Historiografi – Apa itu, objek studi dan arus

Historiografi adalah studi tentang metode dan perspektif yang digunakan dalam menulis sejarah. Sejarawan tidak hanya mengumpulkan fakta, tetapi juga memilih, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi tersebut. Historiografi membantu kita memahami bahwa sejarah adalah interpretasi yang terus berkembang, dipengaruhi oleh konteks sosial, politik, dan budaya.

Historiografi adalah studi tentang cara sejarah ditulis, diinterpretasikan, dan dipahami. Ini melibatkan penelitian dan analisis terhadap metode, sumber, dan perspektif yang digunakan oleh sejarawan dalam membangun narasi sejarah. Historiografi membantu kita memahami bagaimana pandangan sejarah dapat berbeda tergantung pada konteks sosial, politik, dan budaya. Ini penting untuk memahami bahwa sejarah bukanlah fakta yang absolut, tetapi interpretasi yang terus berkembang.

Historiografi mempelajari bagaimana narasi sejarah dihasilkan selama berabad-abad.

Apa itu historiografi?

Historiografi adalah seni menulis atau meneliti sejarah melalui analisis kritis terhadap sumber-sumber sejarah, yaitu kajian ilmiah tentang sejarah. Ini adalah disiplin yang sangat penting ketika merenungkan masa lalu. Di sisi lain, apa yang dapat dianggap sebagai “meta-sejarah” disebut juga historiografi, yaitu studi tentang cara narasi dan penelitian sejarah diproduksi selama bertahun-tahun.

Meskipun catatan sejarah pertama kali muncul pada zaman kuno, historiografi sebagai disiplin ilmu khusus lahir pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, ketika kebutuhan akademis untuk memikirkan sejarah dari perspektif ilmiah diasumsikan. Hal ini memungkinkan adanya refleksi terhadap berbagai sumber dan materi sejarah, cara penafsirannya, dan cara mereka diintegrasikan ke dalam cerita yang kurang lebih resmi.

Historiografi berkontribusi pada peran sentral sejarah dalam kebudayaan kontemporer, karena merupakan ilmu yang bertugas menafsirkan masa lalu dan mengusulkan makna tertentu tentang keberadaan dan masa depan umat manusia atau bangsa.

Selama berabad-abad, ingatan kolektif masyarakat manusia disebarkan secara lisan, jauh sebelum tulisan ditemukan. Keberlangsungan cerita lisan bergantung pada pengulangannya yang terus-menerus, dan dalam prosesnya, batas antara narasi peristiwa masa lalu dan penggabungan aspek mitologis atau sastra mudah tertukar.

Gagasan tentang sejarah ini berubah secara radikal dengan munculnya tulisan, sejak mulai ada dokumen-dokumen yang dapat dibaca secara kritis oleh generasi selanjutnya. Hal ini diperkuat dengan munculnya teknologi baru dan pengetahuan ilmiah di tangan modernitas, yang tidak hanya memperluas jenis bukti sejarah (seperti fotografi, video, studi kimia, dan lain-lain), namun juga memungkinkan perumusan dari sudut pandang yang lebih objektif. lihatlah sejarah.

Poin-poin penting

    • Historiografi adalah studi kritis terhadap sumber-sumber sejarah untuk memahami masa lalu dan analisis cara-cara sejarah ditulis dan dipelajari.
    • Hal ini didasarkan pada analisis sumber, penggunaan metode penelitian dan konstruksi narasi atau penjelasan sejarah.
    • Ia didirikan sebagai disiplin ilmu khusus pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.
    • Seiring berjalannya waktu, muncullah berbagai aliran historiografi dengan pendekatan yang berbeda-beda, seperti historisisme, positivisme, materialisme sejarah, dan sejarah sosial budaya.

Lihat juga: Ilmu Faktual

Definisi Historiografi

Historiografi adalah cabang ilmu sejarah yang mempelajari cara sejarah ditulis dan dipahami. Ini melibatkan analisis karya-karya sejarah, metode penelitian, dan teori yang mendasari penulisan sejarah. Historiografi juga mencakup studi tentang bagaimana pandangan sejarawan dan konteks sosial-politik mereka mempengaruhi interpretasi sejarah.

Objek kajian historiografi

Terdapat perdebatan akademis mengenai apa sebenarnya yang menjadi objek kajian historiografi. Perspektif yang paling umum menyatakan bahwa historiografi adalah seperangkat teknik dan metode ilmiah yang berhubungan dengan analisis sumber-sumber sejarah (dokumen tertulis, peninggalan arkeologi, antara lain), dengan tujuan untuk merekonstruksi, menceritakan, menjelaskan atau memahami suatu peristiwa atau periode dari sejarah. masa lalu. Dalam pengertian ini yang menjadi objek kajian historiografi adalah sejarah, yaitu masa lalu atau aspek-aspek tertentu dari masa lalu.

Dalam perspektif yang mendefinisikan historiografi sebagai semacam “meta-history”, objek kajiannya bukanlah sejarah atau masa lalu itu sendiri, melainkan teks-teks yang ditulis tentang sejarah dan perspektif sejarah yang diterapkan sepanjang zaman. Jadi, misalnya, historiografi berkaitan dengan buku-buku yang ditulis tentang periode sejarah tertentu, dengan caranya menganalisis dokumen asli dan sumber sejarah lainnya, atau dengan berbagai aliran atau aliran historiografi yang didedikasikan untuk penafsiran sejarah.

Pendekatan dalam Historiografi

Historiografi mencakup berbagai pendekatan berbeda yang mencerminkan perkembangan pemikiran sejarah dari waktu ke waktu. Beberapa pendekatan utama dalam historiografi meliputi:

Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional sering kali berfokus pada peristiwa politik dan militer, serta tokoh-tokoh besar seperti raja, jenderal, dan pemimpin politik. Pendekatan ini cenderung deskriptif dan naratif, dengan tujuan untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu secara kronologis.

Historiografi Annales

Pendekatan Annales, yang berkembang di Prancis pada awal abad ke-20, menekankan pentingnya faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya dalam sejarah. Historiografi Annales berusaha untuk memahami struktur jangka panjang (la longue durée) dan perubahan sosial yang mempengaruhi peristiwa sejarah.

Historiografi Marxis

Historiografi Marxis menganalisis sejarah melalui lensa perjuangan kelas dan hubungan ekonomi. Sejarawan Marxis menekankan peran konflik antara kelas-kelas sosial dalam mendorong perubahan sejarah dan berfokus pada kehidupan sehari-hari serta kondisi material masyarakat.

Historiografi Poskolonial

Historiografi poskolonial mengkaji bagaimana sejarah kolonialisme dan imperialisme telah mempengaruhi masyarakat dan budaya yang dijajah. Pendekatan ini sering kali berusaha untuk mengungkap suara-suara yang terpinggirkan dan mengeksplorasi dampak jangka panjang dari dominasi kolonial.

Historiografi Feminisme

Historiografi feminisme bertujuan untuk mengungkap dan menganalisis peran perempuan dalam sejarah, serta bagaimana gender mempengaruhi pengalaman dan representasi sejarah. Pendekatan ini menyoroti kontribusi perempuan yang sering kali diabaikan dalam narasi sejarah tradisional.

Perkembangan Historiografi

Abad Kuno dan Abad Pertengahan

Pada periode ini, sejarah sering kali ditulis oleh sejarawan seperti Herodotus dan Thucydides di Yunani kuno, yang berfokus pada narasi peristiwa dan tokoh penting. Selama Abad Pertengahan, sejarah ditulis oleh para biarawan dan pendeta yang sering kali menggabungkan elemen-elemen agama dalam karya mereka.

Abad Pencerahan dan Modern

Pada abad ke-18 dan ke-19, historiografi mulai berubah dengan munculnya metode ilmiah dan pendekatan kritis terhadap sumber-sumber sejarah. Sejarawan seperti Leopold von Ranke menekankan pentingnya objektivitas dan penggunaan sumber primer.

Abad ke-20 dan Kontemporer

Historiografi kontemporer mencakup berbagai pendekatan dan metode yang lebih beragam. Sejarawan modern sering kali menggunakan pendekatan interdisipliner, menggabungkan ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk memahami kompleksitas sejarah.

Tantangan dalam Historiografi

Bias dan Interpretasi

Setiap sejarawan membawa perspektif dan bias mereka sendiri dalam penulisan sejarah. Tantangan historiografi adalah mengidentifikasi dan mengatasi bias ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang masa lalu.

Sumber dan Bukti

Ketersediaan dan keandalan sumber sejarah sering kali menjadi kendala dalam penelitian sejarah. Sejarawan harus kritis dalam mengevaluasi sumber dan bukti yang mereka gunakan.

Narasi dan Representasi

Cara sejarah diceritakan dan diinterpretasikan dapat mempengaruhi pemahaman kita tentang masa lalu. Historiografi mengeksplorasi bagaimana narasi sejarah dibangun dan bagaimana representasi ini dapat berubah dari waktu ke waktu.

Arus historiografi

Historiografi tidak selalu memahami sejarah dengan cara yang sama, dan seiring berjalannya waktu muncul arus atau perspektif yang berbeda, umumnya terkait dengan kelompok akademis, tren filosofis, atau ideologi yang lebih luas. Setiap aliran historiografi mengusulkan cara berbeda dalam memahami sejarah.

Beberapa arus historiografi utama adalah:

    • Historisisme. Tren ini merupakan ciri khas abad ke-19 dan berdirinya historiografi sebagai suatu disiplin ilmu, terutama oleh sejarawan Jerman Leopold von Ranke (1795-1886) dan para pengikutnya. Tujuannya adalah untuk mencapai objektivitas sejarah. Caranya memahami sejarah mendekati idealisme, karena ia menyatakan bahwa perubahan gagasan itulah yang membentuk sejarah manusia, dan realitas hanya dapat dipahami melalui kajian perubahan sejarah pada masyarakat dan institusi khususnya di Negara.
    • Positivisme. Gerakan ini muncul di Perancis pada abad ke-19, dipengaruhi oleh teori filsuf Auguste Comte (1798-1857) dan dikembangkan oleh sejarawan seperti Hippolyte Taine (1828-1893). Ia memahami peran sejarawan sebagai pengamat alami: obyektif, netral, tanpa campur tangan masa kini. Bagi positivisme, sejarah adalah serangkaian tahapan progresif yang harus diatasi oleh umat manusia dalam perjalanannya menuju kemajuan. Diusulkan agar tahapan-tahapan ini bersifat universal dan dapat diverifikasi secara logis berdasarkan pemeriksaan sumber-sumbernya, dan oleh karena itu kajiannya harus lebih bersifat analitis daripada naratif.
    • Materialisme sejarah. Aliran historiografi ini merupakan bagian dari warisan filosofis Marxisme, karena diilhami oleh visi sejarah yang dikemukakan oleh Karl Marx (1818-1883) dan Friedrich Engels (1820-1895). Visinya tentang sejarah tidak berfokus pada serangkaian gagasan atau pemikiran, namun pada hubungan sosial dan ekonomi yang terkait dengan sistem dan cara produksi suatu masyarakat. Jadi, menurut materialisme sejarah, yang mendorong perubahan sejarah adalah perjuangan antar kelas sosial untuk menguasai produksi.
    • Sekolah Annales. Arus ini muncul pada abad ke-20, dan namanya diambil dari majalah Perancis Annales d’histoire économique et sociale (“Annals of economic and social history”) yang didirikan pada tahun 1929 oleh Lucien Febvre (1878-1956) dan Marc Bloch (1886 ).-1944). Sebuah aliran pemikiran historiografi muncul di sekitar majalah ini yang didedikasikan untuk sejarah sosial dan membela kebutuhan untuk memahami sejarah berdasarkan pengetahuan dari disiplin ilmu lain, seperti sosiologi. Selain itu, ia lebih mengutamakan perspektif sejarah jangka panjang ( longue durée ) dibandingkan mempelajari peristiwa-peristiwa konkrit.
    • “Sejarah Baru”. Arus ini muncul pada paruh kedua abad ke-20, dipimpin oleh sejarawan generasi ketiga Sekolah Annales. Namanya dipopulerkan oleh sejarawan Perancis Pierre Nora (1931-) dan Jacques Le Goff (1924-2014), dan mengusulkan studi sejarah tentang representasi kolektif dan struktur mental masyarakat (yaitu, sejarah mentalitas). Berdasarkan hal tersebut, peran sejarawan adalah mengajukan interpretasi rasional terhadap data yang diambil dari materi sejarah. Hal ini juga berkaitan dengan apa yang disebut dengan sejarah kebudayaan atau sejarah kebudayaan.

Pentingnya sumber untuk historiografi

Sumber-sumber primer diciptakan oleh mereka yang hidup melalui peristiwa sejarah.

Sumber sejarah adalah dokumen, benda, dan kesaksian yang berkaitan dengan suatu peristiwa sejarah tertentu, yang dapat dipelajari untuk memperoleh informasi langsung (sumber primer, yang diciptakan oleh mereka yang menjalani peristiwa tersebut). atau tidak langsung (sumber sekunder, dibuat setelah peristiwa) tentang masa lalu. Sumber-sumber tersebut dapat berupa dokumen resmi atau pribadi, publikasi, karya plastik, foto, video, peninggalan arkeologi, ukiran, dan benda sehari-hari.

Sumber adalah bahan kajian utama historiografi, yaitu kumpulan karya dan penelitian, di mana informasi harus dicari untuk ditafsirkan atau dianalisis. Tanpa sumber yang tersedia, mustahil memperkirakan suatu periode dalam sejarah, karena tidak ada cara untuk mengetahui apa yang terjadi atau bagaimana hal itu terjadi. Kadang-kadang tidak ada kesaksian langsung tentang suatu peristiwa di masa lalu, tetapi penyebutannya tetap ada dalam teks sejarah lain, dan hanya dengan cara inilah sejarawan dapat mengetahui dan mempelajarinya.

Selengkapnya di: Sumber sejarah

Perbedaan antara sejarah dan historiografi

Sejarah dan historiografi adalah konsep yang berbeda, meski sangat berkaitan. Padahal, sejarah merupakan objek kajian historiografi, yaitu historiografi dikhususkan untuk mempelajari sejarah. Sejarah, pada bagiannya, adalah masa lalu dan kumpulan panjang fakta dan peristiwa yang terjadi pada umat manusia sejak zaman kuno.

Artinya sejarawan bertugas menceritakan apa yang terjadi atau membangun catatan yang kurang lebih koheren dan kredibel tentang peristiwa masa lalu melalui metode analisis sumber yang kritis. Namun, dalam pengertian historiografi sebagai “meta-sejarah”, ahli historiograf bertanggung jawab untuk mengkaji secara kritis berbagai kajian di masa lalu dan menganalisis cara memahaminya secara filosofis dan konseptual.

Kesimpulan

Historiografi adalah bidang penting dalam studi sejarah yang memungkinkan kita untuk memahami bagaimana sejarah ditulis dan diinterpretasikan. Dengan mengeksplorasi berbagai pendekatan historiografi, kita dapat melihat bagaimana pandangan dan metode sejarawan telah berkembang dari waktu ke waktu. Penelitian lebih lanjut dalam historiografi membantu kita mengkritisi dan memperkaya pemahaman kita tentang masa lalu, serta bagaimana sejarah mempengaruhi identitas dan budaya kita saat ini.