Sikap: Konsep, Jenis, Unsur dan Ciri-cirinya

Sikap merujuk pada kecenderungan atau disposisi mental seseorang terhadap objek, orang, atau situasi tertentu. Sikap dapat mencakup pendapat, keyakinan, atau perasaan terhadap suatu hal. Sikap dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pengalaman, nilai-nilai, dan norma sosial yang ada dalam masyarakat.

Sikap adalah kecenderungan atau disposisi mental seseorang terhadap objek, orang, atau situasi yang mempengaruhi perilaku dan tanggapan mereka. Sikap dapat berupa pendapat, keyakinan, atau perasaan yang dipengaruhi oleh pengalaman, nilai-nilai, dan norma sosial. Sikap memiliki peran penting dalam membentuk interaksi sosial, pengambilan keputusan, dan perilaku individu.

Sikap diperoleh dan dipelajari sepanjang hidup.

Apa itu sikap?

Sikap (dari bahasa Latin actitūdo ) dapat diartikan sebagai perwujudan keadaan pikiran atau kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu.

Definisi dari penulis lain :

  • CM Judd. “Sikap adalah evaluasi yang bertahan lama terhadap berbagai aspek dunia sosial, evaluasi yang disimpan dalam ingatan.”
  • R.Jeffres. “Sikap adalah respons emosional dan mental kita terhadap keadaan hidup.”

Konsep sikap banyak digunakan dalam bidang psikologi, dimana sikap tidak dapat dianggap sebagai persoalan tertentu, melainkan harus dipahami dalam konteks sosial dan temporal.

Sikap diperoleh dan dipelajari sepanjang hidup dan memperoleh arah menuju tujuan tertentu. Hal ini membedakannya dengan karakteristik biologis, seperti tidur atau lapar.

Sikap terdiri dari tiga komponen penting:

  • Elemen perilaku. Pertama, elemen ini mengacu pada cara emosi atau pikiran diungkapkan.
  • Elemen emosional. Kedua, unsur ini mengacu pada perasaan yang dimiliki setiap orang.
  • Elemen kognitif. Terakhir, elemen ini mengacu pada apa yang dipikirkan individu.

Lihat juga: Egosentrisme

Pengertian Sikap

Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk merespons suatu objek, ide, atau situasi dengan cara tertentu. Sikap mencakup aspek kognitif (pemikiran), afektif (perasaan), dan konatif (perilaku) yang tercermin dalam tindakan dan reaksi individu terhadap berbagai stimulus. Sikap dapat bersifat positif atau negatif dan mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Jenis-jenis sikap

Sikap yang diperoleh individu dipengaruhi oleh berbagai sebab, seperti hubungan, keyakinan dan pengalaman yang dijalani sepanjang keberadaan setiap orang. Varian-varian ini mendorong individu untuk bertindak dengan cara yang berbeda dalam situasi yang sangat mirip.

Oleh karena itu, sering kali kita mendengar istilah-istilah seperti sikap positif atau sikap negatif, yang dapat menentukan berhasil tidaknya apa yang Anda coba lakukan. Di sisi lain, para ahli telah membuat klasifikasi tertentu yang menentukan jenis-jenis sikap dalam:

  • Sikap egois. Orang yang bertindak dengan sikap seperti ini ditandai dengan ketertarikannya pada kepuasan kebutuhannya sendiri tanpa tertarik pada kebutuhan orang lain. Dalam hal ini segala cara digunakan, bahkan orang lain pun dapat menjadi sarana untuk mencapai apa yang diinginkan.
  • Sikap manipulatif. Individu yang memiliki sikap-sikap tersebut biasanya memiliki ciri-ciri yang sama dengan kasus sebelumnya, berbeda dengan kenyataan bahwa mereka benar-benar menggunakan orang lain sebagai instrumen untuk memuaskan kebutuhannya sendiri, yaitu mereka secara efektif menggunakan orang lain sebagai alat.
  • Sikap altruistik. Orang yang mengambil sikap seperti ini sangat bertolak belakang dengan dua kasus yang disebutkan di atas karena mereka tidak tertarik pada keuntungan diri sendiri, tetapi kepentingan orang lain. Orang lain tidak digunakan sebagai sarana atau alat tetapi dipahami sebagai tujuan itu sendiri. Orang dengan sikap altruistik cenderung pengertian dan penuh perhatian.
  • sikap emosional. Orang yang mempunyai sikap seperti ini cenderung tertarik pada perasaan dan keadaan emosi orang lain. Seperti kasus sebelumnya, mereka tidak berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka secara eksklusif namun memperhatikan orang lain. Seringkali orang-orang ini emosional dan sensitif terhadap orang lain.

Sikap dapat diklasifikasikan berdasarkan objek yang menjadi fokus sikap tersebut. Berikut adalah beberapa jenis sikap yang umum:

1. Sikap Terhadap Diri Sendiri

Sikap ini mencakup bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri, termasuk penghargaan diri (self-esteem) dan keyakinan diri (self-confidence). Sikap positif terhadap diri sendiri penting untuk kesejahteraan emosional dan mental.

2. Sikap Terhadap Orang Lain

Sikap terhadap orang lain mencakup bagaimana seseorang berinteraksi dan merespons individu lain dalam lingkungan sosialnya. Ini termasuk sikap seperti empati, toleransi, dan respek.

3. Sikap Terhadap Objek

Sikap terhadap objek mencakup pandangan dan perasaan seseorang terhadap benda, ide, atau konsep tertentu. Contohnya adalah sikap terhadap teknologi, lingkungan, atau produk tertentu.

4. Sikap Terhadap Situasi

Sikap terhadap situasi mencerminkan bagaimana seseorang merespons kondisi atau peristiwa tertentu, seperti pekerjaan, pendidikan, atau pengalaman hidup.

Mengapa kita mengambil sikap yang berbeda?

Sikap yang ditunjukkan individu terhadap lingkungannya dan lingkungan sosial tempat ia berintegrasi, lebih dari satu kali, dapat mencerminkan fungsi yang berbeda-beda tergantung pada hasil yang ingin dicapainya.

Dengan cara ini, subjek yang bersikap hati-hati bertujuan untuk melaksanakan tugasnya dengan aman dan berusaha mengurangi margin kesalahan seminimal mungkin. Perbedaan sikap yang ditunjukkan subjek akan menentukan kecenderungan yang ingin ia lakukan.

Banyak ahli menegaskan bahwa sikap mempunyai arti penting yang tinggi dalam suatu kelompok atau bahkan masyarakat. Namun peran yang dimainkan oleh sikap individu dapat dibedakan menjadi positif atau negatif.

Selama terdapat sikap positif pada sebagian besar anggota suatu kelompok, maka dapat dikatakan mempunyai kecenderungan evolusi dan adaptasi yang efektif, karena kecenderungan setiap individu adalah positif. Ketika suatu kelompok bertemu dengan anggota yang memiliki sikap negatif, arah kelompok akan terkonsolidasi menjadi involutif dan kemungkinan kegagalan akan lebih tinggi.

Perolehan sikap bukanlah sesuatu yang bersifat bawaan, namun sebaliknya manusialah yang memperoleh dan mengadopsinya berdasarkan pengalaman hidup.

Dalam pengertian ini, benar untuk mengatakan bahwa suatu sikap diperoleh melalui pengalaman aktif dengan sesuatu yang spesifik, seperti suatu objek, suatu peristiwa, seseorang, dll. Juga akibat yang ditimbulkan sebagai respons terhadap suatu stimulus, yang dihasilkan oleh agen-agen eksternal, merupakan cara untuk memperoleh sikap.

Ciri-ciri sikap

Sikap tunduk pada berbagai karakteristik yang dapat dikenali sepenuhnya:

  • Sikap cenderung terhadap perubahan spontan dan fleksibilitas bawaan.
  • Sikap merupakan kekuatan pendorong utama dalam kaitannya dengan respon terhadap rangsangan dan perilaku yang dilakukan.
  • Sikap dapat merespons berbagai situasi, oleh karena itu sikap dikatakan dapat dipindahtangankan.
  • Sikap diperoleh melalui pengalaman dan perolehan pengetahuan dalam setiap peristiwa yang membentuk kehidupan seseorang. Dengan cara ini, sikap mempengaruhi berbagai perilaku yang diambil subjek.

Unsur sikap

Psikolog sosial, Rodríguez Aroldo, menyoroti bahwa sikap terdiri dari elemen penting yang berbeda:

  • Elemen kognitif. Keberadaan suatu sikap dilengkapi dengan keberadaan skema kognitif yang diciptakan kembali oleh subjek itu sendiri. Skema ini terdiri dari persepsi yang dapat ditangkap tentang objek yang bersangkutan, beserta keyakinan dan data yang kita miliki sebelumnya tentang objek tersebut. Elemen ini juga dapat dipahami sebagai model sikap ekspektasi terhadap nilai. Kajian yang dilakukan oleh Fishbein dan Ajzen menegaskan berdasarkan hal tersebut bahwa objek apapun yang tidak dimiliki jenis data atau informasinya tidak akan pernah mampu membangkitkan sikap dalam diri individu.
  • Elemen perilaku. Menurut Rodríguez Aroldo, unsur perilaku adalah unsur yang aktif sepanjang waktu. Lebih lanjut, ia mendefinisikannya sebagai arus sikap yang dihasilkan ketika bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu.
  • elemen emosional. Berbeda dengan unsur perilaku, unsur afektif terdiri dari perasaan-perasaan yang diungkapkan, baik positif maupun negatif, terhadap suatu objek sosial. Ini juga mewakili titik perbandingan antara keyakinan dan opini, yang selalu dicirikan oleh sisi kognitifnya.

Faktor-Faktor Pembentuk Sikap

Sikap seseorang tidak terbentuk secara instan, melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain:

1. Pengalaman Pribadi

Pengalaman yang dialami seseorang sepanjang hidupnya sangat mempengaruhi pembentukan sikap. Pengalaman positif atau negatif terhadap suatu objek atau situasi dapat membentuk sikap yang sesuai.

2. Pengaruh Sosial

Lingkungan sosial, termasuk keluarga, teman, dan kelompok sosial, sangat berperan dalam pembentukan sikap. Seseorang bisa mengadopsi sikap yang sama dengan orang-orang di sekitarnya melalui proses sosialisasi.

3. Pendidikan dan Informasi

Pengetahuan dan informasi yang diperoleh melalui pendidikan formal dan informal dapat mempengaruhi sikap seseorang. Pendidikan yang baik dapat membantu seseorang mengembangkan sikap kritis dan terbuka terhadap berbagai pandangan.

4. Nilai dan Norma

Nilai dan norma yang dianut oleh individu atau masyarakat juga mempengaruhi pembentukan sikap. Nilai-nilai ini bisa berasal dari budaya, agama, atau filosofi hidup yang dipegang teguh.

5. Media Massa

Media massa, termasuk televisi, internet, dan media sosial, memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk sikap publik terhadap berbagai isu. Informasi yang disampaikan oleh media dapat mempengaruhi pandangan dan perasaan seseorang.

Pentingnya Sikap dalam Kehidupan

Sikap memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi, sosial, maupun profesional. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sikap penting:

1. Mempengaruhi Perilaku

Sikap yang dimiliki seseorang akan tercermin dalam perilakunya. Sikap positif cenderung menghasilkan perilaku yang konstruktif dan proaktif, sementara sikap negatif dapat mengarah pada perilaku yang destruktif atau pasif.

2. Membentuk Hubungan Sosial

Sikap yang baik, seperti empati, toleransi, dan respek, membantu membangun dan memelihara hubungan sosial yang harmonis. Sebaliknya, sikap yang buruk dapat merusak hubungan dan menimbulkan konflik.

3. Mendukung Prestasi dan Produktivitas

Sikap positif terhadap pekerjaan atau tugas tertentu dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas. Individu yang memiliki sikap kerja yang baik cenderung mencapai prestasi yang lebih tinggi.

4. Mengatasi Tantangan dan Kesulitan

Sikap optimis dan resilient membantu individu mengatasi tantangan dan kesulitan dengan lebih baik. Sikap ini memungkinkan seseorang untuk melihat peluang dalam setiap masalah dan tetap bersemangat dalam menghadapi rintangan.

5. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional

Sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain berkontribusi pada kesejahteraan emosional. Individu yang memiliki sikap positif cenderung lebih bahagia dan puas dengan hidupnya.

Mengembangkan Sikap yang Baik

Mengembangkan sikap yang baik adalah proses yang membutuhkan kesadaran dan usaha. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengembangkan sikap yang baik:

1. Refleksi Diri

Melakukan refleksi diri secara rutin membantu individu mengenali sikap-sikap negatif yang perlu diubah dan mengembangkan sikap-sikap positif.

2. Mencari Teladan Positif

Mencari teladan atau panutan yang memiliki sikap yang diinginkan dapat memberikan inspirasi dan panduan dalam proses pengembangan sikap.

3. Belajar dari Pengalaman

Mengambil pelajaran dari pengalaman hidup, baik yang positif maupun negatif, dapat membantu individu mengembangkan sikap yang lebih baik.

4. Mengembangkan Empati

Mengembangkan empati dan kemampuan untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain adalah langkah penting dalam membentuk sikap yang baik terhadap orang lain.

5. Mengelola Emosi

Mengelola emosi dengan baik, seperti mengendalikan amarah dan kecemasan, membantu individu mempertahankan sikap positif dalam berbagai situasi.

Kesimpulan

Sikap adalah komponen penting yang mempengaruhi cara individu merespons dunia di sekitarnya. Pembentukan sikap dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman pribadi, pengaruh sosial, pendidikan, nilai-nilai, dan media massa. Sikap yang baik memiliki peran penting dalam membentuk perilaku positif, hubungan sosial yang harmonis, prestasi, dan kesejahteraan emosional. Oleh karena itu, mengembangkan sikap yang baik adalah langkah penting untuk mencapai kehidupan yang seimbang dan bermakna.

Updated: 07/02/2025 — 07:33