilmiah: “Sustainability in Raw Material Supply Chains” oleh Stefan Seuring dan Martin Müller, Journal of Cleaner Production, Vol. 142, Part 2 (2017), pp. 472-474.
Bahan baku adalah bahan mentah atau komponen dasar yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Bahan baku dapat berasal dari alam, seperti hasil pertanian, mineral, atau kayu, maupun hasil rekayasa manusia, seperti logam dan plastik. Pemilihan bahan baku yang tepat sangat penting dalam memastikan kualitas produk akhir, efisiensi produksi, dan keberlanjutan lingkungan. Industri dan ekonomi suatu negara sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku yang memadai.

Permintaan bahan baku dalam masyarakat industri bersifat konstan dan melimpah.

Apa itu bahan baku?

Bahan mentah dipahami sebagai semua elemen yang diekstraksi langsung dari alam, dalam keadaan murni atau relatif murni, dan yang selanjutnya dapat diubah, melalui pemrosesan industri, menjadi barang akhir untuk konsumsi, energi, atau barang setengah jadi yang pada gilirannya memberi makan barang sekunder lainnya. sirkuit industri. Sektor-sektor tersebut merupakan input dasar dalam rantai industri, dan merupakan sektor utama dalam rantai produksi.

Jenis dan bentuk bahan bakunya bermacam-macam, begitu pula proses pembuatannya. Mekanisme perolehannya juga beragam, karena sebagian bahan mentah berada langsung dalam jangkauan kita dan sebagian lagi harus dicari di kedalaman kerak bumi (penambangan), di dasar laut, atau bahkan harus berasal atau disintesis dari bahan mentah lainnya.

Permintaan bahan mentah dalam masyarakat industri bersifat konstan dan melimpah, tidak hanya untuk produksi barang-barang konsumsi, tetapi juga untuk bahan bakar proses produksi energi, melalui pembakaran bahan bakar fosil atau pemrosesan atom mineral seperti uranium. Paradoksnya, negara-negara yang memproduksi bahan mentah ini sebagian besar berasal dari negara dunia ketiga, yaitu negara paling tidak berkembang, karena mereka harus mengkonsumsi dengan biaya lebih tinggi produk-produk yang dibuat oleh negara-negara maju dengan bahan bakunya sendiri.

Lihat juga: Eksploitasi sumber daya alam

Pengertian Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi atau produk setengah jadi. Bahan ini diperoleh dari alam atau sumber daya lainnya dan diolah melalui berbagai proses industri untuk menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah.

Jenis bahan baku

Minyak ada sebagai produk dari proses geologi yang panjang.

Bahan mentah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, dimulai dari ketersediaannya di planet kita. Jadi, seseorang dapat berbicara tentang:

  • Bahan baku yang tidak terbarukan. Yang ada sebagai produk dari proses geologi atau sejarah yang panjang di planet kita, dan yang cadangannya berisiko habis jika tingkat konsumsi tidak mengikuti pola rasional. Misalnya: minyak bumi atau batu bara fosil.
  • Bahan baku terbarukan atau melimpah. Yang mana reproduksinya terjadi secara konstan dan cepat, atau dalam jumlah yang melimpah sehingga mustahil untuk menghabiskannya, setidaknya dalam jangka pendek dan menengah. Misalnya: gas hidrogen atau energi matahari.

Di sisi lain, bahan baku juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya:

  • Asal sayuran. Berasal dari pohon, tumbuhan, biji-bijian, buah-buahan dan turunan alam seperti kayu, karet, gabus, dll.
  • Asal binatang. Mereka adalah atau pernah menjadi bagian dari kehidupan binatang, yaitu tubuhnya (wol, kulit, kulit, dll.) atau proses vitalnya (susu, mutiara, sutra, dll.).
  • Asal mineral. Materi yang berasal dari endapan terestrial, atau dari amalgam dan campuran logam dan unsur lainnya, seperti besi, tembaga, emas, perak, dll.
  • Asal usul fosil. Ini adalah sampah organik yang mengalami proses sedimentasi dan fosilisasi selama ribuan tahun, sehingga menghasilkan hidrokarbon dengan nilai kimia dan energi yang tinggi.
  • Asal universal. Unsur-unsur yang tercipta bersama dengan planet, terdapat dalam zat cair atau gas biasa, seperti air atau udara.
  • Asal sintetis. Bahan yang tidak ada di alam dan harus dibuat oleh manusia, seperti isotop Uranium tertentu.

1. Berdasarkan Asalnya

a. Bahan Baku Alam

Bahan baku alam adalah bahan yang diperoleh langsung dari alam tanpa melalui proses industri sebelumnya. Contoh bahan baku alam meliputi:

  • Kayu: Digunakan dalam industri mebel dan konstruksi.
  • Batu Bara: Sumber energi untuk pembangkit listrik dan bahan bakar industri.
  • Minyak Bumi: Bahan dasar untuk produk petrokimia seperti plastik dan bahan bakar.

b. Bahan Baku Buatan

Bahan baku buatan adalah bahan yang telah mengalami proses pengolahan sebelum digunakan dalam produksi. Contoh bahan baku buatan meliputi:

  • Plastik: Digunakan dalam berbagai produk seperti kemasan, peralatan rumah tangga, dan komponen elektronik.
  • Besi dan Baja: Digunakan dalam industri otomotif, konstruksi, dan manufaktur peralatan.

2. Berdasarkan Sifatnya

a. Bahan Baku Organik

Bahan baku organik adalah bahan yang berasal dari makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Contoh bahan baku organik meliputi:

  • Kapas: Digunakan dalam industri tekstil untuk pembuatan kain.
  • Kulit: Digunakan dalam industri fashion untuk pembuatan pakaian, sepatu, dan aksesoris.

b. Bahan Baku Anorganik

Bahan baku anorganik adalah bahan yang tidak berasal dari makhluk hidup dan biasanya berupa mineral atau senyawa kimia. Contoh bahan baku anorganik meliputi:

  • Pasir Silika: Digunakan dalam pembuatan kaca dan keramik.
  • Tembaga: Digunakan dalam industri elektronik dan listrik.

3. Berdasarkan Penggunaannya

a. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama adalah bahan yang menjadi komponen utama dalam produk akhir. Contoh bahan baku utama meliputi:

  • Tepung Terigu: Bahan utama dalam pembuatan roti dan produk bakery lainnya.
  • Karet Alam: Bahan utama dalam pembuatan ban dan produk karet lainnya.

b. Bahan Baku Pembantu

Bahan baku pembantu adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi tetapi tidak menjadi bagian utama dari produk akhir. Contoh bahan baku pembantu meliputi:

  • Bahan Pengawet: Digunakan dalam industri makanan untuk memperpanjang umur simpan produk.
  • Pelumas: Digunakan dalam industri manufaktur untuk mengurangi gesekan pada mesin.

Pentingnya bahan baku

Bahan mentah dianggap sebagai dasar proses industri manusia, yaitu titik awal dari setiap rantai produksi atau manufaktur. Tanpanya tidak akan ada unsur-unsur yang dapat diubah dan dipadukan melalui berbagai proses, sehingga diperoleh unsur-unsur yang lebih rumit dan bernilai tambah. Oleh karena itu, harga bahan mentah mempengaruhi harga akhir produk manufaktur, dan faktor operasional seperti kelimpahannya, kesulitan ekstraksi atau kesulitan transformasinya ikut campur.

Negara pengekspor bahan mentah

Sumber daya mineral dan hayati melimpah di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

Negara-negara penghasil bahan mentah terbesar di dunia abad ke-21, umumnya adalah negara-negara Dunia Ketiga, khususnya di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, yang memiliki sumber daya mineral dan hayati yang berlimpah untuk diekspor. Hal inilah yang terjadi pada negara-negara pengekspor pertambangan dan minyak serta hidrokarbon yang melimpah di Timur Tengah dan benua Amerika (Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Meksiko, Venezuela, Bolivia).

Paradoks ekonomi besar dari negara-negara ini terletak pada kenyataan bahwa mereka mengekspor bahan mentah ke negara-negara industri, yang dengannya mereka memproduksi barang-barang konsumen, dan kemudian mengkonsumsi kembali barang-barang manufaktur tersebut dengan harga per unit yang lebih tinggi, sehingga menumbuhkan perekonomian yang mengimpor dan bergantung. Di sisi lain, berkurangnya sumber daya tertentu atau meningkatnya kerusakan ekologis akibat ekstraksi bahan mentah, membuat harga bahan mentah menjadi lebih mahal dan oleh karena itu pasar mengalami ketidakstabilan yang pada gilirannya berdampak pada hubungan antar ekspor bahan mentah negara maju dan negara industri maju.

Bahan baku dalam akuntansi

Dalam ilmu akuntansi, segala jenis masukan yang penting untuk memulai rantai produksi atau produksi disebut bahan mentah. Dalam pengertian ini, administrasi akuntansi berkaitan dengan berbagai aspek:

  • Harga pembelian. Karena merupakan pembayaran pokok agar proses industri atau produktif dapat dilanggengkan seiring berjalannya waktu. Tanpa pembelian bahan mentah, tidak ada masa depan bisnis.
  • Persediaan. Artinya, bahan mentah disimpan atau disimpan untuk menghadapi kasus keterlambatan, kekurangan, dan lain-lain. dan biaya yang termasuk dalam penyimpanan tersebut.
  • Kualitas. Karena bahan baku dengan kualitas yang lebih baik menjamin produk akhir dengan kualitas yang sama, dan oleh karena itu harga yang lebih tinggi di pasar.

Polusi

Aktivitas seperti pertambangan telah berdampak buruk pada dunia dan merusak ekosistem.

Salah satu kelemahan besar dari penimbunan bahan mentah berkaitan dengan polusi dan kerusakan ekologis, yang tampaknya merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari dari aktivitas seperti pertambangan, penebangan kayu, penangkapan ikan, atau eksploitasi minyak. Kerusakan ekosistem yang berkelanjutan ini, ditambah dengan kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan transformasi industri sekunder, telah berdampak pada dunia dalam bentuk rusaknya ekosistem, pemiskinan keanekaragaman hayati dan memburuknya kesehatan manusia.

Contoh bahan baku

Beberapa contoh umum bahan baku adalah:

  • Kayu, gabus, karet dan selulosa untuk membuat kertas.
  • Minyak, batu bara, gas alam, dan bahan bakar fosil lainnya.
  • Emas, perak, berlian, dan logam mulia lainnya.
  • Uranium, Bauksit dan logam berat lainnya.
  • Gading, sutra, bulu dan produk hewani lainnya.

Peran Bahan Baku dalam Industri

Bahan baku memiliki peran yang sangat penting dalam industri karena merupakan langkah awal dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa peran utama bahan baku dalam industri:

1. Menentukan Kualitas Produk

Kualitas bahan baku sangat menentukan kualitas produk akhir. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku yang tepat dan berkualitas tinggi sangat penting untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas yang diinginkan.

2. Mempengaruhi Biaya Produksi

Biaya bahan baku merupakan komponen signifikan dari total biaya produksi. Efisiensi dalam penggunaan bahan baku dan pemilihan bahan baku yang ekonomis dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan profitabilitas perusahaan.

3. Memengaruhi Proses Produksi

Karakteristik bahan baku, seperti sifat fisik dan kimia, memengaruhi proses produksi yang digunakan. Misalnya, bahan baku yang mudah terbakar memerlukan penanganan khusus dan langkah-langkah keselamatan yang lebih ketat.

4. Sumber Inovasi Produk

Bahan baku baru atau alternatif dapat menjadi sumber inovasi produk. Penelitian dan pengembangan bahan baku baru dapat menghasilkan produk dengan fitur yang lebih baik, lebih ramah lingkungan, atau lebih ekonomis.

Aplikasi Bahan Baku dalam Berbagai Industri

Berbagai industri menggunakan bahan baku yang berbeda sesuai dengan kebutuhan produksinya. Berikut adalah beberapa contoh aplikasi bahan baku dalam berbagai industri:

1. Industri Makanan dan Minuman

Industri makanan dan minuman menggunakan berbagai bahan baku seperti gandum, susu, gula, dan bahan pengawet untuk menghasilkan produk-produk seperti roti, susu, minuman ringan, dan makanan olahan.

2. Industri Tekstil

Industri tekstil menggunakan bahan baku seperti kapas, wol, dan serat sintetis untuk memproduksi kain, pakaian, dan tekstil rumah tangga lainnya.

3. Industri Otomotif

Industri otomotif menggunakan bahan baku seperti baja, aluminium, karet, dan plastik untuk memproduksi kendaraan dan komponen otomotif.

4. Industri Konstruksi

Industri konstruksi menggunakan bahan baku seperti semen, pasir, batu, dan kayu untuk membangun gedung, jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya.

Kesimpulan

Bahan baku adalah elemen penting dalam proses produksi yang menentukan kualitas, biaya, dan efisiensi produksi. Jenis-jenis bahan baku dapat dikategorikan berdasarkan asal, sifat, dan penggunaannya. Pemilihan dan pengelolaan bahan baku yang tepat sangat penting untuk keberhasilan operasional dan inovasi dalam berbagai industri. Dengan memahami peran dan aplikasi bahan baku, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk, mengurangi biaya, dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar.

Referensi

  1. Heizer, J., & Render, B. (2014). Operations Management: Sustainability and Supply Chain Management. Pearson.
  2. Chopra, S., & Meindl, P. (2016). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operation. Pearson.
  3. Russell, R. S., & Taylor, B. W. (2018). Operations and Supply Chain Management. Wiley.
  4. Bowersox, D. J., Closs, D. J., & Cooper, M. B. (2013). Supply Chain Logistics Management. McGraw-Hill Education.
  5. Slack, N., Chambers, S., & Johnston, R. (2010). Operations Management. Pearson.
  • “Bahan mentah” di Wikipedia.
  • “Bahan mentah” di Economipedia.
  • “Apa bahan mentahnya?” di IG.com.
  • “Bahan mentah” di Kids.net.au.
  • “Bahan mentah” dalam The Encyclopaedia Britannica.

FAQs tentang Bahan Baku

Apa itu Bahan Baku?

Bahan baku adalah material dasar yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi. Bahan baku dapat berupa bahan mentah alami, seperti kayu, besi, atau gandum, atau bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal, seperti kain atau logam.

Apa perbedaan antara Bahan Baku dan Barang Jadi?

Perbedaan antara bahan baku dan barang jadi terletak pada tingkat pengolahan dan nilai tambahnya. Bahan baku adalah material dasar yang belum mengalami proses produksi yang lengkap, sedangkan barang jadi adalah produk akhir yang siap untuk digunakan atau dijual.

Apa jenis-jenis Bahan Baku yang umum digunakan?

Jenis-jenis bahan baku yang umum digunakan meliputi:

1. Bahan Baku Alam

Bahan baku alam adalah material yang diperoleh langsung dari sumber alam, seperti kayu, bijih besi, batu bara, dan hasil pertanian seperti gandum atau karet.

2. Bahan Baku Buatan

Bahan baku buatan adalah material yang dibuat melalui proses pengolahan atau sintesis. Contohnya adalah bahan kimia seperti plastik, kain sintetis, atau logam paduan.

3. Bahan Baku Sekunder

Bahan baku sekunder adalah bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal sebelum digunakan dalam proses produksi. Contohnya adalah kertas daur ulang, logam daur ulang, atau kain yang sudah dipotong dan dijahit.

Apa pentingnya Bahan Baku dalam proses produksi?

Bahan baku memiliki peran yang penting dalam proses produksi karena merupakan material dasar yang digunakan untuk menciptakan barang jadi. Tanpa bahan baku yang memadai, proses produksi tidak dapat dilakukan secara efisien atau produk yang dihasilkan tidak akan memiliki kualitas yang baik. Ketersediaan bahan baku yang memadai dan berkualitas juga dapat mempengaruhi biaya produksi dan keuntungan perusahaan.

Bagaimana pengelolaan Bahan Baku yang baik?

Pengelolaan bahan baku yang baik melibatkan beberapa langkah, antara lain:

1. Perencanaan dan Pengadaan

Perusahaan perlu merencanakan kebutuhan bahan baku berdasarkan permintaan produk dan memastikan pengadaan bahan baku yang cukup dan berkualitas.

2. Penyimpanan dan Inventarisasi

Bahan baku perlu disimpan dengan baik agar tetap terjaga kualitasnya. Inventarisasi yang akurat juga diperlukan untuk memonitor stok bahan baku dan mencegah kekurangan atau kelebihan persediaan.

3. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu bahan baku penting dilakukan untuk memastikan kualitas bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Hal ini dapat melibatkan pengujian atau inspeksi terhadap bahan baku sebelum digunakan.

4. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya juga merupakan bagian penting dalam pengelolaan bahan baku. Perusahaan perlu memantau dan mengelola pengeluaran yang terkait dengan pembelian, penyimpanan, dan penggunaan bahan baku agar tetap efisien.

Apa dampak kekurangan Bahan Baku?

Kekurangan bahan baku dapat memiliki dampak negatif pada proses produksi dan kelangsungan bisnis. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:

  • Gangguan produksi, karena tidak ada bahan baku yang cukup untuk digunakan.
  • Keterlambatan pengiriman produk kepada pelanggan.
  • Penurunan kualitas produk yang dihasilkan jika penggantian bahan baku tidak sesuai atau tidak berkualitas.
  • Kenaikan biaya produksi akibat pengadaan bahan baku dari sumber yang lebih mahal.

Bagaimana mengelola risiko kontingen dari kekurangan Bahan Baku?

Untuk mengelola risiko kontingen dari kekurangan bahan baku, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Diversifikasi Sumber Bahan Baku

Mengidentifikasi dan bekerja sama dengan beberapa pemasok bahan baku untuk mengurangi risiko kekurangan. Dengan memiliki lebih dari satu pemasok, perusahaan dapat mengatasi gangguan pasokan dari satu pemasok jika terjadi masalah.

2. Stok Cadangan

Menjaga stok cadangan bahan baku yang cukup untuk mengatasi kekurangan sementara. Dengan memiliki stok cadangan, perusahaan dapat melanjutkan produksi tanpa terganggu meskipun pasokan bahan baku terhambat.

3. Memantau Pasar dan Tren

Perusahaan perlu memantau pasar dan tren industri terkait bahan baku yang digunakan. Dengan memahami kondisi pasar dan tren, perusahaan dapat memperkirakan potensi kekurangan bahan baku dan mengambil tindakan pencegahan.

4. Perjanjian Kontrak yang Fleksibel

Membuat perjanjian kontrak dengan pemasok bahan baku yang fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Perjanjian kontrak yang fleksibel akan memudahkan perusahaan dalam mengatur kuantitas dan jadwal pengiriman bahan baku sesuai dengan kebutuhan produksi.

Apa yang harus diperhatikan dalam pemilihan pemasok Bahan Baku?

Dalam pemilihan pemasok bahan baku, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Kualitas Bahan Baku

Pastikan pemasok menyediakan bahan baku yang berkualitas dan sesuai dengan standar yang dibutuhkan oleh perusahaan. Kualitas bahan baku akan berpengaruh pada kualitas produk jadi yang dihasilkan.

2. Ketersediaan dan Keandalan Pasokan

Pilih pemasok yang dapat menyediakan bahan baku dengan ketersediaan yang baik dan terjamin. Keandalan pasokan bahan baku sangat penting agar proses produksi tidak terganggu.

3. Harga yang Kompetitif

Bandrol harga pemasok harus kompetitif dan sebanding dengan kualitas bahan baku yang disediakan. Perusahaan perlu membandingkan harga dari beberapa pemasok untuk mendapatkan penawaran terbaik.

4. Kebijakan Lingkungan dan Keberlanjutan

Perhatikan apakah pemasok memiliki kebijakan lingkungan dan keberlanjutan yang baik. Memilih pemasok yang peduli terhadap lingkungan dapat mendukung citra perusahaan yang ramah lingkungan.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi perubahan harga Bahan Baku?

Jika terjadi perubahan harga bahan baku, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

1. Memantau Perubahan Harga

Perusahaan perlu memperhatikan tren perubahan harga bahan baku secara berkala. Memantau perubahan harga akan membantu perusahaan dalam merencanakan anggaran dan mengambil tindakan yang tepat.

2. Menyesuaikan Harga Jual

Jika harga bahan baku naik, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menyesuaikan harga jual produk jadi agar tetap memperoleh keuntungan yang diinginkan. Namun, perlu diperhatikan juga agar penyesuaian harga tidak mengurangi daya beli pelanggan.

3. Mencari Alternatif Bahan Baku

Jika harga bahan baku naik secara signifikan, perusahaan dapat mencari alternatif bahan baku yang lebih terjangkau. Namun, perlu dipastikan bahwa alternatif bahan baku tersebut memiliki kualitas yang setara atau tidak mempengaruhi kualitas produk jadi.

4. Negosiasi dengan Pemasok