Empiris – Apa itu, konsep, empirisme dan contoh

Empiris – Apa itu, konsep, empirisme dan contoh

Relevant Data:

  1. John Locke: Filosof empiris terkenal yang mengemukakan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman indera.
  2. Metode Ilmiah: Pendekatan empiris menjadi landasan utama dalam metode ilmiah yang melibatkan observasi, eksperimen, dan verifikasi data.
  3. Positivisme: Aliran pemikiran yang menekankan pada fakta empiris yang dapat diamati dan diukur secara objektif.
  4. Psikologi Empiris: Cabang psikologi yang menekankan pentingnya pengamatan langsung terhadap perilaku manusia dalam memahami proses kognitif dan emosional.

Explanation:
Empiris merupakan pendekatan epistemologis yang menekankan pentingnya pengalaman indera dan data observasi sebagai sumber pengetahuan yang dapat diandalkan. Filosofi empiris menekankan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman langsung, baik melalui indera maupun eksperimen, dan bukan dari spekulasi atau pemikiran a priori.

Dalam ilmu pengetahuan, pendekatan empiris menjadi fondasi utama dalam pengembangan teori dan penelitian. Peneliti menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk mengumpulkan data, mengobservasi fenomena, dan menguji hipotesis yang diajukan berdasarkan bukti empiris yang teramati. Hal ini memungkinkan pengetahuan yang diperoleh untuk dapat diverifikasi dan direplikasi oleh pihak lain.

Positivisme, yang dipelopori oleh Auguste Comte, merupakan aliran pemikiran yang menekankan pada fakta empiris yang dapat diamati dan diukur secara objektif. Pendekatan ini menekankan pentingnya data empiris sebagai dasar untuk pembangunan pengetahuan yang valid dan dapat diandalkan.

Dalam psikologi, pendekatan empiris digunakan untuk memahami perilaku manusia dan proses kognitif melalui pengamatan langsung dan eksperimen. Psikologi empiris membantu memahami bagaimana individu berinteraksi dengan lingkungan mereka dan bagaimana pengalaman pribadi mempengaruhi perilaku dan pikiran.

Empiris memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern dan memastikan bahwa pengetahuan yang dihasilkan didasarkan pada bukti yang dapat diamati dan diuji. Dengan pendekatan ini, pengetahuan dapat terus berkembang dan diperbarui sesuai dengan temuan yang baru.

Resources:

  1. Bunge, Mario. “Scientific Research: Strategy and Philosophy.” (1967)
  2. Bacon, Francis. “Novum Organum.” (1620)
  3. Locke, John. “An Essay Concerning Human Understanding.” (1689)
Yang empiris dapat dibuktikan dan dapat dialami secara langsung. Empiris adalah pendekatan dalam pengetahuan yang menekankan penggunaan pengamatan, pengalaman, dan bukti nyata sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan yang valid. Dalam konteks ilmiah, pendekatan empiris memainkan peran penting dalam pengembangan teori, pengujian hipotesis, dan pembuktian kebenaran melalui data yang teramati secara langsung.

Apa yang dimaksud dengan sesuatu yang empiris?

Yang empiris adalah yang didasarkan pada pengalaman dan observasi terhadap fakta. Istilah ini berasal dari kata Yunani empeirikos , yang diterjemahkan sebagai “berpengalaman”, yaitu sesuatu yang telah dicoba atau diuji sebelum mengambil keputusan. Dengan demikian, kita dapat berbicara tentang “pengetahuan empiris”, “bukti empiris” atau bahkan “empirisme” (perspektif filosofis penting yang muncul di Eropa utara pada Abad Pertengahan).

Secara umum yang dimaksud dengan sesuatu yang empiris adalah dapat dibuktikan dan dapat dialami secara langsung, yaitu tidak didukung oleh teori atau asumsi, melainkan fakta.

Salah satu prosedur yang digunakan untuk menggambarkan metode ilmiah (yang menjadi dasar semua kesimpulan ilmiah) dikenal sebagai metode analitik-empiris dan terdiri dari verifikasi hipotesis awal melalui kontras atau persepsi fakta, yaitu verifikasi empiris. Untuk ini Anda dapat menggunakan eksperimen, observasi atau pengukuran.

Istilah “empiris” dapat digunakan dalam bidang pengetahuan yang berbeda dan dalam konteks yang berbeda, selalu sebagai sinonim untuk “efektif”, “eksperimental”, “dapat diamati” atau bahkan “nyata”, “konkret”, “tak terbantahkan”.

Ini mungkin membantu Anda: Praksis

Pengertian Empiris

Empiris berasal dari kata Yunani “empeiria” yang berarti pengalaman. Dalam konteks ilmu pengetahuan, empiris merujuk pada pengetahuan atau data yang diperoleh melalui observasi, pengamatan, atau eksperimen langsung, bukan melalui spekulasi atau teori semata. Pendekatan empiris menekankan pentingnya bukti yang dapat diukur dan diverifikasi untuk membangun dan menguji hipotesis atau teori.

Empirisme

Filsuf seperti John Locke berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari studi pengalaman.

Aliran filosofis empirisme adalah aliran yang membela peran pengalaman, persepsi indrawi dan bukti nyata dalam perumusan gagasan dan pengetahuan. Artinya, aliran ini mempertahankan dengan kekakuan yang lebih besar atau lebih kecil bahwa satu-satunya pengetahuan yang mungkin adalah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan dunia yang dapat dirasakan, yaitu dari apa yang dapat kita rasakan dan alami secara langsung.

Empirisme muncul pada akhir Abad Pertengahan dan awal Renaisans, di Inggris, berbeda langsung dengan rasionalisme, karena rasionalisme adalah akal manusia dan kapasitas deduksinya yang merupakan cara utama untuk mengakses pengetahuan.

Jadi, ketika rasionalisme berkuasa di Perancis, Belanda dan Jerman, di tangan René Descartes (1596-1650), Nicolás Malebranche (1638-1715) dan Baruch Spinoza (1632-1677), di antara para filsuf terkenal lainnya, dalam penyebaran Empirisme di Inggris berkat karya Francis Bacon (1561-1626), Thomas Hobbes (1588-1679), George Berkeley (1685-1753), John Locke (1632-1704) dan David Hume (1711-1776). Sedemikian rupa sehingga tradisi filosofis ini dibaptis sebagai “empirisme Inggris.”

Menurut kaum empiris, pengetahuan manusia hanya dapat diperoleh secara a posteriori , yaitu sebagai hasil evaluasi dan kajian pengalaman hidup. Untuk ini, sensasi (informasi dari indera) dan refleksi (operasi mental) digabungkan. Dengan demikian, dua jenis ide mendasar terbentuk:

  • Ide sederhana, lahir dari pengolahan sensasi.
  • Ide kompleks, lahir dari abstraksi dan kompleksitas ide sederhana.

Lebih lanjut di: Empirisme

Pengetahuan empiris

Pengetahuan empiris muncul langsung dari perjumpaan kita dengan realitas.

Pengetahuan empiris diperoleh melalui pengalaman dan persepsi langsung terhadap dunia, dan bukan dari prasangka, teori, atau imajinasi. Merupakan salah satu jenis ilmu yang menopang ilmu pengetahuan, dan merupakan sumbangan pemikiran modern dari doktrin empiris yang lahir pada akhir abad ke-19 di Inggris.

Pengetahuan empiris diperoleh dari pengamatan terhadap realitas dan pengolahan mental terhadap kesan-kesan tersebut. Dengan demikian, dua jenis pengetahuan empiris dapat dirumuskan:

  • Pengetahuan empiris tertentu. Ketika hal ini diterapkan pada situasi atau konteks tertentu, dan kepatuhannya tidak dapat ditegaskan dalam semua kasus yang mungkin terjadi.
  • Pengetahuan empiris kontingen. Ketika diterapkan pada situasi saat ini yang validitas atau perpanjangannya dari waktu ke waktu tidak dapat diprediksi atau dijamin.

Bagaimanapun, pengetahuan empiris murni mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Hal ini berdasarkan pengalaman. Ia muncul langsung dari perjumpaan kita dengan kenyataan, tanpa hipotesis sebelumnya.
  • Itu tergantung pada sensoriknya. Sumber informasi utamanya adalah indra, apa yang ditangkapnya dari realitas internal dan eksternal.
  • Ini bersifat subyektif. Karena tidak semua individu memandang realitas dengan cara yang sama, pengetahuan empiris mungkin berbeda-beda bergantung pada setiap orang.
  • Hal ini menular, tetapi tidak dapat diverifikasi. Karena kami tidak memiliki akses terhadap pengalaman orang lain selain bahasa, kami dapat mengetahui pengalaman orang lain tetapi kami tidak dapat memverifikasi kebenarannya.
  • Ia tidak memiliki metodenya sendiri. Mengandalkan indra dan pengalaman, ia tidak mempraktekkan metode yang telah ditentukan.

Lebih lanjut di: Pengetahuan empiris

Contoh pengetahuan empiris

Contoh pengetahuan empiris adalah:

  • Hubungan antara api dan rasa sakit yang membuat anak-anak belajar bahwa api itu membakar.
  • Kemampuan seorang ibu untuk mengetahui kapan anaknya menangis karena lapar, tidur, atau sebab lainnya.
  • Kemampuan memprediksi hujan hanya dengan melihat warna dan bentuk awan.
  • Pengetahuan yang memungkinkan kita mengenali buah mana yang beracun setelah mencobanya dan jatuh sakit.
  • Gagasan bahwa semua benda di dunia pada akhirnya akan jatuh.

Bukti empiris

Bukti empiris disebut bukti empiris atau demonstrasi, yaitu dapat diamati dan dialami secara langsung, tanpa harus mempercayai perkataan orang lain, atau teori dan asumsi.

Bukti empiris misalnya merupakan hasil suatu percobaan, dimana peneliti mengamati secara langsung apa yang terjadi dan dapat mengukurnya, mereplikasinya, dan memperbanyaknya di hadapan pihak ketiga. Konsep ini adalah kunci munculnya pengetahuan ilmiah, karena metode eksperimental terutama mencari bukti empiris yang mendukung atau menyangkal postulat dan hipotesis mereka.

Pengetahuan non-empiris

Pengetahuan non-empiris adalah cara mengetahui yang tidak bergantung pada pengalaman langsung terhadap dunia dan tidak dapat dirasakan, yaitu tidak dapat dipahami dengan menggunakan indera. Misalnya:

  • Pengetahuan agama atau mistik. Hal itu diperoleh dari tafsir-tafsir dan dogma-dogma yang menghubungkan manusia dengan ketuhanan, yaitu dengan gagasan tentang keberadaan Tuhan dan suatu tatanan yang transenden, sakral, dan tidak dapat diverifikasi.
  • Pengetahuan intuitif. Ini adalah sesuatu yang diperoleh tanpa alasan formal apa pun dan memungkinkan kita untuk mengantisipasi peristiwa yang akan terjadi, yaitu mengenali pola dan kecenderungannya dalam kenyataan, meskipun tidak dapat dijelaskan atau diteruskan kepada pihak ketiga.
  • Pengetahuan filosofis. Itu diperoleh melalui penerapan akal manusia secara abstrak, dari postulat dan penalaran yang bersifat logis atau formal yang tidak ada hubungannya dengan eksperimen langsung terhadap sesuatu.

Lanjutkan dengan: Pragmatisme

Metode Empiris

1. Observasi

Observasi adalah dasar dari pendekatan empiris. Ini melibatkan pengamatan langsung terhadap fenomena atau objek yang sedang diteliti. Observasi dapat dilakukan secara sistematis dan terstruktur untuk memastikan konsistensi dan keandalan data yang dikumpulkan.

2. Eksperimen

Eksperimen adalah metode empiris yang dirancang untuk menguji hipotesis dalam kondisi yang dikendalikan. Dengan mengubah variabel tertentu dan mengamati efeknya, ilmuwan dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan memverifikasi prediksi mereka.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam metode empiris melibatkan penggunaan instrumen atau alat yang tepat untuk mengukur fenomena yang diamati. Data yang dikumpulkan harus akurat, dapat diandalkan, dan relevan dengan pertanyaan penelitian.

4. Analisis Data

Data yang dikumpulkan melalui observasi atau eksperimen dianalisis menggunakan metode statistik atau teknik analisis lainnya untuk mengidentifikasi pola, tren, atau hubungan. Analisis ini membantu dalam menarik kesimpulan yang valid dari data empiris.

5. Verifikasi dan Replikasi

Hasil penelitian empiris harus dapat diverifikasi dan direplikasi oleh peneliti lain. Verifikasi memastikan bahwa temuan tersebut dapat diandalkan, sementara replikasi memastikan bahwa hasil yang sama dapat diperoleh dalam kondisi yang serupa.

Pentingnya Pendekatan Empiris dalam Ilmu Pengetahuan

1. Membangun Pengetahuan yang Valid

Pendekatan empiris membantu dalam membangun pengetahuan yang valid dan dapat diandalkan. Dengan mengandalkan bukti yang dapat diverifikasi, ilmuwan dapat membuat kesimpulan yang lebih akurat tentang fenomena yang diteliti.

2. Meminimalkan Bias

Metode empiris membantu meminimalkan bias dalam penelitian. Dengan mengandalkan data yang diperoleh melalui observasi dan eksperimen, peneliti dapat menghindari kesimpulan yang dipengaruhi oleh prasangka atau asumsi yang tidak teruji.

3. Memperkuat Teori dan Hipotesis

Data empiris digunakan untuk menguji dan memperkuat teori dan hipotesis. Dengan mengumpulkan bukti yang mendukung atau menolak hipotesis tertentu, ilmuwan dapat meningkatkan keandalan dan validitas teori yang ada.

4. Aplikasi Praktis

Pendekatan empiris memiliki aplikasi praktis dalam berbagai bidang, termasuk kedokteran, teknik, psikologi, dan ekonomi. Data empiris digunakan untuk mengembangkan obat baru, merancang teknologi canggih, memahami perilaku manusia, dan membuat kebijakan ekonomi yang efektif.

5. Mengatasi Tantangan Kompleks

Pendekatan empiris memungkinkan ilmuwan untuk mengatasi tantangan kompleks dengan cara yang sistematis dan berbasis bukti. Ini membantu dalam menemukan solusi yang efektif untuk masalah yang sulit dipecahkan melalui spekulasi atau teori saja.

Contoh Pendekatan Empiris

1. Penelitian Medis

Dalam penelitian medis, pendekatan empiris digunakan untuk menguji efek obat baru melalui uji klinis. Peneliti mengumpulkan data dari pasien yang menerima obat tersebut dan menganalisis hasilnya untuk menentukan efektivitas dan keamanannya.

2. Psikologi Eksperimen

Psikolog menggunakan eksperimen untuk mempelajari perilaku manusia. Misalnya, mereka dapat menguji bagaimana faktor lingkungan mempengaruhi tingkat stres dengan mengamati reaksi peserta dalam situasi yang dikendalikan.

3. Astronomi Observasional

Astronom menggunakan teleskop untuk mengamati bintang, planet, dan fenomena kosmik lainnya. Data yang dikumpulkan melalui observasi ini membantu dalam memahami struktur dan evolusi alam semesta.

Kesimpulan

Pendekatan empiris adalah dasar dari ilmu pengetahuan modern, memungkinkan kita untuk membangun pengetahuan yang valid dan dapat diandalkan melalui observasi, eksperimen, dan analisis data. Dengan menekankan pentingnya bukti yang dapat diukur dan diverifikasi, metode empiris membantu meminimalkan bias, memperkuat teori, dan menemukan solusi untuk tantangan kompleks. Pendekatan ini memiliki aplikasi luas dalam berbagai bidang dan merupakan alat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Referensi

  1. Chalmers, A. F. (2013). What Is This Thing Called Science? Hackett Publishing.
  2. Popper, K. (2005). The Logic of Scientific Discovery. Routledge.
  3. Creswell, J. W. (2013). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Sage Publications.
  4. Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T. (2002). Experimental and Quasi-Experimental Designs for Generalized Causal Inference. Houghton Mifflin.
  5. Trochim, W. M. (2006). Research Methods: The Essential Knowledge Base. Atomic Dog Publishing.
  • “Empírico, ca” dalam Kamus Bahasa Akademi Kerajaan Spanyol.
  • “Etimologi Empírico” dalam Kamus Etimologi Spanyol Online.
  • “Pengetahuan empiris” di Wikipedia.
  • “Empirisme” di Filosofía.org.
  • “Empirisme (filsafat)” dalam The Encyclopaedia Britannica.

FAQ

Apa yang Dimaksud dengan Empiris?

Empiris adalah pendekatan dalam penelitian atau pengetahuan yang berfokus pada pengamatan, pengalaman langsung, dan bukti nyata yang dapat diamati atau diukur. Pendekatan empiris menekankan pentingnya data konkret dan pengalaman praktis dalam membangun pengetahuan dan menyusun argumen yang valid.

Bagaimana Empiris Berbeda dengan Pendekatan Lain dalam Penelitian?

Empiris berbeda dengan pendekatan lain dalam penelitian seperti rasionalisme atau intuisi karena lebih menekankan pada bukti konkret yang dapat diamati atau diukur. Pendekatan empiris menekankan pentingnya pengalaman langsung dan observasi yang dapat diverifikasi secara objektif.

Mengapa Penting untuk Memiliki Pendekatan Empiris dalam Penelitian?

Pendekatan empiris penting dalam penelitian karena memberikan dasar yang kuat untuk menyusun argumen berdasarkan bukti nyata, menguji hipotesis secara obyektif, dan menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya. Dengan pendekatan empiris, peneliti dapat meminimalkan bias dan membuat kesimpulan yang didukung oleh data yang valid.

Bagaimana Cara Menggunakan Pendekatan Empiris dalam Penelitian?

Untuk menggunakan pendekatan empiris dalam penelitian, peneliti perlu mengumpulkan data yang dapat diamati atau diukur secara sistematis, melakukan analisis data dengan metode ilmiah, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti yang ditemukan. Penting juga untuk memastikan validitas dan reliabilitas data yang digunakan dalam pendekatan empiris.

Apa Hubungan Antara Empiris dan Metode Ilmiah?

Empiris adalah salah satu aspek utama dari metode ilmiah yang menekankan pada pengamatan, pengukuran, dan pengalaman langsung sebagai dasar penelitian. Dalam metode ilmiah, pendekatan empiris digunakan untuk menguji hipotesis, memvalidasi teori, dan menghasilkan pengetahuan yang dapat diandalkan.

Bagaimana Empiris Mempengaruhi Pengembangan Pengetahuan?

Empiris memainkan peran penting dalam pengembangan pengetahuan dengan memberikan landasan yang kuat untuk menguji kebenaran asumsi, memvalidasi teori, dan menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya. Melalui pendekatan empiris, pengetahuan dapat terus berkembang dan diperbarui berdasarkan bukti yang ditemukan.

Apa Tantangan yang Dihadapi dalam Menggunakan Pendekatan Empiris?

Beberapa tantangan dalam menggunakan pendekatan empiris termasuk keterbatasan dalam pengumpulan data, risiko bias dalam interpretasi data, dan kompleksitas dalam menggeneralisasi hasil penelitian. Penting untuk memperhatikan faktor-faktor ini dan memastikan validitas data dalam menggunakan pendekatan empiris.

Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Empiris?

Untuk mengembangkan keterampilan empiris, penting untuk melatih kemampuan pengamatan, analisis data, dan interpretasi bukti secara obyektif. Melakukan praktik penelitian, memperdalam pemahaman tentang metode ilmiah, dan terus mengasah kemampuan kritis dapat membantu meningkatkan keterampilan empiris seseorang.

Dengan memahami pentingnya pendekatan empiris dalam penelitian dan pengembangan pengetahuan, kita dapat menghargai peran data konkret, observasi langsung, dan bukti nyata dalam membangun pengetahuan yang valid dan dapat dipercaya. Mari terus mengembangkan keterampilan empiris untuk mendukung penelitian yang berkualitas dan inovasi yang berkelanjutan.