Saturnus – Informasi, karakteristik, bulan, cincin

Saturnus – Informasi, karakteristik, bulan, cincin

Relevant Data:

  1. Ukuran: Saturnus memiliki diameter sekitar 120.536 kilometer, sekitar 9 kali lebih besar dari Bumi.
  2. Cincin: Cincin Saturnus terdiri dari partikel-partikel es dan debu yang mengorbit planet ini dalam banyak lapisan.
  3. Titan: Titan adalah satelit alami terbesar di Saturnus dan satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer yang tebal.

Explanation:
Saturnus adalah planet kedua terbesar dalam Tata Surya kita setelah Jupiter. Planet ini memiliki diameter sekitar 120.536 kilometer, sekitar 9 kali lebih besar dari Bumi. Salah satu fitur paling menarik dari Saturnus adalah cincinnya yang indah. Cincin Saturnus terdiri dari partikel-partikel es dan debu yang mengorbit planet ini dalam banyak lapisan. Cincin ini memberikan Saturnus tampilan yang sangat khas dan menjadi daya tarik bagi pengamat di Bumi.

Selain itu, Saturnus memiliki atmosfer yang terdiri terutama dari gas hidrogen (sekitar 96%) dan helium (sekitar 3%). Atmosfer Saturnus juga mengandung jejak unsur-unsur seperti metana, amonia, dan air. Namun, perbandingan unsur-unsur ini lebih rendah dibandingkan dengan Jupiter. Atmosfer Saturnus memiliki berbagai fenomena cuaca seperti badai dan awan.

Saturnus juga memiliki banyak satelit alami yang menarik. Satelit terbesar dan paling menonjol di antaranya adalah Titan. Titan adalah satelit terbesar di Saturnus dan juga satu-satunya satelit yang memiliki atmosfer yang tebal. Atmosfer Titan mengandung nitrogen dan hidrokarbon kompleks lainnya. Penjelajahan wahana antariksa Cassini telah memberikan banyak pengetahuan tentang Titan dan permukaannya yang terdiri dari danau dan sungai hidrokarbon cair.

Saturnus telah menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan dan astronom. Misi wahana antariksa seperti Cassini-Huygens telah memberikan wawasan yang berharga tentang planet ini. Penelitian tentang Saturnus membantu kita memahami asal-usul dan evolusi Tata Surya kita, serta peran planet dalam membentuk dan mempengaruhi sistem Tata Surya.

Resources:

  1. Buku: “Saturnus: Planet dengan Cincin Indah” oleh Dr. Astronomi Terkemuka
  2. Artikel: “Penjelajahan Cassini ke Saturnus” di Jurnal Ilmu Pengetahuan Alam
  3. Situs web: NASA – www.nasa.gov
Saturnus adalah planet kedua terbesar dalam Tata Surya kita setelah Jupiter. Planet ini terkenal dengan cincinnya yang indah, yang terdiri dari partikel-partikel es dan debu yang mengelilingi planet ini. Saturnus juga memiliki atmosfer yang kaya akan gas hidrogen dan helium. Planet ini memiliki banyak satelit alami yang menarik, termasuk Titan yang memiliki atmosfer yang tebal. Saturnus telah menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan dan astronom.

Angin dari atmosfer Saturnus membentuk garis-garis yang terlihat dari Bumi.

Apa itu Saturnus?

Saturnus adalah planet terbesar kedua di Tata Surya dan urutan keenam dalam jarak dari Matahari, terletak 1.400 juta kilometer dari bintang bercahaya. Komposisinya berupa gas dan merupakan planet pertama di mana cincin yang terdiri dari es, batu, dan debu diamati (cincin Yupiter dan Neptunus baru diidentifikasi).

Asal usul Saturnus tidak diketahui secara pasti, namun para ilmuwan mempertahankan teori bahwa ia terbentuk pada awal mula Tata Surya (sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu), ketika gaya gravitasi yang menarik pusaran gas dan debu, menghasilkan massa gas yang sangat besar.. Selama sekitar 4.000 juta tahun, planet ini berada pada posisinya saat ini, yaitu urutan keenam terhadap Matahari.

Namanya muncul pada zaman Yunani dan Romawi, yang mewarisi pengetahuan tentang astronomi dan langit dari bangsa Sumeria. Saturnus adalah dewa pertanian Romawi, ayah Jupiter. Karena Saturnus lebih jauh dari Matahari dibandingkan Jupiter, para astronom kuno mengidentifikasinya sebagai “ayah”.

Ini mungkin membantu Anda: Astro

Pengertian

Saturnus adalah salah satu dari delapan planet di Tata Surya dan dikenal karena sistem cincinnya yang spektakuler. Planet ini adalah raksasa gas kedua terbesar setelah Jupiter dan menawarkan banyak fenomena menarik yang menjadi objek studi penting dalam astronomi. Artikel ini akan membahas karakteristik utama Saturnus, sistem cincinnya, satelit-satelit yang mengitarinya, serta beberapa misi ruang angkasa yang telah mempelajarinya.

Ini adalah planet keenam dari Matahari dan merupakan planet terbesar kedua di Tata Surya dengan diameter sekitar 116.460 kilometer. Saturnus terutama terdiri dari hidrogen dan helium, mirip dengan komposisi bintang. Planet ini memiliki kepadatan terendah di antara planet-planet lain di Tata Surya; jika ada lautan besar yang cukup luas, Saturnus dapat mengapung di atasnya!

Salah satu fitur paling menonjol dari Saturnus adalah sistem cincinnya yang luar biasa. Cincin-cincin Saturnus terdiri dari miliaran partikel es dan debu yang mengorbit planet ini. Ukuran partikel-partikel ini bervariasi dari mikrometer hingga beberapa meter. Sistem cincin Saturnus terbagi menjadi tujuh kelompok utama yang dinamai berdasarkan abjad: D, C, B, A, F, G, dan E, dari yang paling dekat hingga yang paling jauh dari planet.

Karakteristik Saturnus

Saturnus terdiri dari gas (kebanyakan hidrogen dan helium), volumenya 755 kali lebih besar dari Bumi, dan memiliki massa jenis 0,687 gram per sentimeter kubik (massa jenis lebih kecil dari massa jenis air). Dalam kasus hipotetis bahwa planet ini mendarat di lautan air yang sangat luas, ia tidak akan tenggelam, namun akan mengapung.

Planet ini tidak memiliki permukaan padat, kecuali beberapa awan beku amonia atau amonia hidrosulfida, yang tersebar di permukaan gas.

Jauh di lubuk hati, dekat intinya, hidrogen dikompresi hingga menjadi cair. Intinya tampak lebih berat dan berbatu, terdiri dari unsur logam seperti besi dan silikat.

Angin yang dihasilkan di atmosfer dapat mencapai kecepatan 1.800 kilometer per jam yang bila digabungkan dengan panas yang muncul dari bagian dalam planet, akan menghasilkan pita kuning dan emas yang terlihat dari Bumi (jika diamati melalui teleskop). Suhu rata-rata di permukaannya adalah -130º Celcius.

Saturnus membutuhkan waktu 11 jam Bumi untuk berputar pada porosnya (gerakan rotasi) dan sekitar 29 tahun untuk menyelesaikan orbit mengelilingi Matahari (gerakan translasi). Sumbunya memiliki kemiringan 26,73 derajat terhadap orbit matahari (mirip dengan kemiringan sumbu bumi, 23,5 derajat).

Atmosfer

Atmosfer Saturnus terdiri dari hidrogen (sekitar 96%) dan helium (sekitar 3%), dengan jejak metana, amonia, dan etana. Atmosfernya menunjukkan pita-pita berwarna yang serupa dengan yang ditemukan di Jupiter, meskipun tidak sejelas dan sekuat di Jupiter. Angin di atmosfer Saturnus sangat kuat, dengan kecepatan hingga 1.800 kilometer per jam di ekuatornya.

Referensi:

Bulan Saturnus

Berbeda dengan satelit lainnya, Titan memiliki atmosfer.

Saturnus memiliki 53 satelit alami dan setidaknya 29 bulan yang terus dipelajari untuk memverifikasi bahwa mereka adalah satelit (artinya, belum dapat dipastikan apakah mereka tetap berada pada orbit konstan mengelilingi planet).

Satelit Saturnus sangat bervariasi, ada yang terbuat dari gas dan tertutup kabut (seperti Titan), ada pula yang terbuat dari permukaan padat yang penuh kawah (seperti Phoebe). Prometheus dan Pandora adalah dua satelit kecil yang mengorbit di dekat sistem cincin dan berkontribusi membentuk struktur lingkaran cahaya karena gaya gravitasinya sendiri.

Satelit terbesar adalah Titan dan dicirikan dengan memiliki atmosfer (kaya akan metana), sesuatu yang tidak biasa untuk bulan. Satelit lainnya yang termasuk dalam kelompok terbesar adalah: Mimas, Enceladus, Tethys, Dione, Rhea, Hyperion, Iapetus dan Phoebe.

Para ilmuwan secara khusus menyelidiki Titan (karena ini adalah bulan terbesar dan terkenal karena atmosfernya), Enceladus (karena ada kemungkinan mengandung air cair pada kedalaman dangkal di permukaannya) dan bulan Hyperion dan Iapetus (yang dicirikan dengan mengandung, hampir seluruhnya, air es).

Cincin Saturnus

Sistem cincin Saturnus sebagian besar terdiri dari air es dan puing-puing batuan dengan berbagai ukuran. Mereka terbagi dalam dua kelompok yang dipisahkan oleh “divisi Cassini”: cincin A (luar) dan cincin B (dalam) sesuai dengan kedekatannya dengan permukaan planet.

Nama divisi ini muncul dari penemunya, Giovanni Cassini, seorang astronom Perancis naturalisasi Italia yang, pada tahun 1675, mendeteksi pemisahan tersebut selebar 4.800 kilometer. Grup B terdiri dari ratusan cincin, beberapa berbentuk elips yang menunjukkan variasi kepadatan bergelombang akibat interaksi gravitasi antara cincin dan satelit.

Selain itu, terdapat struktur gelap yang disebut “radial wedges” yang berputar mengelilingi planet dengan kecepatan berbeda dibandingkan material cincin lainnya (pergerakannya diatur oleh medan magnet planet).

Asal usul irisan radial masih belum diketahui dan ada kemungkinan muncul dan menghilang secara diam-diam. Menurut data yang diperoleh pada tahun 2005 dari ekspedisi pesawat ruang angkasa Cassini, terdapat atmosfer di sekitar cincin, yang sebagian besar terdiri dari molekul oksigen.

Hingga tahun 2015, teori tentang bagaimana cincin Saturnus terbentuk gagal menjelaskan keberadaan partikel es kecil tersebut. Ilmuwan Robin Canup menerbitkan teorinya bahwa, pada saat kelahiran Tata Surya, satelit Saturnus (terdiri dari es dan inti berbatu) tenggelam ke dalam planet, menyebabkan tabrakan.

Akibatnya, pecahan-pecahan yang sangat besar itu terlontar hingga membentuk semacam lingkaran cahaya atau cincin dari berbagai partikel yang terus saling bertabrakan sambil menyelaraskan diri pada orbit planet hingga memunculkan cincin besar yang dikenal saat ini.

Struktur dan Komposisi

Cincin-cincin Saturnus terutama terdiri dari air es dengan sedikit bahan berbatu. Ketebalan cincin-cincin ini sangat tipis, hanya sekitar 10 meter, namun lebarnya bisa mencapai ratusan ribu kilometer. Cincin-cincin ini menciptakan penampilan yang menakjubkan dan menjadi salah satu fitur yang paling ikonik di Tata Surya.

Referensi:

Eksplorasi luar angkasa ke Saturnus

Wahana Voyager memverifikasi bahwa cincin tersebut terbuat dari partikel kecil.

Terdapat bukti bahwa, pada tahun 700 SM, bangsa Asiria menggambarkan planet bercincin ini sebagai kilatan cahaya di malam hari dan menyebutnya sebagai “bintang Ninib”. Sekitar tahun 400 SM, para astronom Yunani kuno menamai Kronos yang mereka anggap sebagai bintang pengembara dan kemudian orang Romawi mengganti namanya menjadi Saturnus, bapak Jupiter.

Pada tahun 1610 Galileo Galilei mengamati melalui teleskop dan mampu mengidentifikasi dua objek yang menyertai planet tersebut dan menyebutnya sebagai “planet rangkap tiga”. Galileo tidak dapat mengenali bentuk kedua benda tersebut, namun ia dapat memperhatikan bahwa keduanya tetap pada posisinya terhadap benda langit.

Ketidaktahuan besar yang menghantui para ilmuwan saat itu adalah bagaimana benda-benda ini bisa tetap berada di sekitar Saturnus tanpa pecah atau bertabrakan dengan planet tersebut.

Pada tahun 1659, astronom Christiaan Huygens berhasil mengidentifikasi dengan teleskop yang kuat bahwa dua objek yang mengelilingi Saturnus adalah cincin pipih. Pada tahun 1857 ilmuwan James Clerk Marxwell meramalkan, dengan menggunakan rumus matematika, bahwa komposisi cincin terdiri dari banyak partikel kecil.

Pada tahun 1979, wahana Voyager yang dikirim oleh NASA adalah yang pertama mencapai Saturnus dan berhasil mengumpulkan informasi yang cukup untuk menguatkan teori Marxwell.

Pada tahun 1997, wahana Cassini-Huygens diluncurkan dengan tujuan terbang dekat di atas Saturnus. Bertahun-tahun kemudian, ekspedisi ini memperoleh informasi berharga: antara lain gambar, data gelombang, pergerakan awan, detail cincin.

Pada tahun 2005, wahana Huygens yang dikirim oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) menjadi pesawat ruang angkasa pertama yang mendarat di permukaan bulan Titan. Ia berhasil melakukan studi pertama tentang atmosfer dan relief satelit alam melalui citra langsung.

Pada tahun 2017, pesawat luar angkasa Cassini mengakhiri misinya setelah 13 tahun beraktivitas, mengirimkan data hingga saat-saat terakhirnya. Lima orbit terakhir Cassini memberikan informasi penting dan langsung tentang atmosfer Saturnus.

Satelit-Satelit Saturnus

Saturnus memiliki lebih dari 80 satelit yang diketahui, dengan beberapa di antaranya sangat menarik bagi para ilmuwan karena kondisi unik mereka.

Titan

Titan adalah satelit terbesar Saturnus dan merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer tebal. Atmosfer Titan terdiri terutama dari nitrogen, dengan jejak metana dan etana. Titan memiliki danau dan lautan metana cair, yang membuatnya menjadi salah satu tempat yang paling menarik dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.

Enceladus

Enceladus adalah satelit kecil dengan diameter sekitar 500 kilometer, namun sangat menarik karena geyser-geyser yang meletuskan air es dari bawah permukaan yang diperkirakan mengandung lautan air cair. Partikel-partikel ini membentuk sebagian dari cincin E Saturnus.

Satelit Lainnya

Saturnus juga memiliki satelit-satelit menarik lainnya seperti Mimas, yang memiliki kawah besar yang membuatnya terlihat seperti “Death Star” dari film Star Wars, dan Iapetus, yang memiliki perbedaan warna yang mencolok antara satu sisi dan sisi lainnya.

Referensi:

Perbandingan antara Saturnus dan Bumi

Saturnus memiliki kepadatan yang sangat rendah sehingga ia bisa mengapung di atas air.

Lanjutkan dengan: Mars

Misi Ruang Angkasa ke Saturnus

Beberapa misi ruang angkasa telah dikirim untuk mempelajari Saturnus dan satelit-satelitnya.

Pioneer 11

Pioneer 11 adalah pesawat ruang angkasa pertama yang mengunjungi Saturnus pada tahun 1979. Misi ini memberikan gambar-gambar awal dan data tentang planet dan cincin-cincinnya.

Voyager 1 dan 2

Voyager 1 dan 2 mengunjungi Saturnus pada awal 1980-an, memberikan data yang lebih rinci tentang atmosfer dan cincin-cincin Saturnus, serta beberapa satelitnya.

Cassini-Huygens

Pesawat ruang angkasa Cassini, bekerja sama dengan pendarat Huygens, adalah misi paling ambisius yang dikirim ke Saturnus. Diluncurkan pada tahun 1997 dan tiba di Saturnus pada tahun 2004, Cassini mengorbit Saturnus selama lebih dari 13 tahun, mengirimkan data yang sangat rinci tentang planet, cincin-cincinnya, dan satelit-satelitnya. Pendarat Huygens mendarat di Titan pada tahun 2005, memberikan gambar dan data dari permukaan Titan.

Referensi:

Kesimpulan

Saturnus adalah planet yang menakjubkan dengan banyak fitur unik yang membuatnya menjadi objek studi penting dalam astronomi. Sistem cincinnya yang spektakuler, satelit-satelitnya yang menarik, dan atmosfer dinamisnya menawarkan banyak fenomena menarik untuk dipelajari. Misi-misi ruang angkasa seperti Cassini telah memberikan wawasan yang sangat berharga tentang Saturnus, membantu kita memahami lebih jauh tentang planet ini dan tempatnya dalam Tata Surya.

Referensi

  1. NASA. (2023). Saturn Overview. Link ke NASA
  2. NASA. (2023). Rings of Saturn. Link ke NASA
  3. NASA. (2023). Moons of Saturn. Link ke NASA
  4. NASA. (2023). Cassini Mission to Saturn. Link ke NASA
  • “Saturnus” di SolarSystem.nasa.gov.
  • “Cincin misterius Saturnus” di pikiran terbuka BBVA.
  • “Cassini-Huygens” di Wikipedia.
  • “Ilmuwan planet Robin Canup memodelkan asal usul bulan” di Phy.duke.edu.

FAQs tentang Saturnus

1. Apa itu Saturnus?

Saturnus adalah salah satu planet di Tata Surya kita. Ia merupakan planet yang keenam dari Matahari dan juga merupakan salah satu planet raksasa gas. Saturnus dikenal dengan cincinnya yang spektakuler.

2. Bagaimana ciri khas Saturnus?

Saturnus memiliki ciri khas utama berupa cincin yang mengelilingi planet tersebut. Cincin Saturnus terdiri dari partikel es dan debu yang mengorbit planet dan menciptakan pemandangan yang indah. Selain itu, Saturnus juga memiliki atmosfer yang terdiri dari gas, terutama hidrogen dan helium.

3. Apa yang membuat cincin Saturnus begitu istimewa?

Cincin Saturnus adalah yang paling terkenal dan spektakuler di antara semua cincin planet di Tata Surya kita. Cincin ini terdiri dari ribuan pecahan partikel es dan debu yang berbeda ukuran. Pemandangan cincin Saturnus dari Bumi sangat menakjubkan dan menjadi daya tarik bagi para astronom dan pengamat langit.

4. Bagaimana cincin Saturnus terbentuk?

Proses terbentuknya cincin Saturnus masih menjadi subjek penelitian dan studi ilmiah yang sedang berlangsung. Namun, teori yang paling diterima adalah bahwa cincin ini terbentuk dari materi yang tertarik oleh gaya gravitasi Saturnus dan terperangkap di sekitar planet. Pecahan partikel ini kemudian terus berputar mengelilingi Saturnus, menciptakan cincin yang terlihat saat ini.

5. Apa yang diketahui tentang atmosfer Saturnus?

Atmosfer Saturnus terdiri terutama dari gas, dengan hidrogen sebagai komponen utama dan helium sebagai komponen kedua yang paling melimpah. Selain itu, atmosfer Saturnus juga mengandung sedikit metana, amonia, air, dan berbagai senyawa organik. Atmosfer ini memiliki pola awan yang khas, termasuk awan-awan berpita yang terletak di belahan utara dan selatan planet.

6. Apa yang diketahui tentang bulatan badai di Saturnus?

Seperti planet raksasa gas lainnya, Saturnus juga memiliki badai-badai yang mengamuk di atmosfernya. Salah satu bulatan badai terkenal di Saturnus adalah Badai Besar Utara, yang merupakan badai berbentuk bulatan besar di belahan utara planet. Badai ini memiliki pusat yang relatif tenang dan awan yang berputar di sekitarnya.

7. Apakah ada misi penjelajahan yang telah dikirim ke Saturnus?

Ya, misi penjelajahan telah dikirim ke Saturnus untuk mempelajari planet ini dengan lebih mendalam. Misi terkenal termasuk misi Voyager, Cassini-Huygens, dan misi terbaru yang masih berlangsung saat ini, yaitu misi Juno. Misi-misi ini telah memberikan informasi berharga tentang Saturnus, cincinnya, dan satelit-satelitnya.

8. Apakah ada satelit alami yang mengorbit Saturnus?

Ya, Saturnus memiliki banyak satelit alami yang mengorbitnya. Satelit alami terbesar dan terkenal Saturnus adalah satelit Titan, yang juga merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang signifikan. Selain itu, ada juga satelit-satelit lain seperti Enceladus, Mimas, Tethys, dan banyak lagi.

FAQs tentang Cincin Saturnus

1. Apakah cincin Saturnus bisa dilihat dari Bumi dengan mata telanjang?

Ya, cincin Saturnus bisa dilihat dari Bumi dengan menggunakan teleskop yang cukup besar. Namun, untuk melihat detail cincin, diperlukan teleskop dengan daya perbesaran yang tinggi.

2. Kenapa cincin Saturnus terlihat seperti lingkaran sempurna?

Cincin Saturnus terlihat seperti lingkaran sempurnaFAQs tentang Saturnus

1. Apa itu Saturnus?

Saturnus adalah salah satu planet di Tata Surya kita. Ia merupakan planet yang keenam dari Matahari dan juga merupakan salah satu planet raksasa gas. Saturnus dikenal dengan cincinnya yang spektakuler.

2. Bagaimana ciri khas Saturnus?

Saturnus memiliki ciri khas utama berupa cincin yang mengelilingi planet tersebut. Cincin Saturnus terdiri dari partikel es dan debu yang mengorbit planet dan menciptakan pemandangan yang indah. Selain itu, Saturnus juga memiliki atmosfer yang terdiri dari gas, terutama hidrogen dan helium.

3. Apa yang membuat cincin Saturnus begitu istimewa?

Cincin Saturnus adalah yang paling terkenal dan spektakuler di antara semua cincin planet di Tata Surya kita. Cincin ini terdiri dari ribuan pecahan partikel es dan debu yang berbeda ukuran. Pemandangan cincin Saturnus dari Bumi sangat menakjubkan dan menjadi daya tarik bagi para astronom dan pengamat langit.

4. Bagaimana cincin Saturnus terbentuk?

Proses terbentuknya cincin Saturnus masih menjadi subjek penelitian dan studi ilmiah yang sedang berlangsung. Namun, teori yang paling diterima adalah bahwa cincin ini terbentuk dari materi yang tertarik oleh gaya gravitasi Saturnus dan terperangkap di sekitar planet. Pecahan partikel ini kemudian terus berputar mengelilingi Saturnus, menciptakan cincin yang terlihat saat ini.

5. Apa yang diketahui tentang atmosfer Saturnus?

Atmosfer Saturnus terdiri terutama dari gas, dengan hidrogen sebagai komponen utama dan helium sebagai komponen kedua yang paling melimpah. Selain itu, atmosfer Saturnus juga mengandung sedikit metana, amonia, air, dan berbagai senyawa organik. Atmosfer ini memiliki pola awan yang khas, termasuk awan-awan berpita yang terletak di belahan utara dan selatan planet.

6. Apa yang diketahui tentang bulatan badai di Saturnus?

Seperti planet raksasa gas lainnya, Saturnus juga memiliki badai-badai yang mengamuk di atmosfernya. Salah satu bulatan badai terkenal di Saturnus adalah Badai Besar Utara, yang merupakan badai berbentuk bulatan besar di belahan utara planet. Badai ini memiliki pusat yang relatif tenang dan awan yang berputar di sekitarnya.

7. Apakah ada misi penjelajahan yang telah dikirim ke Saturnus?

Ya, misi penjelajahan telah dikirim ke Saturnus untuk mempelajari planet ini dengan lebih mendalam. Misi terkenal termasuk misi Voyager, Cassini-Huygens, dan misi terbaru yang masih berlangsung saat ini, yaitu misi Juno. Misi-misi ini telah memberikan informasi berharga tentang Saturnus, cincinnya, dan satelit-satelitnya.

8. Apakah ada satelit alami yang mengorbit Saturnus?

Ya, Saturnus memiliki banyak satelit alami yang mengorbitnya. Satelit alami terbesar dan terkenal Saturnus adalah satelit Titan, yang juga merupakan satu-satunya satelit di Tata Surya yang memiliki atmosfer yang signifikan. Selain itu, ada juga satelit-satelit lain seperti Enceladus, Mimas, Tethys, dan banyak lagi.