Apakah Menghitung Domba Menidurkan Seseorang?

Ketika mengalami kesulitan tidur, orang-orang di seluruh dunia memiliki solusi untuk tertidur. Beberapa bersumpah demi segelas susu sementara yang lain menghitung domba. Bagi Anda yang belum terbiasa dengan metode menghitung domba, ketahuilah bahwa metode ini tidak membutuhkan domba asli. Ini adalah latihan mental yang digunakan di beberapa budaya untuk membuat Anda tertidur.

Dalam sebagian besar versi alat bantu tidur domba, orang-orang disuruh membayangkan aliran domba putih yang tak ada habisnya melompati pagar, menghitung masing-masing saat mereka pergi. Teori di balik latihan menghitung domba adalah bahwa sifat visualisasi yang sederhana, ritmis, dan berulang membantu orang tidur. Tetapi apakah menghitung domba benar-benar membuat seseorang tertidur?

Frederic Cirou / Koleksi PhotoAlto Agency RF / Getty Images

Menghitung Domba untuk Tertidur

Mereka yang merenungkan pertanyaan itu tidak sendirian. Faktanya, untuk menjawab pertanyaan apakah menghitung domba akan membantu penderita insomnia tertidur lebih cepat, para peneliti di Universitas Oxford menemukan orang-orang yang sulit tidur dan memantau mereka saat mereka mencoba salah satu dari tiga teknik berbeda. Salah satu tekniknya adalah menghitung domba.

Studi Menghitung Tidur Domba

Studi Universitas Oxford tahun 2002 membagi 41 penderita insomnia menjadi tiga kelompok acak. Satu kelompok diminta untuk memvisualisasikan pemandangan yang menenangkan dan hening seperti air terjun ketika mencoba untuk tertidur. Kelompok lain diminta untuk menjalani rutinitas normal mereka, sebuah praktik yang akan bertindak sebagai kelompok kontrol penelitian. Kelompok terakhir diminta menghitung domba imajiner sambil melompati pagar satu per satu.

Hasil dan Teori Studi Tidur

Para peneliti menemukan bahwa kelompok pertama yang membayangkan pemandangan tenang tidur sekitar 20 menit lebih cepat daripada yang mereka lakukan pada malam non-eksperimental lainnya, sedangkan penderita insomnia pada kelompok yang harus menghitung domba membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk tertidur . Meskipun tidak ada alasan yang teruji untuk perbedaan ini, para peneliti memiliki banyak teori.

Pertama, para peneliti percaya bahwa tindakan memvisualisasikan adegan yang tenang, tetapi menarik membutuhkan lebih banyak energi mental daripada menghitung domba imajiner berulang kali. Peningkatan pengeluaran energi mental dari pemandangan yang divisualisasikan mungkin telah membantu mendorong tidur lebih cepat.

Teori lain adalah bahwa metode adegan tenang mungkin lebih mudah digunakan karena secara objektif merupakan aktivitas visualisasi yang lebih menarik. Pada akhirnya, menghitung domba mungkin terlalu membosankan untuk dilakukan dalam waktu yang lama. Bayangkan menghitung sampai domba ke-200!

Para peneliti juga berteori bahwa tindakan menghitung domba juga dapat menambah kecemasan bagi sebagian orang, membuat tidur menjadi jauh lebih sulit. Meski ukuran sampel penelitian ini memang kecil, hasilnya tentu saja masih mempertanyakan metode tidur yang umum ini.

Bagaimana Sebenarnya Tertidur

Meskipun menghitung domba telah menjadi simbol yang tersebar luas untuk insomnia dan tidur dalam budaya Barat, hal itu tampaknya hanya menjadi mitos bagi kebanyakan orang. Jika Anda memiliki pengalaman yang sama dengan peserta penelitian, menghitung domba tidak benar-benar membuat Anda tertidur,

1 Sumber Verywell Health hanya menggunakan sumber berkualitas tinggi, termasuk studi peer-review, untuk mendukung fakta dalam artikel kami. Baca proses editorial kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara kami memeriksa fakta dan menjaga agar konten kami tetap akurat, andal, dan tepercaya.

  1. Harvey AG, Payne S. Pengelolaan pikiran pra-tidur yang tidak diinginkan dalam insomnia: gangguan dengan citra versus gangguan umum. Penelitian dan Terapi Perilaku . 2002;40(3):267-277. doi: 10.1016/S0005-7967(01)00012-2

Bacaan Tambahan

  • Harvey, Allison G., dan Suzanna Payne. 2002. “Pengelolaan pikiran pra-tidur yang tidak diinginkan dalam insomnia: gangguan dengan citra versus gangguan umum.” Penelitian dan Terapi Perilaku. 40 (3): 267-277.

Oleh Mark Stibich, PhD
Mark Stibich, PhD, FIDSA, adalah pakar perubahan perilaku dengan pengalaman membantu individu melakukan perbaikan gaya hidup yang langgeng.

Lihat Proses Editorial Kami Temui Dewan Pakar Medis Kami Bagikan Umpan Balik Apakah halaman ini membantu? Terima kasih atas umpan balik Anda! Apa tanggapan Anda? Lainnya Bermanfaat Laporkan Kesalahan

Updated: 11/12/2025 — 15:20