Obesitas – Konsep, penyebab, akibat dan pengobatan

Indeks Massa Tubuh (IMT): Salah satu cara untuk mengukur obesitas adalah dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Jika hasil IMT lebih dari 30, maka individu tersebut dianggap mengalami obesitas.

Obesitas

Obesitas adalah kondisi medis yang ditandai dengan penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Hal ini terjadi ketika asupan kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar oleh tubuh. Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, gangguan pernapasan, dan masalah psikologis. Penanganan obesitas melibatkan perubahan gaya hidup, termasuk pola makan sehat dan olahraga teratur.Obesitas adalah penumpukan jaringan lemak yang berlebihan di dalam tubuh.

Apa itu obesitas?

Obesitas Ini adalah penyakit kronis yang memiliki berbagai kemungkinan asal usul, terdiri dari penumpukan jaringan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Hal ini sering dianggap sebagai tingkat kelebihan berat badan yang ekstrem dan berbahaya, yang jauh melebihi batas normal penyimpanan energi melalui pelepasan lipid, dan malah membahayakan fungsi tubuh.

Masalah obesitas lebih dari sekadar penampilan fisik, karena volume massa tubuh sangat besar sehingga tubuh harus bekerja lebih keras daripada biasanya untuk bergerak atau bahkan berfungsi, karena otot harus melakukan upaya yang sangat besar (termasuk upaya jantung) dan konstan..

Selain itu, obesitas merupakan bagian dari sindrom metabolik yang akibat dan penyakit turunannya menjadikannya penyebab kematian manusia kelima di dunia. Setiap tahunnya 2,8 juta orang dewasa di dunia meninggal karena penyebab yang terkait dengan obesitas.

Oleh karena itu, meskipun secara medis dianggap sebagai kondisi individual, kemungkinan adanya pola keturunan pada obesitas telah ditentukan dan saat ini obesitas dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat di banyak negara Barat, terutama yang berkaitan dengan anak di bawah umur.

Perjuangan melawan obesitas sangatlah kompleks dan tidak memiliki solusi yang cepat, apalagi di negara-negara yang rata-rata pola makannya menyalahgunakan konsumsi lipid dan karbohidrat, terutama yang berasal dari gula olahan.

Lihat juga: Malnutrisi

Definisi Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang memiliki indeks massa tubuh (IMT) sebesar 30 atau lebih. IMT dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m²). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), obesitas adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mendesak di abad ke-21.

Jenis-jenis obesitas

Obesitas eksogen adalah akibat dari pola makan yang buruk atau tidak teratur.

Obesitas eksogen adalah akibat dari pola makan yang buruk atau tidak teratur.

Dua jenis obesitas umumnya dibedakan berdasarkan asal usulnya:

  • Obesitas eksogen. Hal ini disebabkan oleh pola makan yang buruk atau tidak teratur, ditambah dengan sedikit aktivitas fisik yang memungkinkan pembakaran kalori berlebih.
  • Obesitas endogen. Yang disebabkan oleh kelainan metabolisme yang berasal dari genetik, seperti defisiensi hormonal atau pankreas, yang selanjutnya disebabkan oleh jenis penyakit lain.

Gejala obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia telah menetapkan batasan tertentu untuk menentukan kapan lemak sederhana menjadi obesitas atau lemak tidak sehat. Untuk itu digunakan indeks massa tubuh (BMI), yaitu perbandingan kuadrat antara berat badan dan tinggi badan manusia dewasa.

Ketika indeks ini sama dengan atau lebih besar dari 30 Kg/m2, atau ketika keliling perut (tempat penumpukan lemak berlebih) melebihi 102 cm pada pria dan 88 cm pada wanita, kita akan menghadapi kasus obesitas.

Penyebab obesitas

Obesitas umumnya disebabkan oleh penyebab metabolik, seperti defisiensi hormonal (terutama pada tiroid dan gonad) yang mencegah pembakaran lemak tidak peduli seberapa banyak olahraga dan diet yang dilakukan, atau defisiensi insulin yang terkait dengan metabolisme gula.

Meskipun pola makan yang tidak teratur yang kaya akan lipid dan gula dapat membuat seseorang menjadi gemuk, bahkan hingga dianggap obesitas, kemungkinan besar obesitas tidak disebabkan oleh kelainan makan, melainkan faktor genetik.
Banyak orang yang mengalami obesitas berolahraga secara teratur dan secara obsesif mengontrol pola makannya, tanpa mampu membalikkan atau “menyembuhkan” kegemukan mereka.

1. Faktor Genetik

Genetika berperan penting dalam menentukan kerentanan seseorang terhadap obesitas. Beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk menyimpan lebih banyak lemak tubuh atau memiliki metabolisme yang lebih lambat.

2. Pola Makan yang Tidak Sehat

Konsumsi makanan tinggi kalori, lemak, dan gula, serta rendah serat dapat menyebabkan penambahan berat badan. Pola makan yang tidak seimbang, seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman manis, juga berkontribusi terhadap obesitas.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

Gaya hidup yang kurang aktif atau sedentari, di mana seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan duduk atau berbaring, dapat mengurangi jumlah kalori yang dibakar dan meningkatkan risiko obesitas.

4. Faktor Lingkungan

Lingkungan sekitar, termasuk ketersediaan makanan sehat, fasilitas olahraga, dan budaya makan, juga mempengaruhi risiko obesitas. Urbanisasi dan modernisasi sering kali dikaitkan dengan peningkatan prevalensi obesitas.

5. Faktor Psikologis

Stres, depresi, dan gangguan makan emosional dapat mempengaruhi pola makan dan aktivitas fisik, yang pada gilirannya dapat berkontribusi terhadap obesitas.

6. Faktor Medis

Beberapa kondisi medis, seperti sindrom Cushing, hipotiroidisme, dan gangguan hormonal lainnya, dapat menyebabkan penambahan berat badan. Obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi terhadap obesitas.

Konsekuensi dari obesitas

Obesitas dapat menyebabkan masalah citra diri.

Obesitas dapat menyebabkan masalah citra diri.

Obesitas mempunyai sederet dampak negatif terhadap kesehatan fisik dan psikis, seperti:

  • Pra-diabetes. Obesitas dalam banyak kasus menyebabkan glikemia dan metabolisme karbohidrat yang tidak terkontrol, yang biasanya berubah menjadi diabetes mellitus, sehingga sangat membahayakan kesehatan.
  • Risiko kardiovaskular. Jantung yang melemah karena beratnya lemak, dihadapkan dengan darah yang sangat padat (kaya kolesterol) dan dipaksa bekerja berlebihan merupakan kombinasi yang mematikan, yang menyebabkan serangan jantung, masalah iskemik (stroke, arteriosklerosis) dan penyakit jantung lainnya.
  • Masalah citra diri. Pasien obesitas biasanya mengalami masalah sosialisasi atau masalah penerimaan diri karena tekanan brutal yang diberikan masyarakat kita terhadap standar fisik dan kecantikan, yang sering kali memicu perilaku makan obsesif dan berkontribusi memperburuk kondisi.
  • Masalah turunan lainnya. Orang yang mengalami obesitas sering kali menderita apnea tidur, osteoartritis, kecenderungan terhadap beberapa jenis kanker, serta penyakit kulit dan saluran cerna.

1. Penyakit Kardiovaskular

Obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, hipertensi, dan stroke. Penumpukan lemak dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan meningkatkan tekanan darah.

2. Diabetes Tipe 2

Obesitas adalah faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Lemak tubuh yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang mengakibatkan peningkatan kadar gula darah.

3. Gangguan Pernapasan

Obesitas dapat menyebabkan gangguan pernapasan, termasuk sleep apnea, di mana pernapasan berhenti sementara saat tidur, serta memperburuk asma.

4. Gangguan Muskuloskeletal

Kelebihan berat badan memberikan tekanan ekstra pada sendi dan tulang, yang dapat menyebabkan osteoartritis dan masalah muskuloskeletal lainnya.

5. Gangguan Pencernaan

Obesitas meningkatkan risiko penyakit hati berlemak non-alkoholik, refluks gastroesofagus, dan batu empedu.

6. Kanker

Beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, kolon, dan endometrium, telah dikaitkan dengan obesitas.

7. Masalah Psikologis

Obesitas dapat menyebabkan masalah psikologis, termasuk depresi, kecemasan, dan rendahnya harga diri, akibat stigma sosial dan diskriminasi.

Pengobatan obesitas

Pengobatan obesitas pertama-tama memerlukan penentuan penyebabnya. Tidak ada prosedur sederhana untuk melawannya, dan umumnya dosis obat yang mengatasi ketidakseimbangan hormonal atau metabolisme yang mendasarinya harus dikombinasikan, bersamaan dengan perubahan gaya hidup yang signifikan, seperti pola makan yang terkontrol dan olahraga teratur.

Harus dipahami bahwa obesitas biasanya tidak diatasi dengan makan lebih sedikit atau melakukan diet ajaib, yang juga dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada tubuh yang sudah melemah.

Strategi Penanganan dan Pencegahan Obesitas

1. Perubahan Pola Makan

Mengadopsi pola makan sehat, seperti mengonsumsi lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak, serta mengurangi asupan kalori, lemak, dan gula, adalah langkah penting dalam mengatasi obesitas.

2. Peningkatan Aktivitas Fisik

Melakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan, berlari, berenang, atau bersepeda, dapat membantu membakar kalori dan meningkatkan kebugaran fisik.

3. Dukungan Psikologis

Konseling dan terapi perilaku dapat membantu individu mengatasi stres, depresi, dan gangguan makan emosional yang berkontribusi terhadap obesitas.

4. Intervensi Medis

Dalam beberapa kasus, obat-obatan atau prosedur bedah, seperti operasi bariatrik, dapat direkomendasikan untuk membantu mengurangi berat badan dan mengatasi obesitas.

5. Kampanye Kesadaran dan Pendidikan

Kampanye kesadaran dan program pendidikan tentang pentingnya pola makan sehat dan aktivitas fisik dapat membantu mencegah obesitas pada tingkat populasi.

6. Kebijakan Publik

Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam mengatasi obesitas dengan menerapkan kebijakan yang mendukung lingkungan sehat, seperti regulasi iklan makanan cepat saji, penyediaan fasilitas olahraga, dan program kesehatan masyarakat.

Kesimpulan

Obesitas adalah kondisi medis yang kompleks dengan berbagai penyebab dan dampak kesehatan yang serius. Penanganan obesitas memerlukan pendekatan multifaset yang melibatkan perubahan pola makan, peningkatan aktivitas fisik, dukungan psikologis, intervensi medis, serta kebijakan publik yang mendukung kesehatan masyarakat. Dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi prevalensi obesitas dan meningkatkan kualitas hidup individu yang terkena dampaknya.

Updated: 12/02/2025 — 03:39