Harakiri – Konsep, tujuan dan sejarah

Harakiri – Konsep, tujuan dan sejarah

RELEVANT DATA

  • Zaman Samurai: Harakiri menjadi praktik yang umum terjadi pada zaman samurai di Jepang, terutama pada periode Edo (1603-1868).
  • Bushido: Harakiri merupakan bagian dari kode etik samurai yang disebut bushido, yang menghargai kehormatan, keberanian, dan kesetiaan.

EXPLANATION
Harakiri, atau yang juga dikenal sebagai seppuku, adalah sebuah ritual bunuh diri yang berasal dari Jepang pada zaman samurai. Praktik ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, untuk menghindari kehinaan, atau sebagai bentuk pemenuhan kewajiban moral. Harakiri melibatkan pemotongan perut dengan menggunakan pedang atau pisau.

Pada zaman samurai, harakiri dianggap sebagai tindakan yang sangat berani dan mulia. Samurai yang melakukan harakiri biasanya telah mengalami kegagalan, kehinaan, atau melanggar kode etik bushido. Mereka memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara ini sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga, tuan, atau negara mereka.

Ritual harakiri biasanya dilakukan di hadapan seorang saksi yang merupakan seorang samurai terhormat. Samurai yang akan melakukan harakiri akan membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang bersih. Mereka akan duduk dalam posisi tegak dengan pedang di samping mereka. Setelah mengucapkan pidato terakhir, samurai akan menusukkan pedang atau pisau ke perut mereka dan melakukan sayatan dari samping ke tengah.

Tujuan dari harakiri bukanlah untuk menyakiti diri sendiri secara perlahan, tetapi untuk mengakhiri hidup dengan cara yang cepat dan menghormati. Dalam beberapa kasus, seorang sekutu atau seorang samurai terhormat akan membantu dengan menghentikan penderitaan samurai yang melakukan harakiri dengan memenggal kepalanya setelah sayatan dilakukan.

Meskipun harakiri adalah praktik yang sangat terkait dengan zaman samurai, praktik ini dilarang oleh pemerintah Jepang pada akhir abad ke-19 dan dianggap sebagai tindakan yang tidak manusiawi. Saat ini, harakiri jarang terjadi dan dianggap sebagai bagian dari sejarah dan budaya Jepang.

RESOURCES

  • “Seppuku: A History of Samurai Suicide” oleh Andrew Rankin
  • “Samurai: An Illustrated History” oleh Mitsuo Kure
  • “The Nobility of Failure: Tragic Heroes in the History of Japan” oleh Ivan Morris

 

Harakiri
Harakiri, juga dikenal sebagai seppuku, adalah sebuah ritual bunuh diri yang berasal dari Jepang pada zaman samurai. Praktik ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan, untuk menghindari kehinaan, atau sebagai bentuk pemenuhan kewajiban moral. Harakiri melibatkan pemotongan perut dengan menggunakan pedang atau pisau.

digunakan keris ( tantö ) atau senjata tajam lainnya.

Apa itu harakiri?

Ini disebut harakiri atau seppuku (dalam bahasa Jepang istilah kedua lebih disukai, karena yang pertama vulgar; tetapi dalam bahasa Spanyol bentuk yang lebih disukai adalah yang pertama, terkadang dalam bahasa Spanyol: haraquiri ) untuk bentuk ritual bunuh diri yang berasal dari tradisi Jepang, dan terdiri dari penguraian, yaitu adalah pengeluaran isi perut, biasanya dengan cara sayatan memanjang pada bagian perut, dari kiri ke kanan, dengan menggunakan belati ( tantö ) atau senjata tajam lainnya.

Praktik ini memiliki nilai tradisional di Jepang kuno, sebagai bagian dari kode etik samurai (bushidö), yang mengajarkan untuk mati dengan terhormat dan terhormat daripada dikalahkan dan ditangkap oleh musuh, lalu diinterogasi dan disiksa.

Pada saat yang sama, itu adalah satu-satunya cara untuk menghilangkan kehormatan mereka yang telah melakukan tindakan tidak pantas atau mengkhianati faksi asal mereka. Faktanya, para penguasa feodal Jepang kuno dapat meminta prajurit mereka untuk melakukan ritual bunuh diri ini, sebagai bentuk eksekusi dengan tangan mereka sendiri jika mereka telah mempermalukan mereka.

Seppuku secara tradisional dilakukan setelah membersihkan tubuh secara menyeluruh, meminum sake (minuman keras beras), dan membuat puisi perpisahan ( zeppitsu ) pada kipas perang ( tessen ). Biasanya pemotongan perut dilakukan di depan satu atau lebih penonton yang, jika tangan atau tekad bunuh diri gagal, harus menyelesaikan tugas untuknya (dikenal sebagai kaishakunin ).

Pilihan untuk memikul tanggung jawab tersebut dianggap sebagai suatu kehormatan atau tanda kasih sayang atau pengakuan. Dalam beberapa kasus, istri atau bahkan budak diharapkan menemani tuannya melakukan bunuh diri, yang masing-masing dikenal sebagai jisatsu dan oibara .

Dengan nilai-nilai budaya ini, harakiri bertahan sebagai praktik hingga zaman sekarang, meskipun dilarang sebagai hukuman yudisial pada tahun 1873. Banyak tentara Jepang yang mempraktikkannya selama abad ke-19 dan ke-20, sebagai metode protes terhadap beberapa dekrit kekaisaran atau untuk melarikan diri. untuk kalah dalam Perang Dunia II. Lebih jauh lagi, penulis seperti Emilio Salgari atau Yukio Mishima memilih kematian melalui metode tradisional ini.

 

Pertanyaan Umum tentang Harakiri

1. Apa yang dimaksud dengan harakiri?

Harakiri adalah ritual bunuh diri yang berasal dari Jepang, di mana seseorang membunuh diri dengan cara membunuh diri dengan pedang atau pisau tajam. Harakiri sering kali dilakukan oleh samurai atau bangsawan Jepang untuk menghormati atau mendapatkan kembali kehormatan yang hilang.

2. Mengapa harakiri dilakukan?

Harakiri dilakukan sebagai bentuk penghormatan, penyelesaian konflik, atau untuk mendapatkan kembali kehormatan yang hilang. Dalam budaya samurai, jika seseorang dianggap telah melakukan pelanggaran yang serius atau mengalami kegagalan yang memalukan, harakiri dianggap sebagai tindakan yang terhormat untuk memperbaiki situasi tersebut.

3. Apa proses pelaksanaan harakiri?

Dalam pelaksanaan harakiri, individu yang akan melakukan bunuh diri akan duduk di atas tatami (lantai anyaman) dengan sebilah pedang atau pisau tajam di depannya. Mereka akan mempersiapkan diri secara mental dan spiritual, kemudian menusukkan pedang atau pisau ke perut mereka dan menggerakkannya secara horizontal untuk memotong perut mereka. Tindakan ini akan mengakibatkan kematian yang cepat dan menyakitkan.

4. Apakah harakiri masih dilakukan saat ini?

Tidak, harakiri tidak lagi dilakukan secara umum di Jepang saat ini. Praktik ini telah dilarang dan dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan melanggar hukum. Harakiri telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya Jepang yang berlalu.

5. Apakah ada alasan lain selain kehormatan untuk melakukan harakiri?

Meskipun kehormatan adalah alasan utama untuk melakukan harakiri dalam budaya samurai, terkadang harakiri juga dilakukan sebagai bentuk protes politik atau sebagai tindakan putus asa dalam situasi yang ekstrem. Namun, alasan-alasan ini jarang terjadi dan harakiri lebih umum terkait dengan kehormatan dan pemulihan kehormatan.

6. Apa dampak sosial dan budaya dari harakiri?

Harakiri memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah dan budaya Jepang. Ritual bunuh diri ini mencerminkan nilai-nilai kehormatan, kedisiplinan, dan pengabdian yang tinggi dalam budaya samurai. Namun, saat ini harakiri dianggap sebagai tindakan yang ekstrem dan tidak dapat diterima.

7. Apakah ada alternatif lain untuk harakiri dalam budaya Jepang?

Ya, dalam budaya Jepang, terdapat alternatif untuk harakiri yang dikenal sebagai “seppuku”. Seppuku adalah bentuk bunuh diri yang dilakukan dengan cara memotong perut, seperti harakiri, tetapi dengan bantuan seorang asisten yang akan melakukan pembunuhan untuk mengakhiri penderitaan individu tersebut.

8. Apakah harakiri terdapat dalam kebudayaan lain di dunia?

Meskipun harakiri adalah praktik yang unik untuk budaya Jepang, terdapat praktik bunuh diri yang serupa dalam beberapa kebudayaan lain di dunia. Contohnya adalah suttee di India, di mana janda membakar diri mereka sendiri di atas tumpukan kayu saat suami mereka meninggal.

9. Apa pandangan masyarakat Jepang saat ini terhadap harakiri?

Pandangan masyarakat Jepang saat ini terhadap harakiri adalah negatif. Praktik ini dianggap sebagai tindakan yang ekstrem, tidak etis, dan melanggar hukum. Harakiri dianggap sebagai bagian dari sejarah yang berlalu dan tidak dianggap sebagai solusi untuk masalah atau konflik.

10. Apakah ada film atau literatur yang mengangkat tema harakiri?

Ya, tema harakiri sering diangkat dalam beberapa film dan literatur. Contoh film yang mengangkat tema harakiri adalah “Harakiri” (1962) yang disutradarai oleh Masaki Kobayashi dan “Hara-Kiri: Death of a Samurai” (2011) yang disutradarai oleh Takashi Miike. Dalam literatur, karya seperti “Chushingura” dan “The Tale of the 47 Ronin” juga mengisahkan tentang harakiri dan nilai-nilai kehormatan dalam budaya samurai.