Gangguan pada Kelenjar Parotis: Penyebab dan Gejala Umum

Kelenjar parotis adalah sepasang kelenjar ludah terbesar yang terletak di kedua sisi wajah, tepat di depan dan sedikit di bawah telinga. Fungsinya vital dalam memproduksi air liur untuk membantu proses pencernaan dan menjaga kelembapan rongga mulut. Meskipun ukurannya kecil dan sering luput dari perhatian, kelenjar parotis bisa mengalami berbagai gangguan yang berdampak signifikan terhadap kesehatan mulut dan sistem tubuh secara keseluruhan.

Artikel ini membahas secara mendalam tentang beragam gangguan pada kelenjar parotis, penyebab-penyebab yang mendasarinya, serta gejala umum yang perlu dikenali sedini mungkin. Setiap konsep akan diperjelas dengan contoh ilustratif untuk membantu pemahaman secara nyata.

Peradangan (Parotitis): Infeksi sebagai Penyebab Umum

Salah satu gangguan paling umum pada kelenjar parotis adalah parotitis, yaitu peradangan pada jaringan kelenjar akibat infeksi bakteri atau virus. Parotitis dapat bersifat akut maupun kronis, tergantung penyebab dan respons tubuh terhadap infeksi.

Contoh ilustratif – Gondongan pada Anak Sekolah:
Bayangkan seorang anak laki-laki bernama Riko, usia 9 tahun, yang tiba-tiba mengalami pembengkakan pada kedua sisi wajahnya, terutama di area sekitar rahang dan telinga. Ia merasa sakit saat mengunyah, dan tubuhnya demam. Setelah dibawa ke dokter, Riko didiagnosis menderita gondongan (mumps), yaitu infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis. Dalam beberapa hari, pembengkakan makin parah hingga Riko kesulitan berbicara. Meskipun sembuh total setelah satu minggu, Riko harus beristirahat total dan diisolasi karena gondongan mudah menular melalui air liur.

Selain gondongan, infeksi bakteri juga bisa menyebabkan parotitis, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah atau produksi air liur yang menurun. Dalam kasus ini, pembengkakan hanya terjadi di satu sisi, dan bisa disertai dengan nanah.

Sialolitiasis: Batu Ludah dalam Saluran Parotis

Gangguan lain yang cukup umum adalah sialolitiasis, yaitu pembentukan batu ludah (sialolit) yang menyumbat saluran kelenjar parotis. Batu ini terbentuk dari pengendapan kalsium dan mineral dalam air liur, terutama ketika aliran air liur terganggu.

Contoh ilustratif – Nyeri Saat Makan pada Pria Dewasa:
Budi, seorang pria berusia 45 tahun, sering merasa nyeri tajam di pipi kanan setiap kali makan. Nyeri itu seperti datang dan pergi, terutama saat mengunyah makanan asam. Setelah diperiksa lebih lanjut, dokter menemukan adanya batu ludah kecil di saluran kelenjar parotis kanan. Batu ini menghalangi aliran air liur saat produksi meningkat, terutama saat makan. Budi kemudian menjalani prosedur sederhana untuk mengeluarkan batu tersebut, dan gejalanya pun menghilang.

Sialolitiasis tidak hanya menyakitkan, tetapi jika dibiarkan bisa menyebabkan infeksi kronis atau peradangan berulang. Oleh karena itu, penanganan tepat waktu sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan kelenjar secara permanen.

Tumor Parotis: Jinak dan Ganas

Kelenjar parotis juga dapat menjadi lokasi tumbuhnya tumor, baik yang bersifat jinak maupun ganas. Tumor jinak, seperti pleomorphic adenoma, adalah yang paling umum, sementara tumor ganas seperti karsinoma mucoepidermoid lebih jarang namun berbahaya.

Contoh ilustratif – Benjolan Tak Nyeri pada Wanita Paruh Baya:
Seorang wanita bernama Ratna, 52 tahun, menyadari adanya benjolan kecil di depan telinga kiri yang tidak nyeri dan tidak berubah selama beberapa bulan. Saat akhirnya ia memeriksakan diri, benjolan tersebut teridentifikasi sebagai pleomorphic adenoma—tumor jinak dari kelenjar parotis. Meskipun tidak menyakitkan, tumor ini harus diangkat melalui pembedahan untuk mencegah pertumbuhan yang bisa menekan saraf wajah atau berubah menjadi ganas.

Di sisi lain, tumor ganas biasanya tumbuh lebih cepat, terasa nyeri, dan kadang disertai kelumpuhan pada otot wajah. Penanganan melibatkan pembedahan yang lebih kompleks, terapi radiasi, atau bahkan kemoterapi, tergantung tingkat keganasan.

Gangguan Autoimun: Sindrom Sjögren

Dalam beberapa kasus, gangguan autoimun dapat memengaruhi kelenjar parotis, salah satunya adalah sindrom Sjögren. Ini adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar penghasil cairan, termasuk kelenjar parotis, menyebabkan pembengkakan kronis dan mulut kering.

Contoh ilustratif – Mulut Kering Kronis pada Penderita Autoimun:
Nina, seorang wanita berusia 38 tahun yang telah lama didiagnosis dengan lupus, mulai merasakan mulutnya selalu kering, bahkan ketika ia minum cukup air. Ia juga kesulitan menelan makanan kering dan sering mengalami pembengkakan pada kedua pipinya. Pemeriksaan menunjukkan bahwa ia menderita sindrom Sjögren, yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan kelenjar parotis. Kondisi ini tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol dengan obat antiinflamasi dan terapi untuk meningkatkan produksi air liur.

Penting untuk mengenali gejala seperti mulut kering, nyeri sendi, dan pembengkakan wajah berulang karena dapat mengarah pada diagnosis gangguan autoimun yang lebih luas.

Trauma dan Cedera: Efek Fisik terhadap Kelenjar Parotis

Cedera fisik juga bisa menjadi penyebab gangguan pada kelenjar parotis, baik karena benturan langsung, luka bedah, maupun komplikasi dari tindakan medis.

Contoh ilustratif – Luka Olahraga di Wajah:
Doni, seorang pemain bola basket remaja, mengalami benturan keras di wajah akibat tabrakan dengan lawan. Dalam beberapa jam, pipinya membengkak dan terasa sangat nyeri. Pemeriksaan menunjukkan bahwa benturan tersebut merusak jaringan kelenjar parotis dan menyebabkan peradangan serta hematoma lokal. Ia harus menjalani terapi kompres, antiinflamasi, dan observasi ketat untuk mencegah infeksi sekunder.

Trauma seperti ini jarang menimbulkan komplikasi jangka panjang jika ditangani segera, tetapi jika tidak, bisa menyebabkan gangguan permanen seperti gangguan saraf wajah atau terbentuknya fistula (saluran abnormal) dari kelenjar ke permukaan kulit.

Penutup

Kelenjar parotis, meskipun kecil dan tersembunyi, memainkan peran besar dalam sistem pencernaan awal dan kesehatan mulut secara umum. Gangguan pada kelenjar ini dapat bersifat ringan hingga serius, mulai dari infeksi seperti parotitis, penyumbatan akibat batu ludah, pertumbuhan tumor, gangguan autoimun, hingga cedera fisik. Gejalanya bisa berupa pembengkakan, nyeri saat makan, mulut kering, atau bahkan gangguan fungsi wajah.

Mengenali gejala secara dini dan memahami penyebabnya memungkinkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi jangka panjang. Dalam dunia medis, perhatian terhadap gejala kecil seperti bengkak di pipi atau nyeri saat mengunyah bisa menjadi awal dari pencegahan terhadap kondisi yang lebih serius. Dengan kesadaran yang baik dan pemantauan rutin, gangguan pada kelenjar parotis dapat diatasi dan dikendalikan secara efektif.